Setelah dari awal kita meraba raba kesederhanaan dengan sikap terhadap Kekayaan dan Kemewahan, juga kepelbagaian, keberlebihan, kita juga bisa belajar dari khasanah kata dan makna bahasa tertentu. Mengangkat salah satu buah budaya Jawa yang menasehatkan kesederhanaan itu bisa dipilih kata kata ini :
Sikap "lugu, lugas, legawa," artinya : tanpa basa-basi (lugu), tanpa asesori, tanpa hiasan (lugas) dan itu membuat hati orang ikhlas (legawa). Nasehat kesederhanaan ini semakin nampak menjadi suatu nesehat dalam hidup keseharian yang luas.Â
Nasehat itu nasehat untuk sebuah pola berfikir.Nasehat kesederhanaan sebagai pola pikir ini membutuhkan suatu sikap (tadi disebut:) Ikhlas (legawa), dan untuk itu juga bijaksana, dan untuk itu perlu Cerdas, memilih prioritas. Pengembangan Pola Pikir ini harus pulang kembali pada Kesederhannan yang lugu lugas dengan pilihan perhatian yang dari bahasa lain saya memilih: Â Fokus.
Ada peribahasa Jerman yang kurang lebih mengatakan : Barang siapa memulai terlalu banyak, akan menyelesaikan sedikit. Dan mau hidup lebih baik itu tidak cukup hanya dengan membuat lebih cepat, atau menambah kecepatan, tetapi lebih baik dipikirkan tentang kedalaman. Intensitas kekuatan perhatian serta kemauan menjadi hidup penuh semangat perjuangan. Bagaimana kita selalu menjadi cemburu terhadap kebaikan dan prestasi tanpa kehilangan arah identitas diri.Â
Mary Carlomagno, seorang penulis, dan pemilik pemimpin lembaga konsultan hidup perkotaan di New Jersey  menulis di salah satu bukunya : "Langkah menuju pencerahan bukan suatu perjalanan rombongan, tetapi itu ada diantara anda dan Tuhan.Â
Itu berarti anda harus masuk kedalam. Menarik diri dari pemandangan keluar, dan semakin anda bisa memusatkan perhatian disitu akan lebih mudah mendapatkan pencerahan". Itulah inti pola pikir yang fokus menurut dia. Meskipun begitu sebagai catatan ekor, perlu juga  kita untuk mempertanyakan apakah teknologi itu benar merugikan Kemanusiaan. Atau bahkan bisa membantu menaikkan mutu.
Kesederhanaan hidup bisa kita temukan pada para ibu rumah tangga seperti Ibunya rekan Adi Prastyo terkutip diatas, juga pada seorang presiden RI sebagai terkesan bagi seorang Facebooker Soni H. Waluyo. Dan bisa pada petani desa yang hidup dari panen ke panen, harus hemat (gemi nastiti, lugu, lugas, legawa) Â dan hidup dalam damai barsama dihabitatnya.
Tetapi kendati semua seperti merupakan kiat tehnik rahasia hidup sederhana, kita dapat melihat bahwa akhirnya itu lebih terletak pada pola pikir dan ajaran hidup yang telah teruji dalam pengalaman hidup seseorang. Itulah Rahasia Kesederhanaan.
Demikian renung merenung saya yang bisa saya share. Semoga tidak menjadikan dalam pemikiran pembaca sebuah penyederhaaan yang tidak sederhana. Kalau begitu kekeliruannya jangan diletakkan dalam pemikiran sederhana tetapi pada cara saya menyampaikannya yg kurang jelas lugas. Untuk itu maafkan saya dan tolong terima salam hormat saya.
Ganjuran, November,6 , 2018
Emmanuel Astokodatu.