Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Move-on dan Transformasi Ego

21 Juni 2018   09:20 Diperbarui: 21 Juni 2018   10:40 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sementara itu hidup kita yaaaa  harus hidup dalam dinamika, riuh dan gempita perjuangan hidup sehari hari kita dengan suka duka dan durhakanya dunia. Belajar dari L. Suharyo pr, Uskup Agung Jakarta saat ini  saya tangkap dalam sebuah bukunya berjudul "Pusat-Pusat Kehidupan" menegaskan intensitas doa harian yang sederhana. Dengan kesederhanaan itu dikembangkan kesadaran berketuhanan dalam hidup keseharian. 

Demikian seluruh karya kita sehari hari dimotivasi oleh Kehadiran Allah yang memberi pencerahan. Demikian kiranya hidup kita dalam doa dan doa kita dalam karya hidup kita, terramu dalam semboyan ORA ET LABORA.(doa dan karya).

Orientasi batin menuju Tuhan harus ada transformasi-ego pesan J.Sudriyanto yang saya tangkap.  Secara lebih luas saya kitip ini : "Kepuasan ritual, kepuasan intelektual, kepuasan rasa tenang, dan kepuasan berkegiatan akan memperkuat ego yang halus. Jebakan-jebakan diatas merupakan manifestasi dari orientasi batin yang mendekati Tuhan atau Kebenaran dengan konsep dan kepercayaan. 

Iman yang membebaskan mesti melampaui konsep dan kepercayaan yang mampu memuaskan ego, tetapi tidak mampu mentransformasi ego." (J.Sudriyanto SJ, Pencerahan, halaman 33.). Karena kebenaran itu melampaui Pengetahuan dan Konsep yang manapun, transformasi ego yang tuntas harus melalui Pencerahan. Yaitu urusan Kecerdasan spiritual yang ditopang keheningan dalam doa. 

Beberapa titik lawan pencerahan adalah kebebasan dari hal hal seperti ilusi cinta, kelekatan pada keinginan bukan kebutuhan, konflik batin, ketakutan akan dosa, libido, rasa tidak aman (terancam fisik maupun psikologis), ketegangan hubungan, dll. 

Selanjutnya dengan mengalami dan menghayati kita lebih mendapat motivasi lebih kuat. Kendati disana kita bisa melekat dan mapan keenakan. Seperti halnya seorang Sara Linberg di sebuah majalah Mei tg 24 tahun 2018 ini, bisa menulis 13 butir yang layak dipesankan bagi keluarga khususnya para ibu ketika akan menerima kedatangan anak yang kedua. 

Dan tidak kalah aktual kalau saya mengakui, bahwa saya mendapat banyak pelajaran untuk lebih mencintai isteri saya dan anak-anak saya karena dan dari saya menjadi Facebooker. Bukan saja dari frase-frase nesehat, tetapi lebih-lebih dari justru keluh kesah, tegur sapa, curhat teman-teman. Ya yang pasti juga tak akan /tidak etis dipaparkan dirini. Akan tetapi layaklah  saya mengabadikan ini :   

Pengalaman Fesbuker :

Dari tetesan air mata kita belajar mengerti...  
Dari perselisihan kita belajar memahami...  
Dari penghianatan kita belajar kesetiaan...  
Dari rasa khwatir kita belajar percaya...
Dari rasa kehilangan kita belajar menghargai...
Dari rasa bersalah kita belajar memaafkan...  
Dari sbuah harapan kita bljar berjuang...  
Dari sbuah perjuangan kita blajar ketulusan...  
Dari sbuah pengorbanan kita belajar keikhlasan...Dik, kalau Puasamu itu sebuah perjuangan maka dari sbuah perjuangan kau belajar ketulusan,dan keiklasan pengorbanan. 

Dan aku mendapat kepuasan tersendiri bila tulisanku memberimu inspirasi dan aspirasi.

Pernah saya tulis di Fb  21 Juni 2017Hidup ini tidak Cuma urusan nalar logika. Kadang indah menarik hati. Tetapi siapa tahu gelora hati sendiri mengusir pergi ya...ng menyenangkan menjadikan kesepian tanpa arti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun