Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Peristiwa Keluarga, Adat, Budaya dan Agama

2 Februari 2018   10:13 Diperbarui: 2 Februari 2018   10:23 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

1. Peristiwa Pernikahan ini memang benar peristiwa "besar", dipentingkan, diselenggarakan serius oleh keluarga basar bukan saja keluarga Bp. Sudarmanto dan anaknya, tetapi di dukung oleh keluarga besarnya Fam atau Trahnya. Semua baik dengan kehadirannya dari luar daerah maupun dukungan finansialnya berupa sumbangan, tenaga pemikiran dan keuangan. Dan itu tampak dalam acara hajatan itu. Juga bagi pengamat merasakan perbedaan dengan adanya pembanding hajatan dua keluarga yang berdekatan tempat maupun waktu. Inilah sunggah tampak kedua hajatan itu peristiwa keluarga.

2. Sisi Adat istiadat terasa dari kegotong royongan, toleransi waktu dengan kebiasaan warga sebagai warga desa dan keluarga masing2, terrasa dan tampak pula dari penyelenggaraan pesta. Penyampaian makanan kepada keluarga yang dihormati (tonjokan) , tampak pula diselenggarakan hiasan janur, dan bunga di sudut sudut dusun. Nilai yang indah bahwa ternyata makan dan makanan bisa bermakna sebagai kehormatan dan penghormatan.

3. Budaya dan Agama jelas selalu menjadi nilai yang tidak bisa ditinggalkan dalam Peristiwa pernikahan. Pakaian pesta seperti pakaian adat dan jilbabnya budaya agamis sekali. Waktu dan acara sangat bersifat keagamaan. Cinta dan percintaan oleh Tuhan dan hukumNya dikaitkan dengan proses regenerasi manusia.

4. Khusus pada kesempatan seperti ini perbedaan agama sering mendapat asah-asih-asuhnya dalam komunikasi antar warga yang berbeda agama. Asah, maksud saya adalah tukar pemahaman dimana ada penyampaian informasi sekilas sehingga tanpa tersinggung perasaan-beda yang menyakitkan. Asih, maksud saya adanya saling penghargaan dan penghormatan dalam keberagaman, sehingga bisa tersenenggara acara2 yang disepakatinya. Asuh, maksud saya yaitu adanya dukungan dan perilaku positip sehingga secara keselurhan saat itu dan selanjutnya ada keselarasan dan harmoni kemasyarakatan yang aman dan nyaman.

Saya syukuri dan kebetulan sudah menjadi kebiasaan bahwa pada pertemuan rutin RT 06 Dusun kami ini hadir pula dua tiga  pastur, atau pemuka agama katholik sebaga warga RT 06.  Nah kali ini satu pastur itu pamit kepada warga karena ada pemindahan tugasnya dilain tempat.  Pada kesempatan kali itu dihadapkan kepada saya pertanyaan beberapa tentang pendidikan pastur dsb.

Demikian hari ini tanggal 2 Februari 2018 ini sempat saya bermenung dan mensyukuri saudara saudara warga dilingkungan saya dalam bimbigan Rahmat Tuhan bisa rukun dan berperilaku positip, saling asah asih asuh dalam damai.

Terima kasih membaca tulisan ini. Maafkan tolong terima salam hormat saya, Emmanuel Astokodatu.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun