Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Globally Thinking Locally Act"

30 Desember 2017   06:49 Diperbarui: 30 Desember 2017   11:24 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apalagi perhatikan bagaimana moderator diskusi menarik kesimpulan merenda benang merah menjadi pandangan yang memuat dan menemukan istilah/wawasan yang menyeluruh dan banyak (atau semua) partisipan setuju. 

Pada forum pertemuan intern teman2 sering memepetkan saya untuk berbicara belakangan agar tidak membatalkan alternatip pemikiran dari teman2 (yunior) lainnya. Mengapa karena kecenderungan saya memberikan pemikiran yang menyeluruh, holistic, memuat pelbagai sisi, unsur, aspek yang ada pada suatu substasi dan atau peristiwa. Demikianlah buah dan pengamalan Globally thinking and locally act.

Sebagai penutup sedikit kata tentang adagium Globally thinking locally act ini, sekitar tiga topic diskusi diatas hanya ingin mengingatkan hal-hal ini :

Hal terkait dengan iman, orang yang tepat untuk berrefleksi ialah orang yang beriman tersebut itu sendiri. Semua agama memiliki kecenderungan perilaku dakwah, pewartaan, misi berbagi nilai keyakinan. Manusianya yang selalu lupa kewajiban menghormati orang lain sesamanya, meskipun sudah ada niat sebelumnya sekedar tukar pengalaman iman (yang berbeda), bahkan untuk kerjasama dalam suatu acara kerja nyata.

Topik pembicaraan dan pemikirannya yang mendekati lengkap apabila dipertimbangkan konteks pesan dari sejarahnya, maksud, tujuannya, hingga dampaknya. Dipahami arti harafiah hingga makna pesan dari pemberi pesan, atau bila topic itu peristiwa, dibedakan mana yang hakiki substansial, sebab atau akibat, mana yang tambahan dan pelengkap. Baru dipertimbangkan kondisi pesannya untuk kini dan kedepannya.

Globally thinking locally act, tetap membutuhan kecerdasan ketajaman analisa secara nalar, perasaan, kepekaan inderawi, pendeknya : Milikilah pandangan dan pemikiran yang luas, menyeluruh, utuh, tuntas, berbuatlah yang focus, sesuai keterbatasan, dengan kesederhanaan hati, hingga semua selesai.

Demikian sedikit catatan pembelajaran saya dari peristiwa yang kiranya masih hangat; atas kritik dan sumbang saran pembaca sangat dihaturkan terima kasih. Wassalam.

Ganjuran, 10  Desember 2017. Emmanuel Astokodatu

Ps, pernah saya tulis Filsafat Awam & Theologi Umat, 8 Sept.2011. di Kompasiana ini.bisa dicari lewat Google.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun