Apalagi perhatikan bagaimana moderator diskusi menarik kesimpulan merenda benang merah menjadi pandangan yang memuat dan menemukan istilah/wawasan yang menyeluruh dan banyak (atau semua) partisipan setuju.Â
Pada forum pertemuan intern teman2 sering memepetkan saya untuk berbicara belakangan agar tidak membatalkan alternatip pemikiran dari teman2 (yunior) lainnya. Mengapa karena kecenderungan saya memberikan pemikiran yang menyeluruh, holistic, memuat pelbagai sisi, unsur, aspek yang ada pada suatu substasi dan atau peristiwa. Demikianlah buah dan pengamalan Globally thinking and locally act.
Sebagai penutup sedikit kata tentang adagium Globally thinking locally act ini, sekitar tiga topic diskusi diatas hanya ingin mengingatkan hal-hal ini :
Hal terkait dengan iman, orang yang tepat untuk berrefleksi ialah orang yang beriman tersebut itu sendiri. Semua agama memiliki kecenderungan perilaku dakwah, pewartaan, misi berbagi nilai keyakinan. Manusianya yang selalu lupa kewajiban menghormati orang lain sesamanya, meskipun sudah ada niat sebelumnya sekedar tukar pengalaman iman (yang berbeda), bahkan untuk kerjasama dalam suatu acara kerja nyata.
Topik pembicaraan dan pemikirannya yang mendekati lengkap apabila dipertimbangkan konteks pesan dari sejarahnya, maksud, tujuannya, hingga dampaknya. Dipahami arti harafiah hingga makna pesan dari pemberi pesan, atau bila topic itu peristiwa, dibedakan mana yang hakiki substansial, sebab atau akibat, mana yang tambahan dan pelengkap. Baru dipertimbangkan kondisi pesannya untuk kini dan kedepannya.
Globally thinking locally act, tetap membutuhan kecerdasan ketajaman analisa secara nalar, perasaan, kepekaan inderawi, pendeknya : Milikilah pandangan dan pemikiran yang luas, menyeluruh, utuh, tuntas, berbuatlah yang focus, sesuai keterbatasan, dengan kesederhanaan hati, hingga semua selesai.
Demikian sedikit catatan pembelajaran saya dari peristiwa yang kiranya masih hangat; atas kritik dan sumbang saran pembaca sangat dihaturkan terima kasih. Wassalam.
Ganjuran, 10 Â Desember 2017. Emmanuel Astokodatu
Ps, pernah saya tulis Filsafat Awam & Theologi Umat, 8 Sept.2011. di Kompasiana ini.bisa dicari lewat Google.