Aku pribadi sendiri adalah kata ganti orang pertama. Bukan engkau, bukan dia, bukan kamu, bukan mereka. Penunjukan tegas kepada Aku Pribadi Sendiri pada batas-batas -nya kesendirian itu saya sebut Privasi.Â
Hasilnya : Privat saya. Lingkup saya sendiri. Privacy sering disadari sebagai kebebasan berbuat tanpa hambatan dari orang lain, dan menjadi hak dasar setiap orang. Tetapi Julianto & Roswitha pasangan penulis Kompasianer pernah menulis setiap orang perlu memiliki kemampuan menghargai diri sendiri, untuk dapat berakrab-akrab dengan orang lain..
Keakraban maksudnya adalah kedekatan hubungan yang lahir dari sifat sosial manusia. Sifat dasar manusia sosial itu secara alami cenderung berakrab dengan yang lain karena peluang yang ada (hubungan keluarga, domisili dsb) tetapi juga karena mencari kenyamanan keamanan dan hiburan agar tidak stres.Â
Homo ludens, manusia bermain, disamping homo faber, manusia pekerja. Memang semua orang hendaknya dapat menemukan keseimbangan keserasian dalam memelihara privasi dan keakraban pergaulan. Apa yang didapat dan dimana diperoleh rasa akrab pertemanan itu, dan mari renungkan apa-apa saja sampai sekarang yang anda peroleh dalam keakraban, adalah pertanyaannya.
Dalam pergaulan luas baik pengalaman kehidupan nyata maupun pergaulan di dunia maya yang paling dirasa adalah kesempatan berbagi informasi bertegur sapa. Orang pergi ke pasar bertemu di mol dsb ada selalu tegur sapa akrab bertanya tentang keselamatan.Â
Coba bagaimana rasa kehilangan ketika kita bertemu orang yang dikenal tidak menyapa kita. Lebih bahagia lagi bila dilapangan olah raga kita bermain bersama. Lebih menyenangkan rasanya berolah raga berteman dalam tim dari pada senam sendirian saja.
Lebih menyenangkan kiranya ketika kita bisa masuk kedalam sebuah komunitas, wadah kegiatan sosial, kelompok kategorial, atau kelompok senasib. Disana ada rasa nyaman, aman dan bisa berkembang kedepan lebih luas dalam jenis kegiatan dan prestasi.
Lebih menarik lagi bila komunitas itu diperteguh dengan kebersamaan menikmati nilai nilai intelektual dan atau spiritual. Artinya bahwa warga bisa belajar bersama berdiskusi, berbagi pangalaman dan aktualisasi diri, dan berdoa bersama.
Setiap warga biasa dalam komunitas itu dapat saja sejak awal terlibat dengan memiliki semangat tinggi sejak awal, tetapi rasa komitmen dan rasa memiliki kebersamaan belum tentu sepenuhnya. Mungkin juga rasa kedekatan dan persahabatan yang lebih kuat terjalin dengan satu dua orang saja dalam komunitas itu.Â
Akan tetapi baru kemudiannya ada komunikasi yang lebih intensif, beberapa kali, dan menjadi kebiasaan berkomunikasi yang membangun hubungan batin antara yang satu dengan yang lain.
Hubungan batin itu ditampakkan oleh pengalaman kedekatan secara perasaan, kemampuan dan kebebasan membagikan perasaan secara terbuka, bebas dan mendapat dukungan penuh berupa respon dan saling pengertian tulus. Respon dan saling pengertian itu tampak pula dalam rasa suka untuk bersama secara khusus dan timbulnya kreativitas untuk bentuk bentuk kebersamaan dan kerinduan bila kebersamaan itu berjeda, terhenti atau kebetulan karena kepentingan lain terpaksa tertunda. Â Kerinduan adalah Rentang kendali hubungan batin, ukuran jauh-dekat, kuat lemahnya hubungan batin itu.