Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Meneropong Pertemanan di Era Maya

7 Desember 2016   06:50 Diperbarui: 8 Desember 2016   01:44 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Selamat Hari Pertemanan, Emmanuel!

Tepat pada hari ini 6 tahun lalu, Anda dan Ranti berteman di Facebook. Kami membuat video ini untuk merayakan pertemanan Anda!”

Hari Pertemanan baru hari ini saya sadari adanya. Ternyata ini dalam ragka menyambut hari jadi Facebook dan memang tidak banyak tulisan tentang Hari Pertemanan itu. Pertemanan saya dengan sdri muda Ranti Tirta itu tulus, sederhana dan persaudaraan yang bersih non erotic. Pertemanan itu lahir dari komunikasi intensip di Kompasiana sesama penulis Fiksi dan Puisi terhimpun dalam gerakan “damai” oleh Desa Rangkat. 

Semboyan damai itu menanggapi suasana kecenderungan “permusuhan” “perbedaan pendapat terbuka” yang terjadi di Kompasiana saat itu. Ranti dkk saat itu aktif selaku sekretaris melayani teman2 dan saya tuan rumah tempat kami kopdar pertama. Pertemuan Darat itu mengagumkan. Kopdar saat itu menunjukkan betapa kesamaan visi dan ketulusan kejujuran dalam pertemanan itu menyatukan hati banyak orang. Itu bisa mempertemukan dunia maya dengan dunia nyata : semangat dan hati di alam maya dan dialam nyata ditautkan dan diteguhkan. Enam tahun yang lalu dimulai hingga sekarang bersama Lia, Jingga dan Ranti memberi gelar kemesraan saya Kakek dan mereka cucu-cucu tersayang.

Pada Judul, Era (maya) dimaksudkan menunjuk waktu/zaman dan tempat, dimana sekarang bisa ada paristiwa nyata sekaligus maya(imaginative) tertautkan oleh bantuan media elektronik. Demikian besar kemajuan teknologi IT itu memberi pengaruh kepada kehidupan kita sekarang.

Pertemanan adalah relasi, hubungan yang di “pelihara” terjadi antara seseorang dengan yang lainnya dimana mereka saling memberikan respon positip terhadap kondisi yang dikesankan antar mereka. Pertemanan adalah manifestasi dari kecenderungan hasrat social manusia.

Pertemanan itu pada umumnya dimulai dari kontak pribadi. Itu terjadi diwaktu pertemuan dan pelbagai modus kontak langsung dan dibuat pertemuan lanjutan dan atau komunikasi komunikasi melalui alat komunikasi dewasa ini. Banyak Server sangat intensip menyajikan pilihan jenis modus atau aplikasinya. Ada aplikasi hubungan komunikasi model telpon, WA, Pesan, Instagram, Twitter, Line, dan lain misalnya yang dikembangkan oleh Facebook, Sharing and Connecting-nya Kompasiana, dst.  

Untuk contoh seseorang (27 Nov 2016) menulis di sebuah media sosial: 

“tanpa kamu sadari, aku tahu kamu sedang berbohong, dan kenapa aku tidak marah sama kamu, karena aku ingin tau seberapa sering kamu membohongiku, dan dari situlah aku tahu kalau kamu tidak pernah serius sama aku.” Dibawah tulisan itu tertera “dibagikan”, jelas artinya boleh dipublikasikan.

Dalam tulisan terkutip itu ada beberapa unsur dari pertemanan yang bisa diambil :

  • Hubungan komunikasi (antara aku dan kamu)
  • Subyek komunikasi, komunikan dan komunikator
  • Sedang berjalan tidak diputus
  • Materi pesan (kesadaran dan kebohongan yang diduga,)
  • Respon positif (tidak marah)
  • Respon negatif (kebohongan)
  • Penilaian terhadap hubungan itu dari awal hingga nantinya: (tidak) serius.

Pertanyaan selanjutnya yang sebaiknya diuji ialah :

Apa tujuan pertemanan? Setiap pelaku pertemanan masing masing menyimpan hasrat, keinginan dan tujuan berteman yang tidak selalu dinyatakan kepada temannya. Keterbukaan sering tertahan dan diganti oleh kebohongan. Apabila pertemanan tidak tulus, dan ada yang disembunyikan, biasa orang katakan: “ada pamrih”. Tujuan pertemanan yang positif diantaranya: mengisi waktu kosong, menghibur diri, bekerja sama, intensifikasi kerjasama, menunjukkan respon positip, menghibur orang lain, meneguhkan orang lain yang ketakutan. Sementara ada pamrih seperti menunjukkan kekuatannya, memancing sanjungan, penghargaan, balas jasa, uang, materi, strategi politik. Pertemanan yang indah menuju kepada persahabatanitu pertemanan yang sederhana, tanpa pamrih, melaksanakan kepatutan sikap social, tulus jujur, ada saling perhatian, saling menghormati menghargai harkat sesama.

Antar siapa pertemanan yang terjadi / bisa terjadi ? Pertemanan bisa terjadi secara kebetulan, seperti dalam bus, kereta api, kendaraan umum, itulah pertemanan dalam perjalanan. Pertemanan juga bisa terjadi dalam organisasi, antar anggota organisasi, yang biasanya ada keterikatan yang diatur oleh kesepakatan aturan atau AD/ART, dimana ada disiplin organisasi yang mengikat.

Berbicara soal siapa maka pertemanan sampai pada pemikiran hal keakraban, kedekatan secara pribadi. Komunikasi yang intensip dan dalam frekwensi tinggi menambah keakraban. Keakraban itu tidak terjadi begitu saja. Pertemanan selalu melalui titik proses “menemukan keunikan pribadi teman”. Keunikan dan keistimewaan teman yang sesuai dengan selera dan sifat-sifat pribadi sendiri mengundang kepada pertemenan persahabatan.

Pertemanan yang awalnya melalui media, manusia cenderung mau temu darat. Kedekatan secara fisik membuat kedekatan kejiwaan dan kecenderungan saling memberi, sampai sampai memberikan dirinya sendiri. Tetangga saya membangun keluarga dengan jasa media social yang namanya Facebook. Melalui sarana media terbaru pun bisa terproses apa yang dikatakan orang Jawa: Witing tresno margo soko kulino, awal cinta itu karena terbiasa. Dan media sosial bisa sangat membantu untuk itu.

Peristiwa macam apa yang bisa dikritisi, tentu saja peristiwa pertemanan yang menjurus semata pada hal tercela seperti perselingkuhan dll.. Patut disesalkan pula bisa terjadi pertemenan yang dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan sendiri secara material, dan nonmaterial. Langkah langkah yang egoistis itu akan segera merusak pertemenan. Diawali dengan kebohongan yang berekor, dari bohong pertama hingga selanjutnya seperti pernyataan terkutip dimuka. Pertemenan menjadi tidak benar, palsu, hanya pemanfaatan bahkan mungkin pemerasan. Penulis mempunyai teman yang tidak mau dibantu kendati dalam kesulitan keuangan, dia bilang “tidak mau menjual kemiskinannya”. Tetapi ada pula teman yang mulanya tampak semangat tetapi setelah permintaan bantuan keuangan tidak terpenuhi lalu (bahasa sopannya) mengundurkan diri, tak muncul lagi.

Saran dan ajakan apa yang bisa dikatakan disini hanya sederhana dan sedikit saja, karena demikian luasnya pertemenan seluas samodera dan sedemikian banyak kasus pertemanan sebanyak butir pasir ditepian pantai.

  • Jadilah pribadi yang sederhana, jujur tidak berbelit dalam pertemanan,
  • Manfaatkan sebaik mungkin peluang pertemanan yang disajikan oleh demikian banyak medsos, secara jujur bijak dan tidak egois, sebab egoism bertentangan dengan pertemanan yag benar.
  • Perhatikan selalu proses pertemenan kita kepada setiap teman masing-masing agar tidak menjurus kepada yang negatif, tetapi syukur bisa membina kepada peningkatan kemanusiaan harkat martabat sesama teman.

Sekelumit kata ajakan yang positip ini semoga lebih memberi manfaat agar menjadi barokah berkat kebaikan hati para pembaca.

Maka tolong terima salam hormat saya.

Ganjuran, di Hari Pertemenan Facebook, 6 Desember 2016. 

Emmanuel Astokodatu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun