Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rekaman Kakek (3) : HOSS, LGBT dan Gafatar

14 Februari 2016   16:06 Diperbarui: 14 Februari 2016   16:23 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dari gereja Minggu pulang ke Gubug Mimpi, Kakek bertemu rekan Marsudi kompasianer dan Oma Eni, mungkin pulang dari pasar, bilang : “Eee rekamanmu apik, aku suka…….” Kakek bergumam saja kemudian berseru salam juga : “Trims trims, salam selamat pagi…eh agak siang…” Kakek berfikir, kok belum lagi pada datang warga Desa Rangkat, Mas Yayok, Jingga, dkk, mungkin sedang berhari minggu keluar kota……. Rasa rasa mereka tidak suka ber Valentin Day……… Kan banyak teman-teman semangat berdiskusi soal LGBT dan Gerakan Fajar Nusantara…….

Tiba digubug kakek buat minuman, kopi gingseng, dan dipungut roti mari, roti senek, teman berkopi pagi…. Terus sambil melamun juga :

Melihat, mendengar, merekam dihati

Melihat, mendengar, lagi menyaksikan, merekam, ….. melihat, mendengar, merekam, merenungi,….. merenung sendiri itu berputarnya sangat cepat……
“Di gereja setempat Kakek Hari Orang Sakit Sedunia (World Day of the Sick) baru dilaksanakan hari ini. Hari Orang Sakit Sedunia (HOSS) ditetapkan oleh Sri Paus Yohanes Paulus II pada 13 Mei 1992 dan mulai dirayakan pada 11 Februari 1993. Thema HOSS yang terus- menerus didengungkan setiap 11

Februari adalah untuk :

1. mengingatkan semua orang beriman untuk berdoa secara khusyuk dan tulus bagi mereka yang sedang sakit.

2. mengundang semua orang beriman untuk merefleksikan sakit dan penderitaan manusia.

3. penghargaan bagi semua orang yang bekerja dalam bidang kesehatan. …..”

“Menghadapi penyakit, di atas semuanya, apalagi penyakit yang berat, selalu menempatkan kita dalam krisis dan membawa serta pertanyaan yang begitu dalam. Barang kali justru kita akan “berontak”...: Mengapa ini terjadi padaku? Manusiawilah : putus asa, berpikir bahwa semuanya telah hilang, bahwa semua hal dalam hidup ini tidak mempunyai arti lagi. Selanjutnya nasehat yang baik selalu adalah “Iman dan Doa”. Bukannya iman itu akan menghilangkan semua itu, tetapi iman dan doa akan menjadi “kata kunci” kearah solusi banyak perkara. Oh, ya, itu salah satu bagian dari Pesan Pemimpin Agama Katholik Sedunia untuk HOSS 2016.”

“Agama selalu berupara merespon situasi dan kondisi kehidupan dan berupaya mengajak umatnya meresponnya semua masalah secara sehat, benar dan baik. Meski tanggapan itu entah bagaimana dapat saja dikemudiannya mendapat perubahan, mungkin saja koreksi, mungkin saja pelurusan atau sekedar penyesuaian agar lebih pas sehubungan dengan perkembangan umatnya.”

“Zaman dahulu menurut hukum Moses, orang Yahudi menghukum dan mengucilkan orang sakit kusta atau lepra, atau penyakit yang mengeluarkan cairan yang najis, keluar dari lngkungan mereka. Yesus menanggapi meraka dengan lembut dan menyembuhkan, samba memberi pengarahan bagaimana pasien itu harus memenuhi kewajiban agamanya.”

“ Sejak kakek masih kecil didesa kelahiran Kakek (bukan Desa Rangkat), ada sekitar 7 orang sakit ingatan, disebut orang gila, sepanjang beberapa puluh tahun itu, masyarakat selalu bersikap mengawasi, menjaga, mengawasi dan melindungi dari kenakalan anak-anak. Pemerintah desa mengirim ke RS Jiwa.”
“Di tempat wisata ada wanita tuna susila, dikontrol dalam rangka juga mengawasi dari penyakit kelamin…”

“Sampai sekarang semua orang melihat, mendengar, merekam dalam hati masing2”

“Disana ada fakta, ada mata masyarakat, ada mata pemuka agama, ada pemerintah, ..”

“Pada fakta ada manusia, ada perilaku, ada penyakit, ada status, ada hak ada dampak”.

“Berfikir tentang dampak, harus melihat adanya perkembangan teknologi komuniksi dan bisnis hiburan.”

“Berfikir tentang penyakit jiwa (dampak berupa kekerasan yang membawa kurban, dampak moral yang membawa pemandangan mesum terbuka). Bahwa keadaan sakit jiwa itu tetap saja seorag pasien.”

Berjikir tentang penyakit jiwa kita merekam bahwa ada pula penyakit jiwa rohani, penyakit moral garapan Pembina agama. Namun seperti kasus Mirna, apabila bisa dibuktikan Yasika sebenarnya penyandang gangguan jiwa sebenarnya temaptnya bukan penjara. Dalam hukum alam ada penyimpangan alami, dan anomala, maka penyimpangan kecenderungan yang bagi umum itu pantas dan layak, bagi penderita “kegilaan” menjadi bagian dari dirinya yang harus dieksis kan..”

“Anomala dan penyimpangan hasrat seksual seharusnya harus mendaptkan pembinaan yang solutif dan tidak asal “gebug” hokum dan penjara yang tidak akan membuat jera, alih menjadi fakultas tingkat S2 atau S3.”

“Diaspirasi oleh HOSS, melihat, mendengar, merekam, dan merefleksi kasus Gafatar Kakek menyimpulkan bahwa Pemerintah dan Pimpinan Agama sudah ada sinkronisasi dan kerjasama, tetapi Gafatar yang meminjam nama/istilah agama, mengundang sikap “mengatur” dan menguasai, bisa menjadi preseden untuk yang serupa. Jangan ada yang mengulang. Sementara terhadap fenomena LGBT kelompok agama telah bicara keras, dan bila tidak diatur oleh yang berwenang dan bijaksana kasus atau persoalan itu akan memperoleh jawaban yang tidak logis, tidak solutif. Sebab upaya itu menyentuh prinsip dan nantinya system. (siapa dan sejauh mana dibaik buruk diikat dan ditentukan).

Melihat Mendengar Menyaksikan Merekam Marenung……..inilah belajar. Biar tanpa kawan…….. menelisik substansi dan eksistensi. Sambil menanti hadir di Gubug Mimpi.
Salam hormatku,
Ganjuran, 14 Februari 2016, Emmanuel Astokodatu.
Bacaan :
1. Kembali Fatwa Sesat MUI: Bangsa, Orang atau Kelompok yang Tersesat?
2. LGBT, Bagaimana Sebaiknya Kita Harus Bersikap?
3. http://www.kompasiana.com/wepe/rabu-abu-menyangkal-diri-lalu-selfie_ 54f34b52745513a
4. Masalah (Kedaluwarsa Bukti Filsafat Ilmu) Indonesia
5. hari orang sakit sedunia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun