Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Janji Benar Bisa Merubah Gaya Hidup

14 Oktober 2015   10:47 Diperbarui: 14 Oktober 2015   11:29 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pernikahan suci itu berlaku sepanjang hidup. Sementara itu seperti contoh cerita bocah diatas yang sudah memperiapkan diri hamper 11 tahun, memilih mengundurkan diri, maka saya himbau kepada 13 pasang anak muda didepan saya itu untuk juga mengurungkan niatnya menuju kejenjang pernikahan, kalau tidak yakin uantuk berjanji menjadi orang baik untuk sepanjang hidupnya.

Tetapi ada anak muda yang berceletuk : “Saya berani dengan pertolongan Tuhan.”
Langsung saya petik peluang ini : “OK banget berarti anda menangkap inti dan tujuan pertemuan kita untuk membahas topic : membangun iman dalam keluarga.”

Bicara soal pertolongan Tuhan, kita tidak bisa hanya sesekali waktu kita membutuhkan. Sebab kehidupan ini bagi kita masing2 “selamanya” sepanjang hidup kita. Beriman adalah masalah hubungan kita dengan Sang Pencipta. Dan kita “kenal baik” tidak dengan Dia?. Mana mungkin ada hubungan baik minta tolong segala, kita sekedar kenal-kenalan saja.

Kita kenal betul sepanjang hidup dan setulus hati sering berkomunikasi dan pendengar suara petunjukNya. Itu iman yang mencerahkan dan mencerdaskan manusia sehingga kita bisa melihat petunjukNya kadang Kehadiran PengaruhNya dalam setiap situasi.

Bahasa sehari hari untuk iman, percaya, serah diri, bagi saya adalah Hidup semakin cerdas, santai tapi rasional, teliti setiap situasi, atur strategi kebutuhan, ikuti hokum kepatutan dan kesantunan, yang sederhana dan ugahari.
Gaya hidup sederhana dan ugahari, bukan rasionalnya ilmu filsafat dan teologi tinggi, tetapi keberanian untuk maju.
Salamku hormatku
Emmanual Astokodatu

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun