Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Posisi dalam Relasi

15 September 2015   18:12 Diperbarui: 15 September 2015   18:18 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

(Catatan untuk Penulis,Editor,Pembaca)
Pentinglah kejelasan Kedudukan setiap oknum dalam kerangka hubungan antar mereka pada umumnya, apa lagi untuk menjalin komunikasi..
Seharian ini tadi saya bertemu dengan teman2 lama dalam acara pernikahan dirumah sebelah. Teman saya yang lain didampingi isterinya bertemu bekas sahabat kawan belajar bersama, yang sudah janda. Nah, terpaksa ada catatan khusus dalam memori saya sampai kini. Ada canda akrab tetapi kaku yang saat itu membuat aku tersenyum tak tahu perlu komentar apa. Suami isteri bertemu janda teman sang suami saat remaja.

Peristiwa itu membuat saya sendiri teringat akan Peristiwa pertemuan saya dengan teman gadis sebelah rumah, setelah saya mengembara sebelas tahun dan kemudian pulang sebentar kerumah orang tua. Saya memanggil gadis itu dengan nama panggilan waktu masih kecil. Tetapi saya lihat pipinya memerah, rupanya malu yang saat itu saya tidak menangkap maknanya, sampai seorang teman menjelaskannya. Ternyata hati gadis itu tidak merasa enak, dipanggil demikian didepan muridnya.

Tentu sangat mudah dimengerti bahwa kehidupan ini seringkali ada banyak perubahan yang tidak diduga oleh orang lain. Apalagi bagi orang lain yang tidak berdekatan. Dari sisi pendidikan 3,4,5 tahun orang sudah mengalami peningkatan yang membawa dampak sedemikian berbeda dari sebelumnya. Pada adegan cerita pertama, seorang bapak bertemu dengan seorang janda, keduanya sudah dewasa penuh, dan pertemuan itu sedikit banyak diharapkan antar bekas teman remaja. Pada adegan kedua, pertemuan itu antar remaja dari pertemanan ketika masih kanak-kanak. Pertemuan antar orang remaja dewasa, atau “pemuda-pemudi” dewasa. Yang sebelumnya murid/siswa menjadi mahasiswa, yang sebelumnya mahasiswa sudah meningkat mungkin menjadi pejabat serendah manapun cukup memikili jenjang yang merubah dari keadaan sebelumnya. Perubahan itu berdampak pada penampilan perilaku orang yang bersangkutan, dan juga bagaimana perilaku orang lain terhadapnya.

Pertemuan dalam dua adegan yang berbeda membawa cerita dengan pesan dan kesan yang berbeda, selain persamaan antar teman lama.
Pertemuan cerita pertama, suami/isteri dengan janda, tampak santai dan pribadi-pribadi yang bersangkutan tidak mempunyai beban psikologis untuk menunjukkan eksistensi dan jati diri yang ada. Mereka bisa melepas perasaan dan sekedar terbawa memori dan berimaginasi nostalgis. Berbeda dengan adegan cerita kedua, antar orang muda yang masih sangat peduli tentang harga diri masing-masing.

Setiap pertemuan tentu akan terjadi peristiwa penting adalah Penemuan Diri Sendiri, yang tampak diperbandingkan dengan lawan temu muka, temu wicara atau temu yang lain. Penemuan jati diri itu bisa kurang lebih lengkap, bisa sekedarnya saja tergantung pembawaan, mood, situasi sesaat itu. Penemuan diri itu akan menentukan bentuk respon yang akan diberikan kepada lawan pertemuan itu. Respon positip tentu akan membuahkan kesegaran pertemuan, Respon negative tentu membuat pertemuan itu kaku, sangat formil atau basa basi saja tanpa kehangatan. Jadi setiap peristiwa dan atau situasi yang diberitakan tentunya mau memberi informasi tentang apa-apa dan atau siapa-siapa itu sedang dalam kedudukan yang bagaimana, baik bila dalam diam maupun bila dalam gerak. Pertemuan hangat, semarak, segar, menyenangkan akan dimulai dengan temuan diri pribadi disanding dibanding dengan yang lain sejauh mana kemampuan membuat respon yang positip.

Sebaliknya setiap pertemuan yang tidak menyenangkan, hambar, basa basi, atau bahkan heboh tidak menentu, tolong Tanya dulu siapa dalam posisi yang bagaimana.
Saya hanya ingin menutup permenungan ini dengan mengingatkan adanya Tripartit dalam Kompasiana dan Medsos yang lain: Penulis, Editor/Admin, Pembaca. Masing masing menjadi factor penentu jadinya forum pertemuan: tulis-baca disana. Yang membuat kita ini kompasianer senior atau pemula itu tidak sekedar tahun bergabungnya saja tetapi juga : Temuan Jati Diri Kita Sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun