Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kawasan Hijau dan Wilayah Hati

6 September 2015   05:50 Diperbarui: 6 September 2015   06:51 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Talkshow TVRI beberapa hari yl. sepotong saya dengar perihal Media Masa Yang Membentuk Opini Publik. Rupanya topic itu diangkat untuk menyongsong peristiwa besar Pilkada Serempak Nasional yang akan segera kita masuki. Keprihatinan rupanya diambil pelajaran dari masa pilpres tempoh hari. Meskipun dipersoalkan sejauh mana dimasa pilkada ini opini public bisa dibangun pada tataran daerah, dan sejauh mana efeknya pada masing-masing event pilkada setempat itu. Ternyata para nara sumber tetap cenderung menilai media masa cetak maupun elektronik bisa besar pengaruhnya bagi masyarakat. Maka sangat diharapkan dan diingatkan adanya rasa tanggung jawab dan dihimbau agar media masa itu semakin memiliki atau menggunakan semangat yang edukatip.

Maka hari ini saya coba ikuti sekurangnya saya baca beberapa artikel tentang media social*) Penulis @laga yant mengupas Medsos secara dalam dan luas serta terkesan optimistis. Sebaliknya ada penulis yang saya tangkap kurang optimistis, tetapi membuat saya menarik kesimpulan bahwa persoalannya adalah : Dapatkah kita melihat Keterbukaan itu sebuah peluang belajar, atau melihat adanya ancaman dari pengaruh orang lain lewat teknologi alat komunikasi dan teknologi sebagai sebagai sumber informasi. ???

Penggunaan media social secara umum, khususnya justru bagi warga masyarakat yang belum cukup dewasa baik dari segi pendidikan atau budaya, saya menyaksikan adanya situasi yang memprihatinkan. Di pedesaan penggunaan HP bersepeda motor dijalanan, penggunaan laptop. Ipad, dsb, untuk mengakses pornografi, hp untuk komunikasi, atau bermain game, menutup komunikasi antar warga terdekat dimuka hidungnya pun.
Rekan @Ina Tanaya, seorang penulis blogger, traveler, mencatat masyarakat Indonesia pengguna gadget dsb itu rata-rata 5,5 jam perhari. Dan dengan mantabnya Ina justru memberi saran pengambilan manfaat sebesar-besarnya bagi pekerja, siswa dan ibu rumahtangga.

Ada tiga artikel lagi yang sempat saya baca yang sangat kental atau membatasi diri diseputar Kompasiana saja. Akan tetapi saya kira justru boleh menjadi focus yang bermanfaat langsung. Salah satunya artikel @santarosa justru menunjuk alamat usulannya kepada Admin Kompasiana, peran dan tanggungjawabnya, mengarah kepada tulisan tentang keagamaan dan ilmunya.

Belajar dari pengalaman, bacaan dan pemikiran beberapa teman saya mempunyai pula sedikit pendapat dan ajakan.
 

Tidak baik orang terlepas dari perkembangan budaya majunya teknologi dibidang apa saya, kita harus hidup semakin cerdas. Gunakan ilmu kepatutan, strategi kebutuhan, kesantaian yang rasional, dengan semakin dini membudayakan hidup ugahari dan tertata.

Kelolalah hidup ini seperti kelola kota. Perlu ada taman kota untuk memelihara kebutuhan nafas kita. Perlu ada jalur hijau dijalan bebas hambatan, agar mengurangi polusi dan menjaga mata dari sinar silau oleh kendaraan lawan arus.

Bagi para pengelola media dan penulis berita serta opini, jangan selalu bersemboyan ‘Bad news,Good news’, dengan mengembangkan kawasan serta wilayah hati. Diwilayah hati berkembang keindahan dan seni, dikurangi bulli dan benci, debat dan memaki. Dikawasan hati banyak bersemi fiksi dan puisi. Cerita nyata membawa olah jiwa peduli dan kasih setia, bukan depresi dan duka.

Salam untuk sidang pembaca yang arif budiman .
Yogyakarta, 6 September 2015
Em.Astokodatu


Sumber pemikiran :
1. Enam bacaan 05/09/2015 perihal Media :

a. http://www.kompasiana.com/franciscacisca/awas-terlalu-sering-membuka-media-sosial-dapat-memicu-depresi 55e9ae4c8e7e61b90ab3170d
b. http://www.kompasiana.com/www.inatanaya.com/pengguna-ponsel-di-indonesia-akses-medsos-5-5-jam-sehari_55e9601c149373d70770e9c6
c. http://www.kompasiana.com/eduardus39/dunia-maya-yang-tak-seindah-sesungguhnya_55ea5a731493734e118f0417
d. http://www.kompasiana.com/santarosa/masukan-kepada-pengelola-kompasiana_55e948e98d7a61801a00fc49
e. http://www.kompasiana.com/mawalu2/makanya-jangan-sekali-kali-meremehkan-akun-tuyul-siluman-kloningan-abal-abal-di-kompasiana-ini_54f859bda33311fa7d8b4717
f. http://www.kompasiana.com/sosmed/menitih-media-sosial-dalam-manfaat-atau-mudharat_55ea63c314937334118f0417

2. Artikel saran sederhana tentang Menulis hari ini,06/09/2015
a. http://www.kompasiana.com/adhieyasa2014/kau-tak-boleh-sembarang-menulis-di-sini_55eb31148e7e615d1ad172c3
b. http://www.kompasiana.com/indie_reviany/ilmu-menulis_55eb1f94c222bd181f236015

3. Bacaan tentang lingkungan :
http://www.kompasiana.com/yusticiaarif/9-fakta-pentingnya-pepohonan-di-perkotaan_55e6e99422afbd2c13c01205

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun