Bekerja, Bekerja, Bekerja. Saya baru tahu itu thema peringatan Hari Kemerdekaan 70th, dari membaca Pidato Pejabat Bupati/Kepda Kab.Bantul pada malam tirakatan tg 16 y.l.
“Sudah jangan banyak bicara. Bisa tidak dalam 3-4 hari permasalahan selesai dengan kerja keras dan tertib.”
Saya sendiri belum berhasil menjadikan “Menulis” sebagai profesi dan kerja dan kerja, baru sebagai pengisi waktu yang manfaat, halal, dan menyenangkan. Maka justru ketika 2-3 hari ini saya disibukkan oleh kegiatan social yang mendesak, tulis menulis saya tunda.
Bicara perihal “Bekerja” saya selalu teringat ketika almarhum ibu saya masih hidup, segar bugar, dia menjadi aktivis Perkumpulan Ibu Marta. Mereka relawan social bekerjanya menyiapkan makan untuk yang membutuhkan. Bagaimana organisasi dan managemennya saya kurang paham. Tetapi semboyan warga perkumpulan itu sebagai ucapan yang saya kerap dengarkan adalah: “Bekerja itulah doaku” . Dalam Pelayanan aku melihat sesamaku, kusapa, kuhormati seperti orang berdoa menyapa Tuhan dan bahagia bersamaNya.
Maka ketika tulisan saya yang lalu berjudul : Bahana Doa Semesta, diberi komentar oleh pembaca yang tampaknya “mantab bekerja, abaikan doa” saya tidak keberatan. Saya hargai saja Pandangan dan mungkin Gaya Hidupnya. Tulisan itu mendapat tanggapan, yang saya senang (lupa belum berterima kasih) dari Rekan Andy Laksmana Sastrahadijaya1 16 Agustus 2015 11:50:43, dikolom komentar tulisan saya. Demikian :
Dengan seindah apapun ia hendak dihias dengan kata-kata, doa adalah meminta-minta; Sungguh janggal bin jenaka, meminta-minta kepada sosok yang dibayangkan Maha Ada, Maha Kuasa, Maha Pemurah, Maha Pengasih dan Maha Penyayang, serta Maha Pencipta;
Saking sukanya meminta-minta, manusia mengarang seribu dalih bahwa Sang Serba-Maha, menyuruhnya meminta-minta kepadanya, tanpa henti-hentinya, berdoa adalah itu berpahala;
Tujuh puluh tahun sudah kita mendeka, 70 puluh tahunan kita berdoa meminta-minta tanpa jeda; Keadaan negara kita tetap saja dalam kondisi seadanya, duka-nestapa silih berganti tiada hentinya; Janganlah sampai tertipu untuk membohongi diri sendiri dan orang-orang tercinta 'tuk selamanya; Alih-alih menghabiskan sepanjang masa berdoa meminta-minta, marilah kita BEKERJA dan BEKERJA. *)
Dalam tulisan saya itu saya sebut bahwa Doa adalah kawajiban bahkan pemenuhan atas keberadaan manusia, dan komunikasi dasar serta relasi azasi dari eksistensi manusia kepada asal dan sumber hidupnya. Itu berarti bahwa menurut refleksi saya keberadaan saya manusia ini baru penuh bila bisa berdoa, dan doa itu adalah juga komunikasi dasar demi relasi eksistensial manusia dengan sumber hidupnya, sumber energinya, sumber daya kreatipnya.
Seirama dengan itu maka Bekerja adalah panggilan kita manusia sekaligus implementasi keberadaan kita, dan gerak daya kreatip, pemeliharaan, penguasaan manusia kepada sesama ciptaan yang diamanatkan Pencipta, Sumber Daya kreatip multi dimensional.
Bila diuarai maka Bekerja dapat juga dipahami sebagai :
(Definisi teknis) : Kerja adalah kegiatan dan upaya nyata manusia menjadikan sasarannya mempunyai manfaat atau nilai lebih.
(Definisi filosofis) : Kerja adalah upaya manusia membuat suatu sasaran, apakah itu benda atau situasi kondisi sesuai dengan yang menjadi buah pikirannya, untuk mendapatkan manfaat bagi kehidupan diri sendiri atau sesama.
Definisi theologis/imani boleh diajukan sbb. : Kerja adalah amanat Sang Pencipta bagi manusia yang dianugerahi akal budi untuk ikut serta memelihara dan menyempurnakan hasil karya ciptaanNya dalam rangka memuliakan NamaNya. Disinilah konsep lengkap Doa dan Kerja, Kontemplasi dan Pelayanan terpadu.
Pada umumnya manusia cenderung terdorong untuk bekerja oleh motivasi pokok ini:
• Pemenuhan Kebutuhan pokok, makan
• Demi menambah Harta, uang, kekayaan, pemilikan
• Demi mengejar Kepuasan diri, Nama, ketenaran, kehormatan.
• Demi mewujutkan nilai-nilai luhur yang diyakini : memuliakan Penciptanya, mencapai impian, membantu sesama, berderma, berpolitik, dsb
Masuk kepada Judul : “Bahana Kerja Semesta”, saya membayangkan Indonesia tidak kalah oleh Negeri Dai Nipon, Jepang, yang katanya semangat dan budaya kerjanya tinggi. Konon suasana itu bisa dilihat di cerminan gerak dan dinamika kota, dari pejalan kaki dst, hingga pada kebangunan ekonomi yang sangat cepat dari keterpurukan dari paska perang dunia II.
Harapan itu ditunjang dengan citra awal pemerintahan dibawah Jokowi ini. Citra itu sudah dapat diteguhkan lagi dengan cara kerja sebelum dan awal setelah reshuffle kabinetnya.
Kerja keras, banyak kerja sedikit bicara, dan semesta. Semua, segenap, seluruh aparat pemerintah, berdisiplin, terprogram, atasan meneladani bawahan. Belum lama saya baca bagaimana keteladanan kesederhanan ketulusan para Bapak Pendiri Bangsa menghidupi, melaksanakan perjuangannya.
Kedekatan antara Visi, Konsep Kemerdekaan, kepada praksis dan Konsep Kerja Nyata. Konsep Pendidikan Bangsa dilekatkan pada Konsep Kerja Pengabdian yang tulus menelorkan Keteladanan.
Akan tetapi sesuai degan beberapa sumber bacaan **) untuk terlaksananya Bahana Kerja Semesta Indonesia perlu didekatkan KIH dan KMP, perlu didekatkan kebijakan Pemerintah,DPR,Lembaga Negara. Saya percaya mereka telah dipersatukan oleh UUD, UU, NKRI. Tetapi mereka belum dekat dalam praksis. Dalam hal ini perlu ada perubahan dan beberapa bentuk move on. Sesab banyak saja dalih untuk bertengkar daripada kebijakan kerja sama menyatukan visi kerja.
Visi adalah wawasan atau pandangan orang/pribadi atau kelompok terhadap sesuatu hal secara mendasar meliputi pengertian / definisi dan maknanya bagi ybs termasuk menyikapi kedepannya Dalam hal kita harus sampai pada gaya hidup baru. Untuk berbicara tentang perubahan dan pembaruan juga perlu peristilahan baru : gaya hidup atau lifestyle jadi Habitus. Yaitu Kebiasaan spontan bersikap dan berperilaku merespon segala tantangan hidup ini sesuai / konsisten dengan visinya.
Maka merunut ajakan thema Peringatan Hari Kemerdekaan 70th RI kita secara nasional maupun local : Bekerja - bekerja – bekerja, visi kita harus sampai pula pada praksis :
Usaha pembentukan habitus baru dan budaya kerjas yang menuntut perubahan mencakup perubahan sikap dan tindakan yang merupakan gerakan pembaruan menuju keadaban publik baru bangsa disanalah terujutnya Bahana Kerja Semesta…….