Kurangkai memori demi memori
saat ayah masih bersamaku
bercerita
panjang
tentang ayahnya.
***
Dia seorangabdi kraton
Dia seorang pelayan
Dia seoranglurah abdi dalem
“keparak tengen”.
didalam kraton keseharian menjaga
pusaka-pusaka handalan kerajaan.
---
Dia seorang abdi hokum
dengan gelar raden Singokawoco.
Pada kesempatan tertentu
mengeksekusinarapidana
hukum gantung hingga hukum picis
yang bagi kita kiini sudah asing.
---
Dia juga seorang petani
diberitanah garapan bebas upeti
tanah perdikan paring dalem
dengan gelar “kyai wedung”.
---
Itulah ayah dari ayah
sangat dijunjung dihormati
Semenjak masih hidup bersama
hingga ayahnya ayah
Embah Singokawoco
dimakamkandi makam suci Jurutanen.
---
Penghormatan kepada orang tua
Sampai Dia harus dipikul kepemakaman
Tinggi-tinggi kita pikul.
Sampai Dia kita tanam dipersemayaman
Dalam-dalam kita pendam.
Demikianlah akhir kata ayah :
“Mikul duwur, mendhem jero.”
Sukarno bilang : Hanya bangsa yang besar yang bisa
Menghormati Pahlawannya.
***
(Ayah bercerita tantang ayahnya
Cerita yang kurangkai dari khasanah
Memori demi memori
Dan endapan sanubari.)
(Ganjuran, Desember 2013.- Astokodatu)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H