Omong –omong dalam suasana saling cinta itu mau anda sebut apa ?Boleh disebut Dialog Cinta.?Seperti kakek nenek berumur 85 tahun, yang cintanya semurni emas 24 karat dan terbebas dari nafsu syahwat yang liar.?Seperti komunikasi antar pastur pinter, pendeta bijak bersama Gus Dur yang arif bijaksana bercengkerma dengan humor tingkat tinggi ? Dalam keyakinan bagaimana masing-masing beriman secara dewasa dan matang,kelakar mereka tetap kelakar sehat tanpa menjerumuskan mereka pada ketersinggungan wawasan yang sempit.
Kekakuan organisasi social yang akan membangun disiplin dan kerukunan warga dapat jatuh pada konflik-konflik tertutup maupun terbuka yang justru akan semakin menjauhkan warga dari rasa persaudaraan. Sebenarnya hal itu tak perlu terjadi bila dapat terjadi “Omong-omong dalam suasana santai penuh cinta antar warga”.Untuk memancing dan merangsang suasana santai spontan itu sebaiknya diciptakan kelompok wicara, atau kelompok dialog spontan dan santai informal. Sebagai suatu yang dirancang di programkan, berikanlah mereka rangsangan topic wicara yang ringan tetapi menarik minat semua warga kelompok kecil itu.
Tampil di Dashboard saya pada tanggal 3 Oktober 2012, berturutan ini:
Indri Hapsari mengomentari tulisan Kecanduan Kompasiana, atau Kompasianer? yang pernah Anda komentari. kalo nulis pasti ingin eksis mbak kareena ^^ ... Balas
Arimbi Bimoseno menayangkan tulisan Kamu Itu Sesuatu Banget Buatku. - kamu seperti lengkung spektrum warna di langit selalu menarik perhatianku karena unik, itulah kamu tak ada yang sama persis satu ... Selengkapnya
Dimulai dengan pertanyaan “Kecanduan Kompasiana apa Kompasianer?”, dari Sdri Indri Hapsari. Dalam :http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/11 /02/ kecanduan-kompasiana-atau-kompasianer-506140.html
Yang baginya saya memberi komentar 2 November 2012 22:45:58 :ini baru berita : kangen sama kompasianer
ini bukan berita baru : galau sama kompasiana
ini berita baru : kacanduannya kompasianer
ini bukan berita : suka baca tulisan anda….
ini berita aktual : salam saya…..
Tanggapan spontan dimaksudkan sebagai tanggapan yang diharapkan memberi suasana yang tidak mau menyakiti hati, tetapi membuka saja pandangan dengan perspektif lain, dan berpeluang memberi beberapa kesegaran. Tentu dapat dipahami.
Dipimpin oleh urutan di dashboard penulis maka dibaca selanjutnya Ibu Arimbi menulis : http://fiksi.kompasiana.com/puisi/2012/11/03/kamu-itu-sesuatu-banget-buatku-506201.html
Tulisan ini sungguhkomunikatif. Sepertinya mengajak berdialog, menyapa dan menulis untuk “Pembaca” : “kamu itu sesuatu banget buatku”. Apalagi dikaitkan dengan dua puisi sebelumnya, dan pada bagian terkutip ini :
kamu adalah misteri
selalu menarik untuk dibaca, digali
kedalamanmu seluas samudera
tak dapat diduga
caramu berpikir adalah sesuatu
caramu bersikap adalah sesuatu
caramu bertindak adalah sesuatu
caramu berbahasa adalah sesuatu
caramu memandang adalah sesuatu
Maka tidak mengherankan bila dikolom komentarnya terjadi “Omong-omong penuh arti dan makna, komunikatip, dialogal. Dialog indah itu antara : Rekan Indri Hapsari berkomentar, ditanggapi Penulis Arimbi, disela Mas Erri, dan di sela Harry Fk. :“ hahahaha kalau sekali baca sepertinya mudah dimengerti…. saat dibaca lagi ternyata nggak juga hehehehe….. pas banget sesuatunya hahahaha. selamat. pagi Mbak… Mettt weekend.enaknya yang libur…. bisa sesuatu banget dehsalam mbak Arimbi ”
Selanjutnya muncul Rekan Valencya Poetri W. yang memberi tambah kesejukan bagi suasana yang memang santai…. Yang memancing tanggapan serius Ibu Arimbi dengan lebih membuka diri lagi lebih tandas, katanya : “Hehe.. ada kalanya seseorang memilih berbicara/ berkomunikasi melalui tulisan/ postingan, aku pikir kita semua punya pilihan, mana yang membuat nyaman buat kita masing-masing”,kataArimbi Bimoseno .Dan itu membuat sayamemberi tanggapan sbb:
“Apa yang tertulis diatas tulisan ini, sungguh sangat indah bagiku, suatu dialog antar pribadi yang unik dan menarik.Tentu dari mbak Arimbi, mbak Indri, Mas Erri S.. Mas Herry Fk….
sesuatu banget. Terima kasih buat semua terutama yang punya halaman… Bunda Arimbi, (sebagaimana saya suka menyebut ibu)
Salam”
Dialog yang terjadi dalam komentar Kompasianer pada umumnya adalah ungkapan spontan dan instant. Mudah terjadi ungkapan yang emosional. Tetapi pada saatnya munculungkapan yang serius dan sungguh bermakna: “sesuatu banget”. Demikian dibayangkan komunikasi berbagi kasih dan cinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H