Apa kabar Indonesia sebuah acara dari sebuah station TV sedang membahas “Aksi Terror” dari sebuah Geng Motor. Peristiwa Kemayoran dan Salemba. Membuat pertanyaan bagi masyarakat atau pertanyaan pembuat acara TV. Komunitas nampaknya kepengin ada identitasnya. Apa itu komunitas geng motor, apa itu komunitas kesatuan tni, polisi, sama saja. Setiap orang senang dikenal identitasnya, karena itu sebuah pengakuan..
Lagi-lagi Kompasianers dalam komunitas Desa Rangkat mengadakan pertemuan-“Kopdar” dengan acara Bakti Sosial di Yayasan “Dulur Salembur” di dusun Serdang Kulon, Panongan, Tangerang. Yayasan ini peduli dan menyantuni anak yatim secara non panti. Komunitas Desa Rangkat atas gagasan Rekan Dewi bersepakat dan berrembug dari tg 12 Desember 2011 yang lalu membangun “Pondok Baca Rangkat”.
Dengan sedikit kesulitan Sesepuh Desa Rangkat mencoba memperkenalkan Siapa atau ApA Desa Rangkat. Dikatakan bahwa kompasianar ini adalah penulis. Penulis itu orang yang suka menulis. Menulis di koran, di buku dan sebagainya itu membuat orang membaca. Maka perlu itu suka membaca biar bisa menulis. Munulis mengharapkan tulisannya dibaca orang. Suka membaca dan menulis perlu dan dapat serentak untuk Belajar. Dalam belajar membaca menulis kompasianer ini menjadi saling kasih dan bergabung dari penulis dari Sabang sampai Maraoke, dari Saudi Arabia, Mesir, Amerika hingga Malaesia, dst.
Rekan-rekan Desa Rangkat ini tertarik kepada Yayasan Dulur Salembur karena menyantuni anak yatim, piatu, lemah, miskin,terlupakan dsb. Yayasan itu sehati dengan Desa Rangkat disebabkan kepeduliannya kepada generasi muda, siapapun itu sebagai generasi penerus bangsa. Anak-anak itu bangsa Indonesia dari sekarang untuk masa mendatang.
Desa Rangkar ingin berbagi dengan membuat ‘pondok baca’ untuk anak-anak dengtan harapanmereka dapat belajar membaca agar kelak pandai menulis, dan dapat seperti apa yang warga Desa Rangkat berguna untuk nusa dan bangsa.
Acara bakti sosial dimeriahkan dengan peresmian pondok baca, perpustakaan sederhana dilokasi YAYASAN, Berisi sekian ratus buku dan dalam rak-rak secukupnya. Tidak perlu dikatakan sumbangan dan amal bagi para Yatim.
Hampir selesai acara Rekan Admin Kompasiana datang hadir dan memberi sambutan.
Sebelum semua acara itu para kompasianer dalam jumlah lumayan sebagai obat kangen berkumpul dirumah Rekan Dewi di kompleh STPI Curug. Pertemuan itu mampu menghidupkan dan menghangatkan persaudayaan antar mereka. Hal itu ditandai dengan salang salam salaman, berlelukan dan.......... mengingat kembali serta mengenang pertemuan sebelumnya bahkan ..........nama masing-masing.
Lagi lagi nama, maaf nama, yang selalu tertutup kabut dalam memori saya. Coba saya dapat berapa : Mommy, Pak Dian Kelana, Pak Wahyu, Mas Helmi, Pak Edi Priyatna dan ibu, bunda Yanti, Dewi, Dewa, Iecha, Aciek, Kang Inin, Arko, Asih, Yuli, dan cucuku tercantiek.......maafkan kakek).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H