Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Iba Bapak dalam Cerita Cinta (3)

14 Januari 2012   02:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:55 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disuatu hari Minggu yang cerah tiga orang bapak terlibat diskusi pagi yang seru. Masalahnya adalah tiga orang anak mereka yang juga bersahabat. Anak mereka masih klas 2 SD, mereka seumur seklas sepermainan dirumah. Kreativitas mereka tidak tanggung tanggung.

Bertiga bersama anak-anak itu mengumpulkan buku-buku sekolah, buku cerita, dan buku anak-anak apa saja. Anak yang satu minta ayahnya dibuatkan rak buku, anak yang satu minta ayahnya membuat papan nama : Persewaan Buku Garuda Desa. Anak yang lain minta dibantu bapak ibunya menambah buku-buku baru.

Persewaan buku dipromosikan kepada kawan mereka. Anak-anak ini bergilir menjadi penjaga peresewaan buku mereka. Kepada penyewa ditentukan tarip sewa yang terjangkau bagi teman-teman mereka. Suatu gagasan dan tekad anak yang muncul orisinil dari anak dan dilaksanakan secara tertib. Kebanggaan orang tua mereka.

--“Ini perlu disikapi dan ditangani hati-hati.” kata Pak Narto.

--“Apa tidak sebaiknya dibiarkan saja, agar mereka memecahkan masalahnya antar mereka”kata Pak Warno.

--“Itu saya setuju, supaya mereka merasakan memang hidup itu ada banyak resiko”kata Pak Sukarto

--“Saya rasa mereka perlu dorongan semangat, karena hasil uang yang mereka kumpulkan beberapa hari dicuri teman sendiri, selanjutnya mereka kebingungan dengan teman yang mencuri dibela oleh bapaknya. Memang siapa bapak tidak membela anak yang disayang…?” kata Pak Narto.

--“Memang, uang itu tidak seberapa kita bisa mengganti bahkan lipat tiga dari kita bertiga, tetapi saya seperti tak tega dan iba juga, usaha hasil keringat mereka hilang begitu saja….”kata Pak Warno.

--“Nah itulah lepas saja anak-anak itu belajar merasakan kerasnya kehidupan..”kata Pak Sukarto.

Cinta anak, iba, dan resiko kehidupan memberi dilemma.Orang tua mana tidak membela anaknya dituduh sebagai pencuri. Cinta punya problema.

Bagaimana komentar anda ?

(Bersambung, Cerita Cinta akan selalu bertanya bagaimana pendapat anda)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun