Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gerakan Luar Dalam

29 November 2011   14:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:02 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengalaman biasa, bukan yang pertama. Tetapi setiap pengalaman selalu mempunyai perspektip baru. Ketika para idealis berembuk, sharing dan atau diskusi selalu perlu bantuan peran perumus yang menangkap keseluruhan pembahasan.

Sekali peristiwa datang Mommy disertai Hans, Lala, Ibay,dan dua tiga putri aktivis gerakan perempuan penulis, Jingga, Asih, Acik dan Selsa ke rumah Mas Yayok. Dirumah itu ada tamu juga Pak Thammrin, Mas Edy dan Mas Halim. Ternyata mereka agak kurang sepaham bahkan kurang paham dengn ajakan Mommy. Mommy mengajak membuat gerakan damai dalam menulis dan menyampaikan pendapat dan tanggapan terhadap tulisan.

Para wira muda Hans, Ibay dan Lala sangat antusias dan menawarkan menyusun AD/ART dan menyusun kepengurusan. Para jelita dengan anggunnya mengangguk angguk dan bergaya wait and see. Dan ternyata Mommy pun berkata: Bukan itu maksud utamaku. Yang terpenting ini Gerakan damai.

Serempak beberapa aktivis menyambut dan mengusulkan menyebar undangan seminar, membuat baliho, untuk promosi Gerakan Damai. Tetapi Mommy masih mengatakan: Bukan itu keinginanku…… Gerakan ini harus menjadi jiwa penulis, dan jiwa untuk membawa damai. Jiwa kita dahulu.

Nah lho, Mommy tetap bicara tentang gerakan. Dan Hans tetap mengusulkan mengadakan Seminar untuk mendapatkan kesamaan persepsi tentang Gerakan Damai ide Mommy itu.

Mas Yayok dari tadi diam seribu basa. Tiba tiba saja muncul kepujanggaan Mas Yayok :Gerakan ini akan kita persatukan dengan Corporate Branding : Desa Rangkat , Diskusi Elok Sarat Asah asih asuh, dalam merangkai kata.

Pak Thamrin pun ambil bagian katanya :Kok pakai istilah Corporate Branding, saya kenal Kompasianer Dwiarko, banyak menulis tentang Personal Branding, yang harus dilengkapi dengan Companies Branding.

Mas Halim langsung menyahut:Dan justru tadi Mommy mengharap penjiwaan wawasan itu oleh para anggota. Jadi korporit branding kita harus menjadi personal branding.

Mas Edy belum angkat bicara tetapi katanya :Membanggakan pembelajaran lewat Kompasiana, saya juga menyimak tulisan bu Dosen Semarang yang menulis tentang Cantik dan Kecantikan dari Dalam. Inner Beauty. Gerakan kita harus Gerakan yang cantik, Gerakan yang dari dalam.

Kakek tiba-tiba muncul dan komentar:Pertemuan informal seperti ini efektip bermanfaat untuk memecahkan masalah. Pertemuan yg betul bisa mempertemukan pemahaman. Kesamaan pemahaman itu alat pemersatu yang dari dalam Inner Community like as Inner Beauty.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun