Gambaran ekstrem ini memberi gambaran pahitnya suatu akibat dari pengambilan sikap negatip.
'Orang kita' biasanya disebut juga orang dekat. Mungkn ada hubungan darah/keturunan, mungkin karena satu territorial, satu profesi, satu grup, satu partai, satu iman, satu visi satu misi. Mereka disebut orang dekat karena sering komunikasi, berbagi, sehingga terjalin saling pemahaman, saling pengertian. Layaklah kurang terjadi perselisihan, jarang terjadi pertentangan, malahan dengan mudah dijalin kerja sama. Maka mudah terjalin ikatan batin, terjalin persaudaraan, dan kerja dalam tim.
'Diri saya sendiri' adalah subyek dan obyek utama refleksi ini. Lalu mau dibawa kemana dirimu sendiri? Menjauh untuk dijadikan 'orang lain'kah atau menjadi 'orang dekat', yang anda kenal, anda pahami, anda cintai.
Relasi vertical dan horizontal perlu dikaji dalam skema "Orang" bagi "orang". Terlebih obyek permenungan 'diri sendiri' itu mau dikemanakan.? Diri sendiri dijadikan orang lain bagi sesamanya, narsislah, dan penulis, cueklah dengan pembaca.
Prinsip yang susah disanggah : Cintailah Tuhan Allahmu dengan segenap hati dan budimu, dan cintailah sesamamu seperti dirimu sendiri.
Salam bahagia khusus buat para Penulis di Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H