Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cara Sederhana Menghindari Sesat Pikir

18 Desember 2014   22:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:01 1608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maksud saya dengan“cara sederhana”, sama dengan cara “saya”, yang “tidak ilmiah”, “cara berfikir yang mungkin bodoh”. Tetapi itu saya lakukan dan nampaknya usaha saya cukup berhasil. Dalam hal apa ?“Menghindari Sesat Pikir” Indikasi keberhasilan itu bahwa tidak ada kritik atau protes dari pemikiran yang saya lontarkan. Memang pemikiran saya tidak pernah hebat, muskil, berbelit, atau tinggi, namun mau berbagi dan tulus saja yang relevan di Kompasiana menurut saya.

Saran sederhana itu demikian ini :

1.Berangkatlah dari realita, kenyataan.

2.Jangan menulis/berkata, bahwa sesuatu itu ya dan sekaligus tidak

3.Kalau memang anda jangan katakan itu “dia”

4.Runut dan pakai pemikiran umum, biasa, menurut akal sehat. Jangan merasa mempunyai cara berfikir yang berbeda dari sistem berfikir orang yang mau ajak bicara / pembaca tulisan anda

5.Jangan memaksakan kehendak bahwa orang harus sependapat dengan anda kalau anda sedang mau membuktikannya.

6.Gunakan Cara berfikir setapak demi setapak, berturutan, lurus, tertib, tidak meloncat-loncat tanpa aturan berkelanjutan, dari yang umum ke yang khusus, atau dari yang khusus-khusus menuju satu yang berlaku bagi semua.

7.Nyatakan ya atau tidak dengan “cukup alasan”, sebab secara alami semuanya tidak serba tiba-tiba.

8.Tetapi awas yang sebelumnya juga tidak selau menjadi sebab yang terjadi sesudahnya.

9.Memang kita perlu belajar “Berproses alami, artinya bahwa orang yang demikian itu sebenarnya berbuat seperti proses dalam alam : melahirkan menumbuhkan (bandingkan natura = alambandingkan arti kata Phisis. Tumbuh).

10.Demikian lalu orang bilang : Akal Sehat mengatakan…….Itu mau, bermaksud mengatakan : Saya berpendapat bahwa pada umumnya oraang mengatakan…… Pendapat, pemikiran yang diterima oleh orang sehat, normal, tanpa harus atau merasa perlu diteliti dengan alat-alat penelitian tertentu.

http://filsafat.kompasiana.com/2014/05/22/akal-sehat-654194.html

Memang kita perlu : Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan berpikir, kekeliruan, serta kesesatan. Biasakan berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas sistematis. Biasakan membuat analisis terhadap peristiwa peristiwa sekitar kita. Dengan kebiasaan itu pikiran kita menjadi semakin tajam. Kita akan semakin mampu berfikir secara abstrak, cermat, dan objektif, kritis, methodis dan berkelanjutan.

Sumber :

1.http://filsafat.kompasiana.com/2014/11/03/ketika-label-konseptual-menjadi-stigma-dari-deskripsi-ke-preskripsi-684355.html)

2.http://whereisthewisdon.wordpress.com/2014/01/23/hukum-hukum-logika/

3.http://filsafat.kompasiana.com/2014/05/22/akal-sehat-654194.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun