Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Komunikasi Sosial : Bela Rasa

25 Desember 2014   11:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:29 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada saat ada peristiwa kematian kita kenal kata : Ikut Berduka

Pada waktu ada saudara terkena musibah bencana alam : Partai Politik pun mengirim satu truk bantuan sembako.

Pada saat seorang ayah melihat anaknya tergesa-gesa keluarkan sepeda motor pagi-pagi, ayah itu tahu anaknya hampir terlambat masuk sekolah, sang ayah pesan : Hatihati Nak, dijalan.

Ada kontak batin terjadi diantara manusia. Bahkan ada komunikasi tanpa suara. Ada komunikasi verbal, ada komunikasi tubuh. Ada penyampaian makna dan maksud hati. Manusia biasa menggunakan sarana suara gerak entah itu decak bibir maupun senyum wajah, banyak cara bila memang hati mau bergerak.

Rasa, Hati, Maksud, Arti dan Makna membawa kepada Komunikasi Sosial Nyata. Adakah dalam kamus hati kita istilah : Tulus.?

Tuhan Allah memberi Perintah : Cintailah Allahmu dengan segenap hati jiwa sepenuhnya. Cintailah sesamamu seperti kamu mencintai dirimu sendiri. Dirikanlah solat, berdoalah muliakanlah Nama Allah dengan setulus sepenuh jiwamu.

Sebenarnya Tuhan tidak membutuhkan namaNya dimuliakan oleh kita. Tuhan Hyang Maka Kuasa tidak lebih kuasa dan mulia karena doa dan sembah sujut pujian kita.

Seorang yang mau menikahkan anaknya, atau mau nikah sendiri sebenarnya tidak harus mengirim undangan kepada kita. Tetapi demi persaudaraan, persahabatan, relasi dagang, dst kita mengundang dan diundang. Mereka tidak mengemis perhatian tetapi memperhitungkan kebaikan hati kita yang diundang.

Bela rasa ikut berbahagia adalah budaya yang menunjukkan keluhuran budi, seperti Bela Rasa ikut berduka adalah budaya yang menunjukkan kelembutan hati. Mununjukkan bagi orang yang sehati dan sebudaya, Menuntut bagi hati yang kurang peka dalam komunikasi sosial untuk berluhur hati dan berlembut hati.

Seorang ibu bisa merendahkan hati, mengemis kebaikan hati dari putera puterinya bila melihat suatu waktu itu dibutuhkan demi anaknya, seperti Allah meminta kita untuk berbakti bersujut kepadaNya dengan pelbagai bentuk perintah dan anjuran.

Adakah dinegeriku pahlawan yang mau dengan kerendahan hati mengemis memohon sekedar simpati saling berbagi empati saling berbela rasa demi NKRI. ???

Selamat Natal bagi yang merayakan, Selamat berlibur ria bagi yang ikut berlibur Natal.

Salamku Hormatku.

Emmanuel Astokodatu.

(Terdaftar di Kompasiana tanggal 25 Des.2009)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun