Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Rahim

25 Februari 2015   19:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:31 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hadir pada pertemuan doa untuk kesejahteraan Ibu dan bayinya 7 bulan dalam kandungan, hatiku tersentuh juga pada khotbah seorang pastur yang tidak pernah menikah.

Kotbah itu sederhana pula tapi bernas. Bahwasanya kehidupan ini melalui sebuah proses. Bahwasanya proses mulainya hidup ini sungguh menakjubkan. Dan mentakjubkan pula peran bapa dan ibu sehingga terjadi dalam kandungan seseorang dalam seseorang.

Pernah dibuktikan bahwa bisa jadi bayi itu berdarah golongan yang berbeda dengan ibunya yang memberi “makan” kehidupan barunya. Anak bayi itu memang oknum pribadi yang lain. Maka jangan pernah “mengorbankan” hidup bayi deminama baik ibunya.

Dan kembali kepada kejadian yang mentakjubkan itu kita kembali bersujut pada Sang Pencipta. Kita bersyukur lelaki perempuan diberi peran serta menciptakan kehidupan. Dan disana memang peran berat perempuan istimewa pada +9 bulan awal. Rahim ibu adalah serambi muka kehidupan setiap insan. Karenanya perlu kita-orang banyak berdoa dalam rangka melaksanakan tugas penyertaan penciptaan manusia ini...... agar sukses: semuanya prima hasilnya.

Sadarkah kita akan mulianya karya dan hebatnya tugas yang diemban ayah bunda itu ?

Saya kakek tua yang telah selamat merampungkan tugas itu, ikut mengharapkan suksesnya peran para ayah bunda keluarga muda, dan peran seorang perempuan yang mulia. Sederhana saja bukan ?

Selebihnya kita memahami bahwa peran menampung melindungi menghidupi oleh rahim seorang ibu bagi bayinya, menjadi syobol Kemaha KasihNya Allah untuk manusia yang tak ada sempurnya ini. Sebutlah : Allah Sang Maha Rahim. Kerahiman Illahi tiada taranya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun