Mohon tunggu...
Asti Sundari
Asti Sundari Mohon Tunggu... Lainnya - Berfikir adalah salah satu cara bersyukur telah diberi akal. Sebab keunggulan manusia dari akalnya.

Nikmatilah proses yang ada, karena setiap proses yang dilalui mengajarkan banyak hal.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menerima Diri Lewat Stand-Up Komedi

11 Agustus 2022   18:29 Diperbarui: 11 Agustus 2022   18:50 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Sebenernya aku adalah orang yang tidak terlalu suka stand-up komedi, tapi bukan berarti aku tidak suka. Mengenal stand-up komedi hanya tahu selintas bukan orang yang benar-benar suka menontonnya. Orang bilang aku adalah orang yang serius, tidak suka becanda, hal ini juga membuat aku terlihat judes.

Aku adalah orang yang pesimistis, menilai diri sendiri dengan nilai yang kurang, sulit melihat kelebihan yang ada di dalam diri sendiri, bahkan aku tidak sadar bahwa aku pesimistis. Aku merasa bahwa di dunia ini tidak ada manusia sempurna, termasuk diriku sendiri. Jika aku bisa A maka masih  banyak orang di luar sana yang lebih jago tentang A.

Menerima diri sendiri adalah hal yang sulit dilakukan, tapi bukan berarti ga bisa dilakukan. Banyak hal yang aku rasakan sehingga membentuk diriku yang kurang menertawakan persoalan dunia, membuat aku merasa bahwa tidak ada yang exited di dalam hidup ini.

Ya, si serius dan si penuh khawatir bahkan ke khawatiran ku kadang tidak wajar, misal laptopku tiba-tiba mati maka aku harus tahu cara agar laptopku bisa menyala lagi. Akhirnya aku melakukan browsing sampai benar-benar ketemu solusi dari laptop aku, kadang sampai berjam-jam hanya untuk scrolling, kalau tidak ketemu solusinya hanya bisa selesai ketika sudah mencoba berkali-kali dan gagal lalu hilang rasa penasaranku.

Hal lain yang paling simpel adalah ketika aku chat temanku dan temenku tidak balas chat aku, aku akan memikirkan kemungkianan-kemungkinan alasan kenapa dia ga bales chat aku sampai akhirnya overthinking. Itulah alasanku merasa nyaman hidup sendiri, aku tidak akan merasa terbebani dengan semua hal yang terjadi. 

Aku sering sekali memutus hubunganku dengan oranglain, kebanyakan hubungan pertemanan bukan hubungan asmara. Biasanya aku akan menjauhi mereka, mulai tidak kontak-kontakan, mengurangi interaksi, selain karena aku tidak suka chat-an aku juga merasa takut punya hubungan yang terikat dengan banyak orang. Keterikatan akan membuat aku dan orang itu tersakiti.

Setelah aku mengenal doi, ternyata aku sadar bahwa tidak semua hal yang ada di hidup ini harus dianggap serius ada beberapa hal yang bisa aku tertawakan bahkan hal tersakit di dalam hidupku sendiri. Lalu dengan doi aku dikenalkan dengan stand-up komedi karena doi emang suka stand-up komedi.

Buatku stand-up komedi bukan sesuatu hal yang baru, tapi setelah aku menonton stand-up komedi aku mulai menikmati sajian-sajian materi yang disuguhkan para komika. Hal itu membuat aku sadar bahwa kesedihan dan keterpurukan yang kita rasakan bisa kita tertawakan.

Doi juga sering menertawakan aku ketika aku membuat kesalahan-kesalahan kecil seperti lupa istilah, salah menebak nama, awalnya aku kesal karena aku merasa tidak di hargai. Tapi doi memang seperti itu menertawakan banyak hal, bahkan hal-hal yang absurd sekalipun dan aku bahagia. Ya, aku bahagia mendengar ocehannya, berdiskusi dengannya, menonton stand-up komedi dengannya.

Aku mulai dapat menerima diriku sendiri, mencoba menertawakan apa yang terjadi di dalam hidupku juga. Tidak mudah memang, tapi semua sedang berada di tahap proses. Walaupun ada beberapa hal kadang yang bikin aku kesel, tapi dengan doi kini aku tahu seberapa berharganya diriku di dunia ini.

Walaupun karakter aku si serius dan si judes belum pudar, namun setidaknya aura wajahku lebih bahagia saat ini, lebih lega, karena aku bisa jujur pada diriku sendiri dan tidak ada yang aku sembunyikan dari doi. Ya, jujur adalah hal penting buatku karena aku tidak mau hidup diliputi dengan rasa bersalah.

Ini hanya tulisan yang sebenarnya aku sendiri bingung mau nulis apa, buat kalian yang sedang berjuang menerima diri sendiri, kita sama-sama sedang berjuang tetap semangat yaaa. Btw sejak kecil aku memang sudah mempertanyakan kebiasaan perempuan, dan setelah beranjak dewasa mulai sadar jadi perempuan ga mudah, ini juga salah satu hal yang membuat aku pesimistis.

thanks udah baca cerita ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun