Mohon tunggu...
Asti Sundari
Asti Sundari Mohon Tunggu... Lainnya - Berfikir adalah salah satu cara bersyukur telah diberi akal. Sebab keunggulan manusia dari akalnya.

Nikmatilah proses yang ada, karena setiap proses yang dilalui mengajarkan banyak hal.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Romantisasi KDRT

22 Juni 2023   09:45 Diperbarui: 6 Juli 2023   09:17 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak ada kisah baik dalam kekerasan, baik itu verbal maupun non verbal. Karena sejatinya berumah tangga itu saling melindungi satu sama lain, istri adalah pakaian suami begitupun suami. Jika kekerasan terjadi maka sang suami sudah tidak memberi perlindungan lagi kepada istrinya. 

Tidak ada manusia yang berubah 100% dengan sekejap didunia ini, bahkan 20% saja mungkin sulit, menginginkan pasangan kita berubah tentu saja baik tapi memaksanya itu buruk bagi dirimu, hubunganmu atau keluargamu. Maka penting sekali berkomunikasi.

Romantisasi KDRT adalah tentang kesabaran, menahan rasa sakit, melindungi penjahat dengan alasan cinta dan berharap dirinya berubah jika kita membiarkannya.

Padahal jika tidak sepakat kita berhak mengatakan 'tidak' tentu saja dengan mengesampingkan ego ingin menang sendiri dan menghindari marah agar ketika mendengarkan alasannya kita dalam keadaan baik. Bukan lari dan menghindari masalah.

Jika menghindar apakah itu benar karena cinta atau karena takut dan malu (Timorous)? Takut bepisah, takut di judge oleh oranglain, takut menjadi keluarga yang tidak sempurna, takut beda pendapat.

Bukan karena cinta yang seolah diromantisasi, yang harusnya ditakutkan adalah kesehatan mental diri dan keluarga. Dimana anak juga prioritas untuk diselamatkan agar tidak menjadikan apa yang dilakukan orangtuanya sebagai contoh rumah tangganya kelak.

Ingatkah film hidayah yang sering muncul di Televisi tentang perlakuan suami yang kasar kepada istri dan istri diceritakan dengan karakter yang penuh kesabaran dan kasih sayang hingga sang suami mendapat hidayah dan tidak berlaku kasar. 

Film tersebut dibalut dengan balutan agama, padahal para istri bukanlah malaikat berhati mulia yang penuh dengan pintu maaf dan kesabaran. Istri adalah manusia biasa, bisa sakit dan bisa marah. 

Jadilah keluarga yang berkomunikasi dan berdialog, meski sulit namun untuk mencapai pada tahap saling memahami yaitu dengan melakukan diskusi. Diskusi tentang hal yang tidak disukai dan juga hal yang disukai, apa yang diharapkan di masa mendatang dan hal-hal yang paling kecil dan remeh. 

Bukan diskusi soal politik dan isu berat lainnya tapi juga tentang perasaan. Jika tidak, apapun yang kamu lakukan, seromantis apapun hubungan akan menjadi bom waktu dimasa mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun