Pernah ga sih kalian punya  pasangan yang friendly ? dan Gimana rasanya punya pasangan yang friendly sama temen-temen lawan jenisnya ? . Punya pasangan yang setia pasti jadi harapan semua orang, tapi kita ga pernah tau  apakah pasangan kita setia atau enggak. Ya karena kita cuma manusia biasa yang ga pernah tau isi hati oranglain, kalo kata guruku "Kita itu bukan tuhan yang tau isi hati oranglain, jadi kalo ada apa-apa itu ngomong, biar yang lain juga tau".Â
Mungkin ini alasan kenapa kita semua punya rasa khawatir terhadap perilaku oranglain, termasuk sama pasangan kita dan akhirnya kita jadi nebak-nebak cuma dengan ngeliat perilakunya. Setidaknya setiap tingkah laku manusia menceminkan karakter atau gambaran manusia itu sendiri. Walaupun enggak bisa dibenarkan 100 persen. Nah berawal dari sebuah feeds yang ada di Instagram dengan akun @twitterans dengan kata-kata " Orang yang friendly memang menyenangkan, tapi tidak disarankan untuk dimiliki" kata ini seolah menyiratkan ke khawatiran ketika mempunyai pasangan yang friendly.Â
Akhirnya aku buat sebuah survey kecil yang ditunjukkan untuk mereka yang pernah ngalamin langsung punya pasangan yang friendly, contohnya menjawab beberapa asumsi banyak orang tentang pasangan yang friendly itu berpotensi selingkuh atau enggak yang dapat membuat pasangannya khawatir. Pengisian survey ini berdasarkan sukarela dan tanpa paksaan, serta identitas sipengisi di anonimkan, sehingga ruang privasinya tetap aman. Data yang diambil hanya tanggal lahir, kota tempat tinggal, sudah bekerja atau belum dan seputar pasangan yang friendly dan dampak yang dirasakan.
Jumlah responden yang mengisi survey sekitar 19 orang, ini diluar ekspetasi sebab ngomongin relationship artinya ngomongin ruang privasi dan belum tentu semua orang menganggap serius ketika membicarakan soal hubungan percintaan, bisa jadi mereka malu atau gengsi, padahal membicarakan hubungan percintaan adalah membicarakan keseharian semua orang.Â
Kadang hubungan yang tidak baik dan tidak sehat akan berakibat pada  kesehatan yang menurun, baik secara fisik maupun psikis yang enggak bisa kita abaikan. Belum lagi  mengganggu kehidupan sehari-hari kita yang pastinya banyak yang harus dikerjakan dari mulai pekerjaan dan juga hubungan pertemanan dan keluarga yang mulai diabaikan.
Balik lagi nih soal hasil jawaban dari 19 responden ternyata 63,2% mengalami ke khawatiran ketika memiliki pasangan yang friendly, hal ini jelas banyak sekali orang yang menjalin hubungan dengan pasangan friendly memiliki rasa was-was ketika pasangannya dekat dengan lawan jenis atau bisa disebut temannya. Alasan mengapa mereka khawatir sangatlah beragam, berikut beberapa alasan mengapa mereka khawatir memiliki pasangan yang friendly;
- "Bikin baper perempuan lain dan takut dibuat nyaman akhirnya meninggalkan hubungan yg udah lama ini untuk sebuah kenyamanan".
- "Khawatir kehilangan"
- "Nanti org yg dia 'baikin' baper. Kalo baper? Rungkad atuh"
- "Karena ia jadi mudah dekat dgn siapapun, dan banyak perempuan yg salah mengartikan kebaikan seorang laki-laki".
- "Khawatir terjadi cinlok"
- "Karna lawan jenis tidak ada yang bersahabat"
- "Dari temen jadi demen"
- "Saya yakin pasangan saya tidak akan macam-macam walaupun dia akrab dengan lawan jenisnya tetapi saat dia tidak tahu batasan seperti merangkul,tidur dipangkuan temannya saya merasa tidak dihargai sebagai pasangannya apa bedanya dengan teman biasanya kalau sikapnya seperti itu yang saya ingin kalau dia dekat dengan teman lawan jenisnya tidak masalah bagi saya karena beberapa diantaranya merupakan teman dekat saya juga asalkan dia dapat membedakan perlakuan kepada pasangan dan temannya".
- "Karena memiliki hubungan dengan laki-laki yang frendly kepada perempuan lain akan berdampak terhadap hubungan. Meskipun bersembunyi dibalik kata "just friend" tapi kan semuanya juga berawal dari teman!".
Ternyata alasan mereka khawatir terhadap pasangan yang friendly adalah ketidak percayaan mereka dengan pertemanan antara laki-laki dan perempuan, yang biasanya akan berujung pada kata 'baper'. Karena biasanya sebuah hubungan berawal dari saling perhatian, yang akhirnya berakhir dari saling nyaman dan saling suka.Â
Rasa khawatir yang dirasakan oleh orang yang pernah punya hubungan dengan orang yang friendly bisa membawa pada sebuah hubungan yang tidak sehat. Walaupun, setiap orang dalam menangkap rasa khawatir berbeda-beda, ada yang diabaikan, ada yang hanya sekedar khawatir  sesaat, atau malah ada yang overthinking dan akhirnya malah curiga dan tidak percaya.Â
Yang dapat membuat hubungan tidak sehat adalah tidak adanya komunikasi yang dijalin dan akhirnya overthinking lalu menyalahkan diri sendiri dan dipenuhi rasa ketakutan akan ditinggalkan, mulai mempertanyakan perasaan si pasangannya, yang berujung pada meragukan diri sendiri. Dari proses khawatir sampai enggak percaya adalah proses dimana psikis akhirnya terganggu yang bisa mengakibatkan kepada keseharian yang kurang fokus, nafsu makan menurun, tidak bersemangat dan lain-lain.
Kunci utama adalah komunikasi kedua belah pihak, bagaimana menjelaskan apa yang dirasakan dan mencari jalan keluar yang terbaik. Namun yang harus diingat adalah menyayangi diri sendiri, kesehatan mental dan fisik adalah sangat penting untuk dijaga, punya pasangan itu memang indah tapi ketika punya pasangan tidak membuatmu bahagia maka untuk apa dipertahankan.Â