Mohon tunggu...
Asti Sundari
Asti Sundari Mohon Tunggu... Lainnya - Berfikir adalah salah satu cara bersyukur telah diberi akal. Sebab keunggulan manusia dari akalnya.

Nikmatilah proses yang ada, karena setiap proses yang dilalui mengajarkan banyak hal.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Curhat: Harapan Orangtua Menjadi PNS dan Seperangkat Gaji yang Mewah

18 Agustus 2021   16:31 Diperbarui: 18 Agustus 2021   16:36 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadi Pegawai Negeri Sipil sepertinya menjadi harapan semua orangtua karena bangga anaknya bisa mengabdi pada negara dan memang karena Gajinya yang lumayan beserta tunjangan-tunjangannya. Sepertinya karena  PNS itu dijamin hidupnya aman tentram dan damai sebab seluruh hidupnya udah dijamin sama negara sampai tua. 

Insyaallah anak-anaknya masih bisa menikmati gaji pensiunan kalo bapak atau ibunya sudah selesai masa baktinya. Sebenarnya, salah satu guru SMA pernah bilang kalo dulu Guru PNS itu gajinya sangat kecil bahkan Guru Swasta itu gajinya bisa sampe 2 kali lipat besarnya dibandingkan gaji PNS. 

Jadilah, dirinya tidak ikut mendaftarkan sebagai PNS sebab jaman dahulu jadi PNS itu gampang banget ga pake test test kaya sekarang yang testnya bisa berkali-kali. Menurut Penerawangan Mbah Dukun Kalo dulu Gaji PNS pada tahun 1977 sekitar Rp 12.000 bisa sampai Rp 120.000 tergantung golongan, nah kalo untuk gaji Guru Negeri ya sekitaran Rp 12.000 dan kalo Guru Swasta bisa sampe Rp 25.000 / bulannya. 

Pada masa akhir jabatan Soeharto barulah kenaikan terjadi yaitu pada tahun 1997 sekitar 60% lebih dan jika dibandingkan sekarang tentu sudah berkali-kali lipat gajinya naik karena setiap tahun gaji PNS memang selalu naik.

Kenaikan Gaji PNS harus diapresiasi karena zaman dahulu pengabdiannya memang benar-benar nyata dan benar-benar ingin memberikan yang terbaik untuk negara. Nah kalo sekarang sama ga ya? Mungkin, sebagian orang memang ada yang benar-benar mengabdikan diri untuk negara. 

Malahan banyak yang benar-benar mengabdi tapi untuk menjadi PNS itu sangat sulit. Karena saking banyaknya peminat jadi seleksi pun sangat ketat. Bahkan menurut si Mbah Dukun bahwa tahun 2018 yang mendaftar menjadi PNS sampai 4 Juta jiwa, untuk memperebutkan posisi dua ratus ribuan.

Usut Punya usut jadi PNS juga salah satu harapan orang tuaku, karena kehidupan para PNS yang terlihat waahh maka aku diarahkanlah kuliah di salah satu jurusan Pendidikan lebih spesifiknya disamarkan, walaupun jurusan Pendidikan yang satu ini tidak begitu aku minati, bahkan jurusan yang sejak SMA enggan dipilih. 

Tapi takdir berbicara lain, dan pada saat itu aku masih menjadi anak yang penurut sama orang tua jadi apapun di ikuti kalo sekarang tau deh hehehehehe. Bahkan Orang tuaku selalu meyuruh untuk ikut CPNS walaupun sebenernya enggan ikutannya juga, sebab kemungkinan lolospun kecil dan kata si Mbah Dukun sih banyak oknum dibelakangnya tau deh bener atau enggak kata si mbah. Semakin tidak berminatlah ikut hal yang seperti itu, toh semboyan saya " Proses tidak akan menghianati hasil".

Sebenernya siapa sih yang ga tergiur dengan gaji yang diterima PNS walaupun secara gaji pokok kecil tapi tunjangannya cukup besar, namun cara pandang terkait PNS, Pemerintahan, dan Aparat sudah berbeda sejak masih di Sekolah Dasar ( SD ). Jaman saya SD , sekolah SMP Negeri itu udah disebut sebagai sekolah Mewah dimana orang-orang tertentu saja yang bisa masuk sekolah tersebut. 

Bahkan, sekolah SMPN yang di pinggiran kota pun diserbu dan tak sedikit mereka yang menyogok supaya mereka bisa masuk sekolah Negeri tersebut. Sudah tidak respect lah untuk masuk sekolah Negeri. Pada saat itu memang kebetulan orang tua tidak mendaftarkan ke sekolah Negeri dan langsung didaftarkan ke Pesantren dua kali kunjungan ke pesantren yang berbeda dan akhirnya yang menjadi pilihan pesantren yang kedua dan menjadi jalan untuk menimba ilmu  di sekolah Swasta. 

Enaknya perlakuan sama mau orang tuanya kaya atau miskin makan sama, kasur sama, lemari sama kecuali uang jajan untuk  fasilitas yang diberikan semua sama.

Cara pandang negatif Sekolah Negeri tidak berhenti disitu, karena lulus SMP sebenarnya ingin melanjutkan di Pesantren tersebut disana lengkap Pendidikannya dari SMP, SMA, SMK dan STM (Sekolah Teknik Mesin) tinggal pilih aja sukanya dimana. Tapi kebetulan orang tua punya harapan lain singkat cerita ikutlah daftar ke salah satu SMA Negeri bergengsi, sebenarnya tidak mau karena diwaktu yang sama memilih sekolah lain ( swasta ) akhirnya harus merelakan sekolah pilihanku hanya demi masuk sekolah SMAN yang katanya ditawari sodara yang sama-sama mau masuk SMAN tersebut karena punya kenalan. 

Taulah kalo ga ada yang kenal mana bisa lolos kalo pinternya ga setingkat dewa. Akhirnya saya ikuti prosesnya dan jeng jeng jeng ketika membuka selembar kertas disana ada tulisan TIDAK LOLOS sodara saya juga sama hasilnya tidak lolos saat menerima pengumuman hasil test. 

Namun, sodaraku tetep masuk SMAN tersebut dan aku lebih baik menyerah dari pada harus menggunakan jalan yang menurut aku ga fair tersebut ( karena uang itu susah dicari gaeees L ). Akhhirnya aku dilarikan ke sekolah swasta, dan kejadian itu membuat Minsed soal yang berembel-embel Negeri jadi Minus. 

Ini hanya pengalaman empirisku aja, mungkin kalian mempunyai pengalaman yang berbeda. Begitulah cerita persoalan Harapan Orangtua dan Gaji PNS yang mereka idam-idamkan, apapun pekerjaannya ketika kalian suka dan nyaman maka syukuri dan nikmati karena itu adalah cara membahagiakan diri kamu sendiri yang penting berusaha sekuat tenaga ya kalo malas rezeki juga malas nyamperin hehehe. Gitu sih kata aku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun