Setelah runtuhnya dinasti Umayyah di Damaskus kepemimpinan selanjutnya yaitu pada dinasti Abbasiyah. Bani Abbasiya berdiri pada tahun 750 M atau 132 H, pendiri dinasti ini merupakan salah satu paman nabi Muhammad Saw dari keturunan Abbas yang bernama Abu Abbas As-Saffah. Proses terbentuknya dinasti Abbasiyah ini dilakukan dengan cara yaitu menyebarkan misi propaganda melalui jaringan rahasia dan menghimpun kekuatan militer demi menghanccurkan kekuatan bani Umayyah untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan menyusun strategi yang cukup matang. Propaganda yang dilakukan adalah akibat dari kekecewaan kelompok mawali terhadap Dinasti Umayyah hal ini dikarenakan Dinasti Umayyah berkuasa dan menempatkan posisi mereka pada kelas kedua dalam sistem sosial sedangkan orang Arab menduduki kelas bangsawan (Riska Amalia, 2022). Kemudian Bani Abbasiyah merasa lebih berhak dari Bani Umayyah atas Kekhalifahan Islam, sebab mereka adalah dari cabang Bani Hasyim yang secara garis keturunan lebih dekat dengan Nabi. Menurut mereka, Bani Umayyah menguasai bangku kekhalifahan Islam secara paksa, dengan melalui tragedi Perang Siffin. Oleh karena itu, untuk mendirikan Dinasti Abbasiyah, mereka mengadakan gerakan yang luar biasa melakukan pemberontakan terhadap Dinasti Umayyah. Setelah meruntuhkan Dinasti Umayyah dengan cara membunuh Marwan sebagai khalifahnya, pada tahun 750 M, Abu al-'Abbas mendeklarasikan dirinya sebagai khalifah pertama Dinasti Abbasiyah. Ketika Abbas menjabat khalifah, dia diberi gelar al-Saffah yang berarti penumpah atau peminum darah. Sebutan tersebut diberikan karena dia mengeluarkan dekrit kepada gubernurnya yang berisi perintah untuk membunuh tokoh-tokoh Umayyah. (Nunzairina, 2020).
1.Sejarah berdirinya bani Abbasiyah
Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah As-Saffah bin Ali bin Abdullah bin Al-Abbas pada tahun 750 -- 1258 M / 132 -- 656 H atau telah berkuasa selama kurang lebih 524 tahun. Sebelum bani abbasiyah berdiri kekuuasaann dipegang oleh bani umayah. Ada alasan dari bani Abbasiyah merebut kekuasaan dari tangan bani Umayah yaitu karena bani Abbasiyah merasa jika mereka lebih berhak atas kekhalifahan Islam dibanding bani Umayyah, karena secara garis keturunan lebih dekat dengan Nabi Muhammad SAW. Mereka beranggapan bahwa bani Umayyah menguasai kekhalifahan Islam secara paksa. Setelah bani Umayyah diruntuhkan dengan cara membunuh khalifahnya yaitu Marwan pada tahun 750 M, Abu Abbas menyatakan dirinya sebagai khalifah pertama bani Abbasiyah dan diberi gelar al-Saffah yang artinya penumpah atau peminum darah. Sebutan al-Saffah dibeikan karena Abu Abbas mengeluarkan maklumat atau keputusan yang berisi perintah untuk membunuh tokoh-tokoh bani Umayyah (Fakhrurriza, 2016). Dulu sebelum daulah bani Abbasiyah berdiri terdapat tiga poros utama yang menjadi pusat kegiaatan untuk membangun kekuasaan pemerintahan yaitu Kuffah (Irak), Humaimah (Iran), dan Khurrasan (Suriah). Alasannya adalah kota Kuffah digunakan sebagai kota penghubung, Khurasan sebagai pusat Gerakan praktis, kemudian Humaimah sebagai pusat perencanaan organisasi.
Pergantian masa kepemimpinan Bani Umayyah oleh Bani Abbasiyah adalah sebuah pergantian sebuah dinasti. Sikap politik pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah sangat berbeda dengan Bani Umayyah. Hal ini dikarenakan pada saat pemerintahan Bani Abbasiyah pemegang kekuasaan sangat merata tidak hanya dipegang atau dikuasai oleh bangsa Arab namun lebih demokratis. Selama Bani Abbasiyah berkuasa terdapat pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial dan budaya (Riska Amalia, 2022).
2.Khalifah dinasti Abbasiyah
Berdasarkan pola pemerintahan dan perubahan politik yang terjadi, para sejarawan membagi kekuasaan pada masa bani Abbasiyah menjadi 4 periode, diantaranya (Fakhrurriza, 2016):
1.Periode Abbasiyah I (132-232 H / 750-847 M)
Periode pertama ini berlangsung selama kurang lebih 97 tahun dan mempunyai 9 orang khalifah. Periode ini disebut periode keemasan bani Abbasiyah dan juga dikatakan sebagai periode keemasan Islam di dunia. Berikut nama-nama khalifah yang memimpin bani Abbasiyah I :
- Abdul Abbas as-Saffah  (132-136 H / 750-754 M)
- Abu Ja'far al-Mansur    (136-158 H / 754-775 M)
- Al-Mahdi               (158-169 H / 775-785 M)
- Musa al-Hadi           (169-170 H / 785-786 M)Â
- Harun ar-Rasyid        (170-193 H / 786-809 M)
- Al-Amin                (193-198 H / 809-813 M)
- Abdullah al-Makmun   (198-218 H / 813-833 M)
- Al-Mu'tasim Illah      (218-227 H / 833-842 M)
- Al-Watsiq               (227-232 H / 842-847 M)
2. Periode Abbasiyah II (232-334 H / 847-946 M)
Periode ini berlangsung selama kurang lebih 99 tahun dan memiliki 13 khalifah. Dikatakan sebagai awal kelemahan bani Abbasiyah. Pada periode ini banyak daerah-daerah kecil yang ingin melepaskan diri dan kejadian itu tidak dapat diatasi. Berikut nama-nama khalifah yang memimpin bani Abbasiyah II :
- Al-Mutawakkil        (232-247 H / 847-861 M)
- Al-Muntashir          (247-248 H / 861-862 M)
- Al-Musta'in           (248-252 H / 862-866 M)
- Al-Mu'taz            (252-255 H / 866-869 M)
- Al-Muhtadi           (255-256 H / 869-870 M)
- Al-Mu'tamid          (256-279 H / 870-892 M)
- Al-Mu'tadhin          (279-289 H / 892-902 M)
- Al-Muktafi            (289-295 H / 902-908 M)
- Al-Muqtadi           (295-320 H / 908-932 M)
- Al-Qahir              (320-322 H / 932-934 M)
- Al-Radhi             (322-329 H / 934-940 M)
- Al-Muttaqi            (329-333 H / 940-944 M)
- Al-Mustakfi           (333-334 H / 944-945 M)
3. Periode Abbasiyah III
Pada periode ini, bani Abbasiyah berada di bawah kekuasaan bani Bawahi, yaitu penganut aliran Syi'ah yang berhasil mendirikan dinasti di sebelah barat laut Iran. Berikut nama-nama khalifah yang berkuasa di periode Abbasiyah III adalah :
- a) Al-Mu'thi             (334-363 H / 946-974 M)
- b) Al-Thai               (363-381 H / 974-991 M)
- c) Al-Qadir              (381-422 H / 991-1031 M)
- d) Al-Qayyim            (422-467 H / 1031-1075 M)
- e) Al-Muqtadi            (467-487 H / 1075-1094 M)
4. Periode Abbasiyah IV
Periode ini belangsung selama 164 tahun. Jika di periode sebelumnya Abbasiyah berasa di bawah kendali bani Bawahi, maka pada periode ini Abbasiyah berada pada kekuasaan kaum Saljuk dari Turki. Saljuk merupakan keluarga penguasa suku di Oghuz. Yang memimpin Abbasiyah pada periode ini ada 10 khalifah, di antaranya :
- Al-Mustadzir          (478-521 H / 1096-1118 M)
- Al-Murtarsyid         (521-529 H / 1118-1135 M)
- Ar-rasyid             (529-530 H / 1135-1136 M)
- Al-Muktafi            (530-555 H / 1136-1160 M)
- Al-Mustanjid          (555-566 H / 1160-1170 M)
- Al-Mustadhi           (566-575 H / 1170-1180 M)
- An-Nasir             (575-622 H / 1180-1225 M)
- Az-Zahir             (622-623 H / 1225-1226 M)
- Al-Mustanhir          (623-640 H / 1226-1242 M)
- Al-Musta'shim         (640-656 H / 1242-1258 M)
Dari keempat periode tersebut, dinasti bani Abbasiyah telah melahirkan khalifah sebanyak 37 orang. Banyak sekali kemajuan yang didapatkan di berbagai bidang peradaban, ilmu pengetahuan, militer, ekonomi, sosial, dan lain sebagainya
Dalam kemajuan yang didapatkan , berikut ini merupakan bidang\-bidang yang telah ada di bani Abbasiyah menurut (Fakhrurriza, 2016) :
1. Dalam Bidang Filsafat
Pada masa ini pemikiran filsafat mencakup bidang keilmuan yang sangat luas seperti logika, geometri, astronomi, dan juga teologis tokoh yang lahir pada masa itu, termasuk diantaranya adalah al-kindi, al-farobi Ibnu Sina dan juga Al-Ghazali yang kita kenal dengan julukan hujjatul Islam.
2. Perkembangan Ekonomi
Ekonomi Imperium Abbasiyah digerakkan oleh perdagangan titik sudah terdapat berbagai macam industri seperti kain linen di Mesir, Sutra dari Syiria dan Irak, kertas dan samarkand, serta berbagai produk pertanian seperti gandum dari Mesir dan kurma dari Irak. hasil-hasil industri dan pertanian ini diperdagangkan ke berbagai wilayah kekuasaan Abbasiyah dan negara lain.
3. Dalam Bidang Keagamaan
Perkembangan peradaban pada masa daulah Bani Abbasiyah sangat pesat, karena upaya-upaya dilakukan oleh para khalifah di bidang fisik hingga ini dapat kita lihat dari bangunan-bangunan yang berupa:
- Kuttab, tempat belajar dalam tingkatan pendidikan rendah dan menengah.
- Majelis Muhadharah, yaitu tempat pertemuan para ulama, sarjana, ahli pikir dan Pujangga untuk membahas masalah masalah ilmiah.
- Darul Hikmah, adalah perpustakaan yang didirikan oleh Harun ar-rasyid ini merupakan perpustakaan terbesar yang di dalamnya juga disediakan tempat ruangan belajar.
- Madrasah, perdana mentri nidhomul mulk adalah orang yang Mula-Mula mendirikan sekolah yang ada sampai sekarang ini, dengan nama madrasah.
- Masjid, biasanya dipakai untuk pendidikan tinggi dan tahassus.
3. Masa kejayaan islamÂ
Pada periode pertama pemerintahan Bani Abbasiyah mencapai masa keemasan yang dipimpin oleh khalifah Harun Al Rasyid (786-809 M). Bani Abbasiyah berhasil menyiapkan landasan perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam Islam. Perkembangan dan kebudayaan Islam tumbuh dan berkembang pesat, ketimbang ekspansi wilayah. Kemudian juga angka kemakmuran pada masyarakat mencapai tingkat tinggi, kekayaan melimpah, keamanan terjamin.
4. Kebudayaan dan peradaban pada masa Abbasiyah
Peradaban dan kebudayaan Islam tumbuh dan berkembang bahkan mencapai kejayaan pada masa Bani Abbasiyah. Puncak kejayaan dinasti Abbasiyah terjadi pada masa Khalifah Harun ar-rasyid (786-809) dan anaknya Al makmum (813-833M). Pada masa berkembangnya ilmu pengetahuan agama seperti ilmu Alquran, hadits, fiqih, ilmu kalam, bahasa dan sastra. Ilmu-ilmu umum masuk ke dalam Islam melalui terjemahan dari bahasa Yunani dan persia ke dalam bahasa Arab, pada masa pemerintahan Al makmum, pengaruh Yunani sangat kuat.
5. Kemunduran pada masa Abbasiyah
Menurut Dr. Badri Yatim, M. A dalam (Muid, 2019) diantara hal yang menyebabkan kemunduran Daulah Bani Abbasiayah Adalah :
a. Persaingan antar bangsa
Persekutuan Bani Abbasiyah dengan Persia yang masih dipertahankan sejak pemerintahan bani Umayah, yang bersaing untuk memegang kekuasaan.
b. Kemerosotan Ekonomi
Pada periode pertama Bani Abbasiyah merupakan pemerintahan yang kaya, Makmur, dipenuhi dengan harta. Namun setelah periode kemunduran ini pendapatan negara mengalami penurunan.
c. Konflik Keagamaan
Konflik keagamaan yang muncul menjadi isu sentra sehingga terjadi perpecahan. Berbagai Aliran keagaam seperti Mu'tazillah, Syi'ah, Ahlus sunnah, dan kelompok-kelompok lainnya menjadikanpemerintahan Abbasiyah mengalami kesulitan untuk mempersatukan berbagai faham keagamaan yang ada.
d. Perang Salib
Perang  salib  yang  terjadi  beberapa gelombang  banyak  menelan  korban. Konsentrasi  dan  perhatian  Bani  Abbasiyah  terpecah  belah untuk menghadapi tentara salib sehingga memunculkan kelemahan-kelemahan.
e. Serangan Bangsa Mongol
Serangan tentara mongol ke wilayah Islam menyebabkan kekuatan Islam menjadi lemah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H