Mohon tunggu...
Asti Pravitasari
Asti Pravitasari Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Freelance

apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? (Mazmur 8:5)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tuhan Persatukan Kita

9 Oktober 2023   21:47 Diperbarui: 9 Oktober 2023   22:01 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Veton Ethemi di Pixabay

Riana sedang mempersiapkan hosti dan anggur Perjamuan Kudus karena di gereja, itulah tugasnya setiap bulan. Selain itu, Riana juga bertugas sebagai pengoperasi LCD proyektor. Agar semua jemaat, gembala sidang dan pelayan mimbar tidak keliru saat lupa lirik lagu pujian yang dinyanyikan.

Suatu hari, Dimas datang beribadah ke gereja tempat Riana melayani. Dia tertarik waktu melihat cara Riana melayani. 

"Wah. Gadis itu sampai berdiri dan tidak memejamkan mata demi melayani Tuhan di bidang LCD."

Setelah ibadah selesai, Dimas dan keluarganya mendekati Riana. Pak Berto, ayah Dimas mengajak kenalan Riana. 

"Tadi, saya lihat anak saya ini tertarik melihat cara kamu melayani. Bolehkah kami kenalan dengan kamu?"

"Oh. Tentu saja boleh, Pak. Kita kan sama-sama anak Tuhan." Riana mengulurkan tangannya.

Saat berjabat tangan dengan Dimas, Riana merasa kalau tangan Dimas gemetar. 

"Maaf, Mas. Kok, tangannya gemetar? Ini takut atau malu?"

"Hehe. Maklum, dia ini nggak pernah berjabat tangan dengan perempuan selain ibu dan keluarganya. Baru pertama berjabat tangan dengan orang lain."

"Wah. Unik sekali Mas ini."

"Mbak, jangan begitu dong. Aku jadi tambah malu." Dimas melepas jabat tangan dengan Riana.

Setelah itu, Dimas dan keluarganya pun pulang. Riana masih di gereja untuk mengumpulkan kursi dan meminggirkannya. Kemudian, menyapu gereja.

Pak gembala menyuruh teman-teman Riana membantu menyapu dan meminggirkan kursi itu.

****

Seiring berjalannya waktu, Riana dan Dimas semakin kenal satu sama lain. Mereka pun berpacaran dan tidak lagi kikuk saat bersalaman.

****

Mereka semakin saling mencintai. Tuhan pun mempersatukan mereka dalam mahligai cinta pernikahan.

"Saudara Dimas, apakah engkau mau menerima Saudari Riana sebagai istri dalam senang maupun susah, sehat maupun sakit?" tanya pak gembala dalam pemberkatan nikah Dimas dengan Riana.

"Saya menerima," jawab Dimas.

"Saudari Riana, apakah engkau mau menerima Saudara Dimas sebagai suami dalam senang maupun susah, sehat maupun sakit?" tanya pak gembala dalam pemberkatan nikah Dimas dengan Riana.

"Saya menerima," jawab Riana.

Pernikahan pun berlangsung dan keduanya bersukacita.

--

Karanganyar, 9 Oktober 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun