Ketika fajar menyingsing, lelaki berusia lima puluh tahun itu terbangun. Dia duduk di tepi tempat tidur, lalu berdoa kepada Tuhan.
Dalam doanya lelaki itu berkata, "Tuhan, kiranya Engkau memberkati kami dan memberi kami kedamaian dalam menjalani hari ini. Amin" Lelaki itu bangkit dari tempat tidurnya setelah berdoa.
Lelaki itu bernama Pak Gideon, seorang lelaki yang sangat mensyukuri kehidupannya, meskipun dia memiliki tubuh yang tidak sempurna.
Pak Gideon membuka kios yang dibuka di sebelah rumah. Seorang mekanik elektronik yang populer, meskipun berada di desa. Setiap kali, banyak orang yang yang mencarinya untuk membenahi barang-barang elektronik. Misalnya, televisi, DVD dan radio.
Tentu saja ada yang menawarinya membenahi kulkas, tetapi Pak Gideon menolak karena itu bukan keahliannya.
Selain dikenal sebagai mekanik elektronik, Pak Gideon adalah seorang kepala keluarga yang sangat bertanggungjawab atas istri dan ketiga anaknya.
Di gereja, Pak Gideon juga didapuk sebagai pembela sidang. Seorang terpenting ketiga setelah gembala dan ibu gembala sidang.
Saat Pak Gideon menjadi pembela sidang, beliau membuat program-program gereja yang bermanfaat untuk membuat gereja maju.
Salah duanya, doa puasa setiap hari Sabtu dan doa semalam suntuk sebulan sekali. Pak Gideon juga sangat memperhatikan jemaat yang lemah dan mendukung mereka dalam doa dan memotivasi mereka.
***