Jakarta, ibu kota negara dan kota terbesar di Indonesia. Siapa yang tidak tau Jakarta, kota metropolitan dengan kehidupan yang glamour kehidupan yang mengikuti trend masa kini. Sebagai anak milenial yang pernah tinggal di Jakarta selama 17 tahun tentu saya mengerti bagaimana kehidupan disana. Gaya hidup yang mengutamakan gengsi dan memperdulikan kata orang lain.
Gaya hidup milenial yang tinggi disana membuat saya merasa tidak cukup dengan Upah kerja yang saya dapatkan di Jakarta. Milenial terbiasa dengan hangout di akhir pekan dan menghabiskan waktu luang dengan shopping. Kalo anak Jaksel bilang "Weekend is my free time". Milenials tidak perduli dengan berapa banyak uang dan waktu yang dihabiskan hanya untuk memanjakan diri dan terlihat up to date.
Shopping adalah istilah yang tidak asing lagi tentunya. Di era berkembang ini makin banyak online shop dan e-commerce yang memudahkan segala transaksi berbelanja. Apalagi kaum milenials seperti sekarang ini lebih mudah tertarik karena transaksi yang mudah dan tidak membuang waktu untuk berjalan ke mall. Karena mayoritas anak jaman now memiliki jiwa rebahan yang tinggi atau biasa kita kenal kaum MaGer (Males Gerak).
Dengan trend yang terus berkembang milenials saling beradu memamerkan berbagai kehidupan glamournya di sosial media. Tidak jarang anak jaman sekarang pergi hangout keluar hanya untuk membuat strory di instagram, meminta pengakuan pada publik . Media sosial memang menjadi kebutuhan di era sekarang ini, anak milenials sekarang berlibur hanya untuk mencari spot foto instagrammable agar terlihat hits di dunia maya dan lingkungannya.
Nongkrong di coffee shop juga merupakan hal wajib bagi milenials Jakarta. Kalau kata Raditya Dika " ngopi dulu, kalo ga ngopi ga wuuu". Dengan seringnya kaum milenials "nongkrong" di kedai kopi, selain terlihat indie juga menaikkan status sosial. Biasanya kedai kopi yang di pilih anak milenials yang terpenting tersedia wifi.
Sebagai kaum hawa yang harus menjaga kecantikannya. Kebutuhan perskincarean sangat penting bagi saya. Menunjang penampilan agar tetap terlihat glowing kalo kata anak jaman now. Belum lagi untuk make up, lisptik, bedak, blush on, dan komestik lainnya merupakan hal wajib bagi wanita di era sekarang. Penampilan adalah aset yang berharga.
Dan yang tidak kalah penting bagi milenials sekarang adalah kuota internet. Media sosial yang sekarang menjadi kebutuhan, membuat kuota internet juga menjadi penunjang kehidupan anak jaman now. Kemanapun mereka pergi internet selalu on, jangan sampai gabisa update story karena kuota abis.
Melihat bagaimana hedon nya anak milenials, kamu penasaran gak sih? Berapa banyak pengeluaran anak Jakarta per bulan untuk memenuhi kebutuhan lifestylenya ?
Biaya untuk shopping Rp. 700.000,-/bulan. Nongkrong atau ngopi di kedai kopi  Rp. 400.000,-/bulan. Kuota internet Rp.150.000,-/bulan. Biaya untuk travelling Rp.700.000,-. Belum lagi biaya untuk skincare Rp. 500.000,-/bulan, kosmetik Rp. 300.000,-. Uang transportasi yaitu bensin menghabiskan biaya sebesar Rp. 200.000,-. Jika di totalkan pengeluaran satu bulan  Rp. 2.950.000 ,-. Biaya pengeluaran dadakan saja belum terhitung, jadi dengan Upah gaji yang saya dapat sewaktu saya kerja di sebuah Hotel di Jakarta tidak cukup. Upah yang saya dapatkan sebesar Rp. 3.200.000,-.
Dengan gaya hidup hedon anak muda Jakarta menjadikan saya boros dan konsumtif. Karena kota besar menjadi trendsetter gaya hidup yang menyebabkan kita jadi konsumtif. Lebih baik jika pengeluaran gaya hidup tidak boleh melebihi 10% dari penghasilan. Jadi lebih baik sekarang kita menghindari pemborosan hanya karena ingin mengikuti gaya hidup agar terlihat bergaya atau hits. Saran saya lebih baik memprioritaskan kebutuhan yang lebih penting dibandingkan mengikuti trend gaya hidup hedon. Bergayalah sesuai isi dompetmu kawan - kawan.
16/10/2020
Astika Febianti Viorencia Zahra
STIAMAK Barunawati Surabaya
www.stiamak.ac.idÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H