Mohon tunggu...
Healthy Pilihan

Ingin SDM Indonesia Berkualitas? Perhatikan Hal Kecil Ini

24 Desember 2015   18:00 Diperbarui: 24 Desember 2015   18:09 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia masih jauh tertinggal dibanding negara-negara maju. Kualitas SDM Indonesia yang masih rendah ini ditunjukkan oleh Indeks Pembangunan Manusia yang berada pada peringkat ke-121 dari 187 negara. Sungguh mengkhawatirkan dimana jumlah penduduk Indonesia yang besar namun kualitas SDM nya masih jauh dibawah rata-rata.

Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas SDM suatu negara. Salah satunya adalah kualitas individu manusia itu sendiri di negaranya. Pembentukan individu manusia dimulai sejak manusia itu berada dalam kandungan. Banyak yang tidak menyadari pentingnya pembentukan manusia pada masa kehamilan. Padahal ada yang dinamakan 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK), yaitu merupakan periode 1000 hari pertama kehidupan manusia yang terdiri dari 270 hari dalam kandungan dan 730 hari kehidupan manusia setelah dilahirkan. 1000 HPK ini penting karena merupakan periode yang sensitif, dimana jika ada sesuatu yang terjadi pada periode ini maka perubahan yang terjadi pada manusia itu akan bersifat permanen.

Masalah yang masih terjadi di Indonesia ketika bayi lahir adalah berat bayi lahir rendah (BBLR) serta panjang badan lahir pendek. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDA) tahun 2013, persentase BBLR di Indonesia adalah 10,2%. Ini artinya, 10 dari 100 bayi yang lahir di Indonesia beratnya kurang dari 2500 gram. Sementara untuk panjang badan lahir pendek di Indonesia sebesar 20,2%, yang artinya 20 dari 100 bayi yang lahir mempunyai panjang badan kurang dari 48 cm. 

Jangan dianggap enteng ketika bayi lahir dengan berat badan rendah dan panjang badan lahir pendek. Bukan hanya sekedar gangguan tampilan fisik, namun banyak hal yang akan terjadi saat dewasanya seperti gangguan fungsi tubuh dan kemampuan otak. Teori Barker menjelaskan jika bayi mengalami BBLR dan pendek maka akan meperbesar risiko bayi tersebut nantinya akan mendapatkan penyakit degeneratif seperti jantung, diabetes, stroke dan lainnya.

Bayangkan saja jika penduduk dewasa suatu negara banyak yang menderita penyakit degeneratif, maka tentu akan mempengaruhi kualitas hidupnya. Penduduk tersebut tidak bisa memaksimalkan hidupnya untuk melaksanakan pendidikannya, pekerjaannya dan hubungan sosial lainnya. Sehingga akan menimbulkan kemiskinan, pengangguran, korupsi, serta beban negara yang tinggi.

Maka dari itu, asupan gizi pada saat kehamilan hingga bayi umur 2 tahun sangat penting. Hal ini mencegah gangguan-gangguan kesehatan yang akan terjadi pada waktu bayi hingga dewasa. Jika tubuh dan kemampuan otak manusia dewasa baik, maka kualitas hidup manusia itu pun akan otomatis menjadi baik. Sehingga kualitas SDM di negara itu pun akan diatas rata-rata.

Ternyata hal kecil seperti memperhatikan asupan gizi pada 1000 HPK ini bisa mengubah kualitas SDM sekaligus mengubah kualitas negara itu tersebut. Bukan tidak mungkin, suatu saat Indonesia akan maju jika penduduknya paham arti 1000 HPK ini. Jadi, hal kecil ini mudah bukan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun