Mohon tunggu...
asthadi mahendra bhandesa
asthadi mahendra bhandesa Mohon Tunggu... Dosen - Dosen/Ka.LPM ITEKES Bali/Mahasiswa Program Doktoral Ilmu Pendidikan Undiksha

Asthadi Mahendra Bhandesa, S.Pd.H.,M.Pd.H, lahir di Singaraja, Buleleng, Bali pada tanggal 7 Oktober 1988. Saat ini sebagai dosen Pendidikan Agama, Filsafat Ilmu, Pendidikan Kewarganegaran, Pendidikan Pancasila, dan Pendidikan Antikorupsi di Fakultas Kesehatan, Institut Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali. Menyelesaikan Pendidikan Magister pada Program Pasca Sarjana IHDN Denpasar tahun 2014. Asthadi Mahendra Bhandesa merupakan penulis yang aktif membuat karya-karya publikasi ilmiah pada jurnal nasional terakreditasi dan jurnal internasional bereputasi, beberapa telah terbit pada Jurnal Penelitian Agama Hindu, Vidyottama Sanatana: International Journal of Hindu Science and Religious Studies, Udayana Journal of Social Sciences and Humanities (UJoSSH), Jurnal Kajian Bali Universitas Udayana, Cetta: Jurnal Ilmu Pendidikan. Sebagian dari penelitiannya juga mendapat hibah dari Kemendikbud yaitu Hibah Penelitian Dosen Pemula tahun 2017 dan 2020. Serta aktif sebagai Narasumber Inklusi Kesadaran Pajak dan Workshop Pengembangan Mutu Pembelajaran Berorientasi Kesadaran Pajak sesuai KKNI, KPT dan OBE bekerjasama dengan Kanwil DJP Bali. Saat ini menjabat sebagai Kepala Lembaga Penjaminan Mutu ITEKES Bali dan Pembina Menwa Satuan D-926 Jatayu Yudha Bhakti ITEKES Bali. Sejak Tahun 2017 sebagai anggota forum anti korupsi LLDikti Wilayah VIII, Tahun 2019 sebagai dosen mitra inklusi terbaik oleh Kanwil DJP Bali, Tahun 2020 aktif dalam pemberdayaan masyarakat anti narkoba di lingkungan pendidikan. Tahun 2021 Tersertifikasi sebagai Penyuluh Antikorupsi Jenjang Muda (Tk II). Tahun 2023 sebagai Fasilitator Pelatihan Calon Penyuluh Antikorupsi (PELOPOR) yang diselenggarakan oleh ACLC KPK RI. Tahun 2024 melanjutkan studi pada program studi Doktoral Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Dalam keanggotaan organisasi profesi dan bidang sosial budaya juga turut aktif, diantaranya Dewan Pakar ADPAKI, KITARI Bali (Komunitas Pemelajar Berintegritas Bali), Persaudaraan Dosen Republik Indonesia, Forum Dosen dan Publikasi Ilmiah, DPP Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Provinsi Bali. Minat penelitiannya mencakup pendidikan, agama Hindu, sastra, budaya, dan kesehatan. Email: asthadi.88@gmail.com; asthadi@student.undiksha.ac.id

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Memandang Kebhinekaan Indonesia dari Kearifan Lokal Bali

26 Desember 2024   22:08 Diperbarui: 26 Desember 2024   22:08 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Suasana Kebahagiaan Wisuda salah satu PTS di Bali (sumber: Pribadi Penulis)

Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memiliki peran yang sangat strategis dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. "Bhineka Tunggal Ika" menjadi kekuatan utama bangsa Indonesia yang mempunyai keanekaragaman suku, budaya, agama, dan sebagainya.

Hal ini juga sebagai kekuatan dan ciri khas bangsa Indonesia yang membuat dunia terpesona akan keragaman budaya Indonesia beserta keindahannya, sejak dahulu, saat ini dan yang akan datang.

Dalam aspek ontologi Pancasila lahir sebagai dasar negara Indonesia, digali dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Sejak awal ketika bangsa ini berjuang untuk kemerdekaannya, berkonsesnus untuk memegang dan menganut Pancasila sebagai sumber inspirasi, nilai dan moral bangsa.

Secara epistemologi, bangsa Indonesia punya keyakinan yang mendalam bahwa nilai dan moral yang terpancar dari Pancasila adalah sebagai jati diri bangsa yang hidup dan berkembang dalam kehidupan masyarakat.

Sehingga nilai-nilai Pancasila mampu dan relevan menjaga stabilitas nasional dan eksistensi negara di tengah keberagamannya. Oleh karena itu secara aksiologi bangsa dan negara Indonesia berkomitmen untuk mengerti, menghayati, membudayakan dan melaksanakan Pancasila.

Kebhinekaan merupakan “term” yang menggambarkan keberagaman atau perbedaan yang ada dalam suatu kesatuan. Dalam konteks Indonesia, kebhinekaan merujuk pada keberagaman suku, agama, ras, dan budaya yang menyatukan bangsa Indonesia.

KEBHINEKAAN DI PULAU BALI

Bali memiliki kearifan lokal yang sangat unik, kebudayaan Bali mampu membuat daya tarik yang luar biasa, sehingga membuat seluruh dunia tertarik untuk datang dan berkunjung ke Bali.

Dalam tataran empirik sampai saat ini kearifan lokal masyarakat Bali masih tumbuh dan hadir pada setiap aktivitas masyarakat di Bali.

Beberapa kearifan lokal Bali diantaranya adalah Tri Hita Karana, Nyegara Gunung, Arsitektur Bali, Ulu Teben, Yasa Kerti, Wana, Danu, serta konsep kearifan lokal lainnya, merupakan hakekat demi kelestarian lingkungan dan kehidupan masyarakat di Bali secara harmonis.

Dalam tulisan ini penulis hanya memilih satu contoh kearifan lokal Bali yang dibahas kaitannya dengan kebhinekaan Indonesia yaitu Tri Hita Karana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun