Mohon tunggu...
asterios
asterios Mohon Tunggu... -

Seorang wibu yang dulunya seorang jurnalis.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pokemon GO: Asyiknya Berpetualang, Coba Sekali-kali Bermain di Luar Rumah

15 Juli 2016   15:35 Diperbarui: 15 Juli 2016   15:46 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Siapa yang tidak kenal Pokemon?

Saya yakin sekali sebelum Pokemon GO rilis, pasti banyak yang sudah bermain pokemon di konsol gamenya maupun sekedar menonton animasinya yang sering ditayangkan di televisi.

Popularitas Pokemon sendiri melonjak ketika Niantic (selaku developer Ingress) menggandeng franchise Pokemon untuk diremake menjadi game dengan penambahan fitur mapping dan Augmented Reality (AR Mode). Betapa terkejutnya masyarakat pecinta Pokemon ketika mendengar game berbasis Android ini akan diluncurkan dengan fitur yang tidak biasa.

Fitur yang disuguhkan cukup mudah untuk digunakan dan mapping yang disesuaikan dengan pengaktifan GPS di perangkat user memudahkan penentuan letak lokasi user berada dan beberapa tempat penting yang masih berkaitan dengan Pokemon, di dalam game Pokemon GO sendiri ada Pokestop (seperti rest area) dan Gym (tempat bertarung bagi Trainer untuk menunjukkan pengalaman mereka bermain).

*note: beberapa fitur tambahan akan diupdate kedepannya.

Yang membuat game ini menjadi unik adalah kita dituntut untuk aktif bergerak kesana-kemari untuk mencari pokemon dan berkunjung ke Pokestop atau Gym. Dimulai dari posisi trainer (anda sebagai pemain) harus berjalan sesuai tujuan, apakah untuk mencari Pokemon atau membabat habis Gym di sekitar anda, karena syarat memainkan game ini adalah anda harus bergerak dan menghabiskan waktu di luar ruangan.

Kemudian bangkitlah minat beberapa orang untuk bermain sambil berpetualang, saya melihat beberapa orang sampai memakai kostum yang seperti trainer yang ada di game atau animasi Pokemon. Berangkat dari kepopuleran game ini, muncul komunitas Pokemon GO yang mengajak kita untuk berpetualang bersama-sama dan mengkoleksi Pokemon yang terdeteksi di layar handphone.

Namun entah kenapa, banyak sekali kabar buruk menyerang popularitas Pokemon GO, seperti yang sudah kita ketahui:

1. Kasus penusukan seorang remaja yang tidak sengaja berjalan di wilayah yang dikenal "wilayah yang tidak bersahabat" ketika bermain Pokemon GO, handphone dirampas dan kabar baiknya dia bisa pulih dan kembali beraktivitas.

2. Anak berusia 13 tahun merenggut nyawa adikknya karena Pokemon GO di handphone miliknya dihapus.

3. Seorang pria mendapat nasib buruk karena mengumpat jika di Singapore tidak ada Pokemon dan dia terancam tidak bisa bekerja lagi sekaligus nama dia menjadi buruk.

4. Seorang pria menyebabkan kecelakaan dan kemacetan parah karena dia berhenti di jalan tol untuk menangkap Pikachu.

dan masih banyak lagi.

Hal yang menurut saya secara pribadi "menjadi konyol" adalah ketika beberapa orang kemudian berbicara dengan lantang mengatakan bahwa Pokemon GO hanya membawa dampak negatif dan memicu meningkatnya kriminalitas kemudian mengkambinghitamkan game ini sebagai pemicunya.

Saran dari saya, tidak perlu menyalahkan game besutan Niantic ini, saya bisa bicara seperti ini karena di dalam aplikasi sendiri ada pesan untuk pemain.

Walaupun tujuan pesan ini diperuntukkan ketika kita bermain tetapi bisa berlaku untuk kewaspadaan kita secara riil, entah mengapa banyak sekali pemain yang sering lupa dan salah mengartikan pesan sederhana ini.

Jadi, marilah kita berpetualang bersama, menghabiskan waktu di luar rumah dan menambah teman. Jangan lupa untuk selalu waspada dengan keadaan sekitar, jangan ragu untuk meminta tolong jika terjadi tindak kriminal.

Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun