Mohon tunggu...
asterios
asterios Mohon Tunggu... -

Seorang wibu yang dulunya seorang jurnalis.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kesalahan dalam Menggunakan Internet

8 April 2016   10:45 Diperbarui: 8 April 2016   10:53 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Ini adalah artikel pertama yang saya tulis di Kompasiana, jadi saya mohon maaf semisal ada perkataan yang mungkin kurang berkenan di hati para pembaca.

Tidak ada sarkas di antara kita, saya bukan orang yang pintar dalam menyusun kata.

Internet.

Siapa sih yang tidak tahu internet?

Di era modern seperti ini, kebutuhan masyarakat untuk mengakses segala bentuk informasi kian meluap seperti rel kereta api yang kepanasan.

Tidak ada yang tahu seperti apakah anda di dunia nyata, tidak ada yang tahu apa yang anda pikirkan terlepas dari semua aktivitas di dunia maya.

Seperti sebuah idiom di Meme (Mim) yang pernah saya lihat dan saya baca,

"On the Internet, Nobody Knows You're a Dog."

Pengertian dari idiom di atas bukan berarti kita disebut anjing yang lagi main internet loh ya?

Ini lebih kepada, pemahaman kita sebagai netizen mengenai cara kerja user secara anonim (tanpa diketahui siapa nama pengguna internet) dan seberapa jauh privasi kita terjaga di dunia maya.

Kemudahan yang didapatkan secara real time, tidak perlu ketiduran menunggu datangnya informasi karena sangat cepat sekali sampai di depan mata, membuat kita terlena dan pasti pernah melupakan sesuatu yang penting ketika mengakses portal dunia maya.

Orang yang menggunakan internet atau pengguna internet tersebut biasa disebut dengan Netizen, mungkin dari kata Internet Citizen, ah bahasa inggris saya jelek jadi saya gak paham, mohon maaf kalau salah.

Apa yang salah dengan Internet?

Pemahaman internet di masyarakat kita mungkin masih sebatas game online, Facebookan, Media Sosial, cari perhatian, nyebar hoax (?), bikin Meme (ejaan bahasa Indonesia: Mim), dan sebagainya.

Padahal jika ditinjau lebih dalam, internet itu memiliki 2 sisi yang sangat tajam, sama persis ketika kita diingatkan untuk tidak berbicara atau bertingkah laku sembarangan di luar zona nyaman kita.

Kalau lebih teliti, banyak sekali kasus yang bersangkutan dengan tingkah laku dalam menggunakan internet. Tidak perlu disebutkan nama orangnya atau oknum yang bersangkutan, banyak yang sering menebar suatu sensasi, kebohongan, kebencian, dan sebagainya yang menyebabkan situasi menjadi tidak kondusif sehingga terjadilah alur cerita yang bahkan bisa berakhir tragis.

Apakah itu semua kesalahan internet? Hanya sebagian kecil.

Lalu, siapa sebenarnya yang harus bertanggung jawab?

Kalau ada yang bertanya siapa yang harus bertanggung jawab, sebenarnya kita bisa mengambil cermin kecil dan mencoba untuk bercermin.

"Apakah saya sudah berinternet dengan sehat?"

"Apakah yang kulakukan tadi sudah benar?"

Seperti contoh kejadian yang baru-baru ini, mengenai pembullyan terhadap seorang gadis SMA karena mengklaim sesuatu dan membentak petugas, lalu ada perekam video yang dengan santai mengunggahnya sampai menjadi viral.

Kabar duka, orang tua yang bersangkutan sudah tiada, mau menyalahkan siapa? Netizen? Tidak bisa semudah itu.

Kita tidak bisa menyalahkan pengguna internet dan internet itu sendiri, ada reaksi karena ada aksi.

Apa untungnya memberikan informasi palsu kepada pengguna internet lain?

Terlepas dari kasus pembullyan, ada kasus lama di dalam dunia maya, yang sering kita sebut berita palsu / berita hoax.

Informasi palsu juga sering didapatkan dari beberapa oknum yang mengaku "BERITA YANG SAYA TULIS INI BENAR ADANYA, TOLONG SEBARKAN!"

Lah, ini benar-benar salah kaprah, seakan-akan sangat bebas, seperti

"Ini kan kuota gw?! serah gw mau ngapain!" atau "Apa urusan lu? Lu aja gak bayar tagihan internet gw, napa protes?!"

Apakah kita mempunyai kuota atau berlangganan internet, berarti internet itu sepenuhnya milik kita?

Sampai sekarang saya masih heran, apa untungnya melakukan kebodohan seperti itu?

Terlepas dari sumber berita palsu, korban dari berita palsu sendiri terkadang tidak sadar bahwa apa yang dia baca itu sebenarnya berita asli yang sudah ditikung, aduh kok ditikung, maksud saya berita asli yang diubah isinya.

Yang membuat situasi semakin sulit adalah, usaha kita menyadarkan korban dari berita palsu, kalau sudah ditelan mentah-mentah biasanya sangat sulit untuk diberi penjelasan mengenai berita yang sesungguhnya.

Penggunaan secara membabi buta, sehingga hal yang paling penting terlupakan.

Pernahkah kalian melakukan suatu kekonyolan yang diakibatkan oleh penggunaan internet secara berlebihan?

Ya tidak cuma kalian saja sih, saya sendiri pernah masak telur ceplok tapi gosong gara-gara menunggu download-an lagu saya selesai.

Kalau tidak salah, sewaktu masih belum memasuki era 3G, saya cuma bisa ketawa geli mengingat hal itu.

Namun tragis, kekonyolan semacam ini bahkan ada yang bisa membuat seseorang kehilangan sesuatu yang berharga dari nya.

Terus, apa yang dilakukan kalau sudah terlanjur terjadi? Pasti menangis, menyesal, dan tentu saja shock, lebih parahnya bisa jadi phobia terhadap internet.

Masih mau menyalahkan internet?

Lantas, apa yang harus kita lakukan agar tidak salah dalam menggunakan internet?

Kalau ada yang melemparkan pertanyaan ini kepada saya, saya akan menjawab, "Tergantung dari diri kita masing-masing".

Ada batasan-batasan tersendiri dalam menggunakan internet, tidak lupa juga, etika, norma yang berlaku, dan tata krama dalam bercakap baik di media sosial maupun di forum, adalah hal yang wajib dan perlu diingat.

Jangan salah, etika, norma, dan tata krama itu harus kita terapkan dalam menggunakan internet secara pribadi dahulu, sama seperti kita terjun di dalam masyarakat secara nyata. Kenapa secara pribadi terlebih dahulu? Tidak semua orang berpikir sama persis dengan kita, pastilah ada yang merasa bodo amat dengan apa yang sudah dilakukannya di dunia maya.

Memang benar, kita bisa tenang karena menggunakan nama alias, nama alay, nama-nama lain yang bukan identitas pribadi kita di dunia maya.

(Seperti contoh, nama user id saya, hahahaha tapi saya pakai nama alias karena tidak mau privasi saya terganggu.)

Tapi bukan berarti, kita bisa bebas dan seenak udelnya berperilaku negatif di dunia maya dengan berpikir kalau "Ah, kan gak ada yang tahu."

Terkadang beberapa netizen itu tidak sadar sepenuhnya dengan apa yang sudah dia lakukan dalam beraktivitas di dunia maya, ada juga yang sepenuhnya sadar tetapi merasa "bodo amat" seperti yang sudah saya sebut sebelumnya.

Kesimpulannya,

Mari kita sebagai netizen, biasakan untuk menjaga etika, norma, dan tata krama baik di dunia nyata maupun di dunia maya.

Kesalahan kecil di dunia maya berakibat sangat fatal, beda sekali kalau kita ngupil dan hanya keluarga saja yang tahu, di dunia maya, jutaan orang melihat kesalahan anda.

Bahkan, ada satu dari sekian dari jutaan orang itu ada yang iseng atau pun sengaja membuat anda terkenal (entah dalam artian terkenal dalam sudut pandang masyarakat secara positif atau negatif.)

Berhati-hatilah dalam berperilaku dan bercengkrama di dunia maya, ada reaksi karena ada aksi.

Kalau tidak mau dijadikan bahan perbincangan di dunia maya, lebih baik hindari membuat drama yang merugikan diri kita sendiri.

Terima kasih. 

Note:

Penulis menulis artikel ini dengan penuh kesadaran.

Penulis merespon berita-berita yang baru saja terjadi dan berusaha memberi arahan untuk menggunakan internet secara sehat.

Penulis masih jomblo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun