Mohon tunggu...
Hasto Suprayogo
Hasto Suprayogo Mohon Tunggu... Konsultan - Hasto Suprayogo

Indonesian creative designer & digital marketing consultant | astayoga@gmail.com | http://www.hastosuprayogo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

KFC dan Pro Kontra Beberes Sendiri Selepas Makan

17 Januari 2019   16:59 Diperbarui: 18 Januari 2019   09:00 1682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock

Gegara postingan restoran cepat saji Kentucky Fried Chicken Indonesia di Facebook pada 13 Januari lalu, ramailah jagad media sosial tanah air. Postingan berupa ajakan pelanggan waralaba asal Amerika Serikat ini untuk beberes sisa makannya sendiri.

"Sejak kecil, kita udah diajarin sebenarnya untuk selalu beberes setelah makan. Tapi seiring dengan berjalannya waktu, budaya ini sudah mulai jarang. Kita lestarikan lagi budaya beberes, yuk! Dari sekarang, kita mulai budaya beberes setelah makan!"

Bagus bukan ajakannya? Saya anggap demikian. Mungkin sebagian besar Anda berpendapat sama. Namun, ternyata netizen kita tak sedikit yang berang karenanya. Mereka yang tak setuju bahkan banyak yang mengutarakan komentar bernada kecaman.

Ada yang menyebut KFC sengaja mengajak beberes karena malas melakukan kewajibannya sebagai penjual. Ada yang bilang kalau sisa makan diberesin lalu pegawai KFC kerja apa. Bahkan ada yang menarik terlalu jauh dengan mengatakan beberes sendiri akan membuat KFC gampang melakukan PHK. Ada pula yang lantang mengaku alasan makan di luar ya karena malas beberes di rumah.

Jujur saya tak pernah terpikir semacam itu, dan sampai sekarang masih terkagum-kagum berbalut mangkel atas pola pikir 'luar biasa' macam ini.

Saya tidak akan memaksa Anda setuju dengan pandangan saya, namun jujur kampanye ini bagus dan mustinya didukung. Kenapa sebab, berikut saya coba jelaskan alasannya.

Pertama, kampanye ini berusaha mengubah budaya kita, budaya yang kurang apik tentunya, yaitu malas beberes selepas makan. Itu layer paling luar. Layer lebih dalam adalah budaya malas mengerjakan sesuatu yang jadi tanggung jawab kita.

Kampanye ini amat bagus dijadikan entry point untuk perbaikan budaya dan mental kita sebagai individu maupun kolektif sebagai masyarakat. Karena kalau kita bisa memaksakan diri membereskan sisa makanan sendiri, maka ke depan kita bisa juga berubah tidak buang sampah sembarangan, tidak melanggar aturan lalu lintas, tidak parkir sembarangan, tidak menyerobot trotoar, tidak menyela antrean, tidak menyuap dan tidak melakukan hal-hal buruk lainnya.

Kampanye Beberes KFC Indonesia (Kumparan)
Kampanye Beberes KFC Indonesia (Kumparan)
Kedua, ini perkara aturan di restoran cepat saji. Di luar negeri, yang namanya resto macam KFC itu orang datang, pesan, makan lalu buang sampahnya sendiri. Hello...knock..knock, ini fast food joint, bukan fine dining restaurant.

Nampaknya di Indonesia masih banyak orang yang kurang paham etiket macam ini. Dan berpikir kalau sudah bayar ya mustinya dilayani sampai soal buang sampah. Well, tak apa-apa kalau belum tahu. Karena sekarang sudah tahu, tolong berubah.

Ketiga, beberes dan membuang sampah sendiri tak akan menurunkan derajat Anda wahai pembeli yang budiman. Justru, di sana kualitas diri Anda akan tampil lebih baik. Siapa yang tidak salut dengan orang yang bertanggung jawab atas sisa makanannya sendiri coba?

Keempat, jangan khawatir pegawai KFC kekurangan gawean karena Anda beberes sendiri. Karena jujur, kerjaan mereka banyak sekali. Kalau Anda belum pernah kerja atau menyaksikan pola kerja di resto waralaba, Anda mungkin tak percaya.

Di sistem serba cepat macam ini, setiap pegawai musti bisa dan mau mengerjakan semua. Mulai dari memasak makanan, melayani di kasir, membersihkan meja dan lantai hingga mengurusi konsumen dengan komplainnya. Setidaknya begitu sistem kerja waralaba macam KFC di Inggris.

Nah, setiap hal kecil yang Anda lakukan mempengaruhi load kerja mereka. Anda beberes dan membuang sampah sendiri akan sangat membantu meringankan beban mereka. 

Satu orang beberes mungkin tak berasa, tapi kalau sebagian besar pembeli beberes kan luar biasa. Para pekerja di sana lebih cepat kerjanya dan berkurang beban hidupnya.

Kelima, melakukan hal macam beberes sisa makanan akan membuat Anda bahagia. Coba saja kalau tak percaya. Ada sense of accomplishment di sana. Ada pencapaian, yang simpel mungkin, tapi saya yakin akan membuat Anda merasa sedikit lebih baik.

Terakhir, jika penolakan Anda beberes sendiri di waralaba macam KFC karena gengsi, saya bilang sayang sekali. Karena Anda punya kesempatan memperbaiki diri dan membantu orang lain namun Anda sia-siakan.

Tabik!

PS. Tulisan ini bukan endorsement untuk waralaba apapun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun