Mohon tunggu...
Hasto Suprayogo
Hasto Suprayogo Mohon Tunggu... Konsultan - Hasto Suprayogo

Indonesian creative designer & digital marketing consultant | astayoga@gmail.com | http://www.hastosuprayogo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saya Khilaf, antara Struktur dan Agensi

24 Februari 2018   19:24 Diperbarui: 25 Februari 2018   05:15 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak raja dangdut ketauan memakai narkoba, keluarganya serempak menyebut pelaku khilaf. Penyanyi sekaligus host TV dilaporkan melakukan pelecehan seksual sesama jenis mengaku khilaf. 

Jakarta banjir, alih-alih mengatasi dengan kajian infrastruktur, perbaikan kinerja badan pengelola dan kerjasama lintas daerah penyangga, timpakan saja pada curah hujan dan perilaku warga.

Satu hal yang saya temui dan pelajari dari masyarakat di Inggris, sejak kecil mereka diajari menjadi individu aktif. Menjadi agent dengan pilihan, tindakan yang diambil secara logis dan sadar. Serta berani menerima dan menanggung konsekuensinya.

Memang, di permukaan mereka terlihat individualistik, tak peduli orang lain, kurang simpatik, namun di sisi lain, mereka patuh aturan, menjunjung etika dan pastinya, tidak gampang menimpakan kesalahan pada hal di luar dirinya. Setidaknya sebagian besar mereka seperti itu.

Tidak, tidak, saya tidak sedang glorifying masyarakat Barat dan merendahkan masyarakat kita. Saya hanya memperbandingkan implikasi struktur terhadap agency. Tentunya banyak sisi positif dari kuatnya struktur di masyarakat kita, sebagaimana banyaknya sisi negatif dari penuhanan free will dan nilai-nilai individu di masyarakat Barat.

Namun secara personal, saya merasa, banyak yang bisa kita pelajari dari sisi positif agency dengan free will dan nilai individual ini. Khususnya di sisi kemampuan menentukan pilihan secara logis dan merdeka dan kemauan untuk bertanggungjawab atas konsekuensi dari pilihan dan tindakan yang dipilih.

Sehingga, tidak kita dengar lagi politisi tertangkap korupsi dan mengatakan 'saya khilaf', atau perselingkuhan menimpakan kesalahan semata ke pelakor, atau banjir ke curah hujan dan masih banyak lagi.

Selamat berakhir pekan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun