Adalah menarik menyimak bagaimana masjid-masjid kuno di Jawa dibangun oleh para penyebar Islam macam Wali Songo sesuai dengan kondisi alam dan kultur lokal Nusantara. Tak semata-mata menjiplak apa yang ada di tanah Arab, namun mengadopsi kearifan lokal.
Sayangnya, belakangan bangunan-bangunan masjid di sekitar kita, semakin condong mengikuti desain Islam mainstream kontemporer, dengan kubah besar dan menara tinggi. Ada ketercerabutan akar budaya di sana, kalau saya boleh berkata. Meski indah dipandang, namun bagi saya, ikatan emosional antara bangunan tersebut dan manusia di sekitarnya semakin renggang.
Anyway, next time Anda mengunjungi masjid-masjid kuno di sepanjang tanah Jawa, cobalah untuk memperhatikan sejenak bentuknya. Cobalah menyelami soko guru, atap piramida berjenjangnya, atau serambi dan area pemakaman di sekitarnya. Insya Allah, Anda akan temukan rasa berbeda saat beribadah di dalamnya. Karena Anda tahu, masjid-masjid ini dibangun tak hanya dengan landasan religius semata, namun juga budaya dan penghargaan atas manusia-manusia penggunanya.
Tabik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H