Mohon tunggu...
Hasto Suprayogo
Hasto Suprayogo Mohon Tunggu... Konsultan - Hasto Suprayogo

Indonesian creative designer & digital marketing consultant | astayoga@gmail.com | http://www.hastosuprayogo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mengapa Hidup di Kota Buruk untuk Kita?

5 Desember 2017   02:05 Diperbarui: 5 Desember 2017   16:06 2855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Studi yang sama menunjukkan korelasi kuat antara polusi udara perkotaan dengan berbagai penyakit mematikan, seperti penyumbatan arteri, jantung dan kanker paru-paru. 

4. Warga kota lebih gampang alergi

Ditemukan pula dalam riset tadi, warga perkotaan cenderung lebih gampang mengalami alergi dibandingkan mereka yang tinggal di pedesaan. Selain itu, anak-anak yang tinggal di perkotaan jauh lebih banyak mengalami masalah pernapasan, khususnya asma. Hal ini terkait erat dengan berbagai faktor, seperti stress, berbagai polutan, mikroba, dan allergen.

5. Polusi suara ternyata mematikan

Jangan kaget ya, ternyata tingginya polusi suara di perkotaan bisa menyebabkan kematian. Hal ini diketahui dari riset NIH pada tahun 2015 terhadap 8,6 juta warga London di mana ditemukan korelasi kuat antara polusi suara di ibukota Inggris tersebut dengan tingkat kematian.

Sementara, riset sama menunjukkan pula hubungan antara tingginya polusi suara di perkotaan dengan tingginya resiko serangan stroke pada warga lanjut usia.

6. Polusi cahaya menyebabkan Social Jetlag

Kota tak pernah tidur karena benderang lampu terdengar positif. Namun, riset NIH tahun 2014, menunjukkan cahaya berlebihan di kota buruk bagi kesehatan manusia. 

Sebagaimana buruknya lampu menyala saat kita tidur, dalam jangka panjang, warga perkotaan mengalami social jetlag, kencenderungan gangguan fisik karena tubuh bekerja keras menyesuaikan perubahan jam tidur di hari kerja dan hari libur.

Kondisi ini, ternyata memicu berbagai masalah kesehatan, mulai dari obesitas hingga resiko penyakit kronik seperti diabetes.

7. Kota dipenuhi masyarakat yang tak acuh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun