Mohon tunggu...
Hasto Suprayogo
Hasto Suprayogo Mohon Tunggu... Konsultan - Hasto Suprayogo

Indonesian creative designer & digital marketing consultant | astayoga@gmail.com | http://www.hastosuprayogo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Rina Nose, Kerudung Rabbani dan Etika Marketing

24 November 2017   06:43 Diperbarui: 24 November 2017   12:07 14989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Instagram @rabbaniprofesorkerudung

Alih-alih mereka suka, mereka loyal, mereka terdorong  membeli, yang ada adalah mereka nyinyir, mereka benci, mereka menolak  bahkan mungkin mereka bakal memboikot Rabbani.

Saya lalu coba  membayangkan praktisi marketing macam apa yang ada di belakang kampanye  Rabbani ini. Sosok seperti apa yang menelurkan ide 'brilian' macam ini. Jujur saya penasaran yang ingin bertatap muka dengannya. Sebagai sesama  praktisi marketing, saya ingin bilang face to face ke orang ini 

"You're a disgrace! Kamu memalukan dan tidak punya etika!"

Saya bisa membayangkan, mungkin orang-orang marketing di balik kampanye  ini beranggapan bahwa kasus Rina Nose adalah momentum bagus yang tidak  boleh dilewatkan. Bisa jadi mereka bersorak saat menemukan benang merah  sang artis dengan jilbab yang ditanggalkannya dengan produk mereka yang  entah seperti apa performa penjualannya.

Mungkin bak Archimides  dengan momen Eureka-nya, mereka menganggap ide men-tapping kasus Rina  Nose dengan jilbab gratis Rabbani ini sebagai strategi kreatif yang bakal viral--keyword marketer di dunia digital zaman now--untuk  mem-boosting penjualannya.

Tapi sekali lagi, satu hal yang alpa  mereka petimbangkan adalah, di luar semua soal kreativitas, semua soal  viral, semua soal hits dan sebagainya, etika musti tetap dijunjung  tinggi. Tak hanya karena etika itu penting untuk menegaskan integritas  personal maupun profesiona kita, namun juga etika menjaga brand kita  tetap bernilai tinggi di benak konsumen.

Jadi, sekali lagi,  menurut saya, pengelola brand Rabbani--khususnya pengelola akun  Instagramnya--melakukan kesalahan luar biasa, melakukan blunder etika  yang amat mengenaskan, dan mereka sepatutnya menarik kampanye tersebut,  meminta maaf kepada Rina Nose dan juga publik tanah air, khususnya para  perempuan. 

Tabik!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun