Mohon tunggu...
Hasto Suprayogo
Hasto Suprayogo Mohon Tunggu... Konsultan - Hasto Suprayogo

Indonesian creative designer & digital marketing consultant | astayoga@gmail.com | http://www.hastosuprayogo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Karena Ada Pahlawan di Setiap Kita

14 November 2017   00:12 Diperbarui: 14 November 2017   01:04 1161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

10 November senantiasa menjadi momen istimewa bagi kita Bangsa Indonesia. Di hari ini, setiap tahun, kita memperingati Hari Pahlawan. Upacara bendera, kibaran sang merah putih, kumandang lagu-lagu nasional hingga pidato kenegaraan menjadi ritual wajib di negeri ini.

Ada rasa haru setiap melewati momen macam ini. Ada kepedihan sekaligus kebanggaan, betapa sebagai sebuah bangsa, para pendahulu kita berjuang mati-matian demi terwujudnya sebuah negeri yang merdeka, aman, sentosa dan sejahtera untuk segenap anak cucunya. Bahwa kita, mewarisi tak hanya semangat, cita-cita, tanah, air dan langit bernama Indonesia, namun juga tanggung jawab besar untuk menjaga dan gantian melestarikannya.

Begitu banyak nama-nama besar yang kita semati gelar pahlawan. Umumnya mereka adalah tokoh pergerakan, negarawan dan politikus, tokoh agama, pimpinan militer hingga para pemikir. Namun jangan lupa, tak kalah banyak pula anak bangsa ini, rakyat biasa, yang pula bersumbangsih dalam perjuangan menuju Indonesia merdeka.

Namun pula, bagi saya, perkara Hari Pahlawan bukan hanya mengenang dan meneladani mereka yang telah tiada. Mereka yang berjuang di masa lampau. Namun juga, pahlawan adalah mereka yang berjuang di masa kini, mereka yang kita lihat, temui, kenal, akrabi sehari-hari maupun yang tidak. Dan mereka ada banyak di sekitar kita.

Mulai tengok kanan kiri Anda. Mulai ingat orang tua, saudara kerabat yang menemani masa tumbuh dan kehidupan Anda hingga sekarang. Mereka adalah pahlawan pertama yang memungkinkan Anda jadi seperti apa sekarang.

Mulai ingat guru-guru yang mengenalkan ilmu kepada Anda. Sedari TK, SD hingga bangku kuliah. Ingat pula para kyai, ulama, pastur, biksu, dan pemuka agama lainnya yang mengenalkan nilai-nilai religiusitas dari Anda bermula.

Mulai ingat pula tetangga, tukang sayur, petugas kebersihan, pak satpam, polantas, abang ojek, sopir bis kota, OB di kantor, penjual makanan di warung dan semua orang secara langsung maupun tidak menyerahkan waktu, mengorbankan tenaga, meneteskan keringat untuk kelancaran kehidupan kita sehari-hari. Mereka pula adalah pahlawan.

Kita pun, bisa jadi, adalah pahlawan bagi mereka. Kita pun, kalau turut memudahkan kehidupan orang lain, patut disebut pahlawan. Hanya dan hanya jika kita tulus melakukannya demi kebaikan bersama.

Karenanya, jika hari ini Anda kesal dengan orang lain, jika hari ini Anda mangkel dengan atasan atau bawahan di kantor, atau jengkel dengan semua masalah yang menghadang, ingatlah bahwa ada banyak orang yang hidupnya bisa termudahkan jika Anda menjalani tugas dan fungsi Anda dengan baik. Anda, bisa jadi pahlawan untuk mereka.

Jadi, tepiskan semua gundah, lepaskan semua amarah, tetapkan arah dan mulailah kembali tegak melangkah. Dengan memberi manfaat bagi sesama insan, kita pun bisa jadi pahlawan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun