Mohon tunggu...
Astatik Bestari
Astatik Bestari Mohon Tunggu... Guru - Astatik ketua PKBM Bestari Jombang Jawa Timur

Pendiri Yayasan Bestari Indonesia. Domisili di Jombang Jawa Timur. Pengelola PKBM Bestari Jombang Jawa Timur. Guru MTs Darul Faizin Catakgayam Mojowarno Jombang Jawa Timur Ketua 2 DPP FTPKN Ketua bidang Peningkatan Mutu PTK DPW FK-PKBM Jatim

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran Penting Orang Tua di Era Kurikulum Merdeka

31 Mei 2024   18:27 Diperbarui: 31 Mei 2024   18:38 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurikulum Merdeka, terobosan baru dalam pendidikan Indonesia, membawa perubahan signifikan dalam  keterlibatan orang tua.  Berbeda dengan kurikulum sebelumnya yang cenderung menempatkan orang tua sebagai pihak eksternal, Kurikulum Merdeka justru menekankan kolaborasi antara orang tua, anak, dan sekolah.  Ini dilakukan untuk  mendukung  pengembangan karakter dan kompetensi anak sesuai minat dan bakat mereka.


Kurikulum Merdeka  memberikan ruang yang lebih luas bagi orang tua untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran anak.  Tak lagi sekadar sebagai penyedia fasilitas belajar, orang tua kini diajak  untuk memahami filosofi Kurikulum Merdeka.  Filosofi ini  mengutamakan  pengembangan karakter dan kompetensi yang sesuai dengan minat dan bakat anak.  Dengan pemahaman tersebut, orang tua dapat berperan aktif dalam menggali minat dan bakat  anak mereka.

Selanjutnya, orang tua dapat mendorong anak untuk mengeksplorasi berbagai peluang belajar yang relevan dengan  minat dan bakat tersebut.  Misalnya, orang tua yang mengetahui anaknya memiliki minat di bidang sains  dapat  bekerja sama dengan sekolah untuk memfasilitasi  anak mengikuti program ekstrakurikuler robotika atau sains club.

Keterlibatan orang tua dalam Kurikulum Merdeka  tidak hanya sebatas memahami minat dan bakat anak.  Orang tua juga  diberdayakan untuk  berkontribusi  dalam menentukan konten pembelajaran di sekolah.  Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas bagi sekolah untuk  menyesuaikan  pembelajaran  dengan  kebutuhan  peserta didik. 

 Orang tua dapat  memberikan masukan kepada pihak sekolah terkait dengan  minat dan kebutuhan belajar anak mereka.  Melalui komunikasi yang terbuka, orang tua dan guru dapat berkolaborasi  dalam  merancang  pembelajaran  yang  berpusat pada anak.  Pembelajaran yang  disesuaikan  dengan minat dan kebutuhan anak  diyakini  dapat  meningkatkan motivasi belajar  dan  menghasilkan  prestasi yang lebih baik,  baik secara  akademik maupun non-akademik.

Kurikulum Merdeka  pun  membuka peluang bagi orang tua untuk  berkontribusi dalam menentukan kebijakan sekolah.  Selama ini,  kebijakan sekolah  mungkin  dipandang  sebagai  kewenangan  pihak sekolah  semata.  Namun,  dengan Kurikulum Merdeka, orang tua dapat  berpartisipasi  secara aktif.  

Salah satu caranya adalah dengan bergabung dengan komite sekolah.  Komite sekolah merupakan wadah  yang  memungkinkan orang tua  untuk  menyuarakan  aspirasi  dan  berkontribusi  dalam  membuat  kebijakan sekolah  yang  mendukung  kebutuhan belajar anak.  Selain itu, orang tua  juga dapat  hadir  dalam  rapat orang tua-guru  untuk  mendapatkan informasi  terbaru tentang  kurikulum  dan  berdiskusi  mengenai  program sekolah  yang  berkaitan  dengan  prestasi  anak.

Dengan  berperan aktif  dalam Kurikulum Merdeka, orang tua  dapat  memberikan  dampak yang signifikan  terhadap  pendidikan anak.  Beberapa contoh  peran  yang  dapat  dilakukan  orang tua  diantaranya  adalah 

(1) Mendampingi anak belajar di rumah dan membantu mereka memahami materi pelajaran. Tak jarang tugas seperti ini sudah tidak banyak dilakukan orang tua mengingat anak sudah mendapat wawasan melalui dunia digitalnya. Bahkan, anak mendapat pengetahuan dari dunia digitalnya lebih dahulu sebelum mendapatkan pengetahuan dari guru di sekolahnya.

(2) Memfasilitasi anak untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan minat dan bakat mereka. Kegiatan ekstrakurikuler dapat memberikan peluang bagi anak untuk mengembangkan potensi mereka di luar bidang akademik.

(3) Memberikan motivasi dan dukungan kepada anak untuk mencapai prestasi yang terbaik. Dukungan orang tua sangat penting untuk membangun kepercayaan diri anak dan membuat mereka tetap semangat dalam belajar.

(4) Menjalin komunikasi yang terbuka dengan guru dan pihak sekolah untuk mengetahui perkembangan belajar anak. Komunikasi yang baik antara orang tua, guru, dan sekolah dapat membantu dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan anak, serta menetapkan strategi pembelajaran yang tepat.

Dengan  keterlibatan orang tua yang aktif, anak  akan  merasa lebih didukung  dan termotivasi  dalam  mencapai  prestasi akademik  dan  non-akademik.  Selain itu, keterlibatan orang tua  juga  dapat membangun  hubungan yang lebih kuat antara orang tua, anak, dan sekolah. Hubungan yang kuat  ini  akan menciptakan  lingkungan belajar yang lebih  kondusif  bagi anak untuk berkembang  dan  mencapai  potensi penuh mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun