Mohon tunggu...
Astatik Bestari
Astatik Bestari Mohon Tunggu... Guru - Astatik ketua PKBM Bestari Jombang Jawa Timur

Pendiri Yayasan Bestari Indonesia. Domisili di Jombang Jawa Timur. Pengelola PKBM Bestari Jombang Jawa Timur. Guru MTs Darul Faizin Catakgayam Mojowarno Jombang Jawa Timur Ketua 2 DPP FTPKN Ketua bidang Peningkatan Mutu PTK DPW FK-PKBM Jatim

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Strategi Efektif Membangun Sikap Toleransi di Kalangan Murid

29 Juli 2023   12:22 Diperbarui: 29 Juli 2023   12:23 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sikap toleransi adalah fondasi penting dalam menciptakan lingkungan yang harmonis dan inklusif di kalangan murid. Di era globalisasi ini, penting bagi pendidik dan orang tua untuk mengajarkan nilai-nilai toleransi kepada anak-anak agar mereka bisa menghargai perbedaan dan menerima keragaman secara terbuka.

Lawan dari toleransi adalah intoleransi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia intoleransi artinya ketiadaan tenggang rasa. 

Berikut ini contoh-contoh sikap Intoleransi.

1.Prasangka Berdasarkan Etnis atau Ras

Sikap intoleransi ini terjadi ketika seseorang memiliki pandangan negatif atau stereotip terhadap kelompok etnis atau ras tertentu. Contohnya, seseorang mungkin percaya bahwa semua anggota kelompok tertentu memiliki sifat atau perilaku tertentu, tanpa melihat individualitas mereka.

Contoh sikap misalnya menganggap bahwa semua orang dari kelompok etnis tertentu malas atau tidak dapat diandalkan dalam hal pekerjaan, tanpa mempertimbangkan keterampilan atau usaha individu mereka.

2.Diskriminasi Berdasarkan Agama

Ini adalah sikap intoleransi di mana seseorang atau kelompok dianggap lebih rendah atau diabaikan karena keyakinan agama mereka. Diskriminasi berbasis agama dapat terjadi dalam berbagai konteks, seperti pekerjaan, pendidikan, atau hak-hak masyarakat.

Contoh, menghindari berinteraksi dengan orang-orang dari agama tertentu atau tidak memberi kesempatan bagi seseorang untuk maju dalam karier karena keyakinan keagamaan mereka.

3.Intoleransi Politik

Ini terjadi ketika seseorang tidak bisa menghormati pandangan politik orang lain atau menolak mendengarkan argumen dari sudut pandang yang berbeda secara konstruktif.

Contoh sikap ini adalah menjauhi teman atau keluarga yang memiliki pandangan politik yang berbeda, tanpa membuka diskusi yang menghargai perbedaan pendapat.

4.Intoleransi Berdasarkan Status Sosial atau Ekonomi

Sikap intoleransi ini muncul ketika seseorang memandang rendah atau menganggap orang lain tidak pantas dihormati berdasarkan status sosial atau ekonomi mereka.

Sikap ini misalnya memperlakukan orang miskin dengan tidak adil atau meremehkan kemampuan mereka hanya karena latar belakang ekonomi mereka.

5. Xenophobia (Ketakutan pada Orang Asing)

Xenophobia adalah ketakutan atau kebencian terhadap orang asing atau orang dari luar negeri.

Contoh, menolak menerima pengungsi atau imigran yang mengalami krisis kemanusiaan, karena menganggap mereka sebagai ancaman atau mencuri peluang pekerjaan.

Semua contoh sikap intoleransi di atas mencerminkan ketidaktoleran terhadap perbedaan dan tidak menghargai hak asasi manusia setiap individu. Penting bagi pendidik dan orang tua untuk mengidentifikasi dan mengatasi sikap-sikap ini agar murid bisa hidup dalam masyarakat yang lebih inklusif dan menghormati satu sama lain.

Adapun strategi efektif membangun sikap toleransi di kalangan murid, dalam paparan berikut ini.

1. Modelkan Sikap Toleransi

Sebagai pendidik dan orang tua, tugas pertama kita adalah menjadi contoh yang baik. Tunjukkan sikap toleransi dalam interaksi sehari-hari dengan orang lain, termasuk di antaranya menghormati perbedaan latar belakang budaya, agama, dan pandangan politik.

2.Pendidikan tentang Keragaman

Integrasikan pelajaran tentang keragaman dalam kurikulum pendidikan. Pembelajaran di kelas menyediakan kesempatan bagi murid untuk belajar tentang berbagai budaya, agama, dan tradisi melalui cerita, buku, dan kegiatan khusus.

3. Diskusi Terbuka dan Menghargai Pandangan Lain

Membuka ruang diskusi dalam kelas atau keluarga untuk membahas isu-isu yang relevan tentang toleransi. Pendidik mendorong murid untuk menyatakan pendapat mereka dengan hormat dan mendengarkan pandangan orang lain dengan penuh pengertian.

4.Program Pertukaran Budaya

Pendidik mengarahkan murid untuk berpartisipasi dalam program pertukaran budaya di sekolah atau komunitas. Pertukaran ini akan memberi mereka pengalaman langsung dalam berinteraksi dengan orang-orang dari latar belakang berbeda.

5.Mengenal dan Memahami Prasangka

Pendidik membantu murid untuk mengenal dan memahami prasangka serta stereotip yang mungkin ada dalam masyarakat. Berikan wawasan tentang dampak negatif dari prasangka dan bagaimana mengatasi stereotip yang tidak sehat.

6.Mendorong Empati

Pendidik melatih kemampuan empati pada murid dengan mengajarkan mereka untuk memahami perasaan dan perspektif orang lain. Hal ini dapat membantu mereka merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain dalam situasi tertentu.

7.Menyediakan Kegiatan Kolaboratif

Sekolah memfasilitasi kegiatan kolaboratif di kelas atau di antara murid di komunitas. Melalui kolaborasi, mereka dapat belajar untuk bekerja sama dengan orang-orang yang berbeda latar belakang, memperkuat rasa saling menghargai.

8.Menekankan Kesamaan dan Perbedaan

Murid seyogyanya diajarkan untuk menghargai kesamaan dan perbedaan antara satu sama lain. Fokus pada nilai-nilai dan tujuan bersama yang bisa menghubungkan mereka tanpa mengabaikan perbedaan unik yang dimiliki masing-masing.

Membangun sikap toleransi dalam kalangan murid adalah tugas yang kompleks, tetapi sangat penting untuk menciptakan dunia yang lebih inklusif. Dengan menggabungkan model perilaku positif, pendidikan tentang keragaman, diskusi terbuka, dan memahami prasangka, kita dapat membantu murid untuk tumbuh sebagai individu yang penuh toleransi, menghargai perbedaan, dan menghormati satu sama lain. Dengan cara ini, mereka akan siap menghadapi dunia yang beragam dengan pandangan positif dan inklusif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun