Dari berbagai sumber bacaan yang membahas tentang kemampuan perempuan mengeluarkan 20.000 kata tiap hari dan laki-laki hanya 7.000 kata, selalu saja memiliki kesimpulan akhir itulah penyebab perempuan menjadi cerewet. Kesimpulan ini mirip ungkapan stereotipe/ pelabelan yang tidak menguntungkan perempuan.
Untuk menyampaikan apa saja, semua orang membutuhkan kemampuan mengeluarkan kata-kata, termasuk dalam aktivitas mentransfer ilmu pengetahuan. Nah, di sinilah rahasia dibalik penciptaan otak perempuan yang memiliki perbedaan dengan laki-laki. Bayangkan, jika perempuan tidak memiliki kemampuan mengeluarkan 20.000 kata tiap hari, seperti apa ia mendidik anak-anaknya yang notabene selalu bersamanya sejak dalam kandungan.
Pantas kiranya perempuan disebut sebagai madrasah pertama bagi anak-anaknya. Bisa dipastikan salah satunya karena kajian empiris tentang kemampuan perempuan mengeluarkan 20.000 kata tiap hari.
Perempuan sebagai madrasah pertama bagi anak-anaknya juga disinggung dan jadi dasar utama perjuangan RA Kartini. Ditulis R.A Kartini dalam catatannya yang dibukukan dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang.
Bayangkan jika kemampuan mengeluarkan kata ini tidak disediakan lebih banyak, apa jadinya generasi berikutnya. Jadi stop melabeli perempuan dengan sifat cerewet, ganti dengan sebutan "perempuan itu hebat".
Selamat hari Kartini 21 April 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H