Di tengah maraknya perbincangan yang menunjukkan keberpihakan kepada pemilik rambut putih dan dahi berkerut, saya tetap menghibur diri bahwa rambut hitam dahi kencang tetaplah menarik untuk diajak memikirkan kepentingan bangsa dan negara. Ya dalam lingkup dunia pendidikan begitu sajalah.
Lhawong saya terus berupaya agar pola hidup saya, tidak mempercepat tumbuhnya rambut putih dan dahi berkerut, hihihi.
Saya percaya di usia saya menginjak 47 tahun ini, tambah sering mendapatkan sapaan "mbah uti", oma, dan sejenisnya, tetap bisa fokus ikut bekerja memikirkan dan melaksanakan program-program di bidang pendidikan yang ada di negara ini. Saya berusaha ikhlas dan bahagia kalau rambut putih tidak bermunculan serentak di kepala di tengah kesibukan saya ini.
Beberapa kali ada yang heran, ketika tahu uban saya tak tampak di kepala
"Mbak rambut e Sampeyan itu tidak semiran?" Saya jawab kalau rambut saya semiran rencananya saya semir warna biru, sesuai usulan Gen Z bungsu. Saat ini belum melaksanakan rencana itu, soalnya rencana yang disemir biru masih sedikit, mubazir kalau warna hitam "katut" kena semir biru.
"Lho rambut e Njenengan masih hitam, Bu?" Jika ada pertanyaan keheranan begini, saya malah takut mengecewakan mereka ikut-ikutan berambut putih seperti wacana saat ini, hehehe.
Ada-ada saja Pak Jokowi itu ya
Tapi beneran, saya sepakat sinyal sosok yang dimaksud Pak Jokowi ini, yang rambut putih memang amazing menggantikan beliau di tahun 2024 nanti.
Jombang, 29 November 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H