Suatukeyboard kesayangannya itu.
kali, Keyboard RGB ketumpahan sirup obat batuk Gen Z bungsu. Entah awalnya bagaimana, hingga sirup obat batuk bisa tumpah diUminya pulang dari mengajar dan kegiatan MGMP dilapori Gen Z bungsunya.
"Ini tadi ketumpahan sirup." Gen Z bungsu memberi tahu uminya. Umi diam saja. Hanya melihat apa saja yang sedang dikerjakan untuk menunjukkan tanggung jawabnya. Umi adalah cara Gen Z sulung dan Gen Z bungsu memanggil ibunya.
Umi sebenarnya tidak tega mendiamkan si Gen Z bungsunya. Raut muka anaknya ini seolah melempar kesan bersalah, tapi ia yakin bisa memperbaiki. Umi marah tidak, memaafkan juga tidak. Pokoknya wait and see saja.
"Itu harus benar-benar kering lho, Dik." Gen Z sulung rupanya kasih support kepada adiknya.
"Biar tidak karatan." Imbuhnya. Umi mereka sudah berlalu dari kesibukan mereka berdua. Pindah ke ruang lain. Menyapa abi mereka senyampang berkabar kalau sudah pulang dari mengajar.
Setengah jam kemudian kegiatan memperbaiki keyboard RGB ditunda untuk tidur siang, salat Asar dan mengaji diniyah.
Diteruskan habis Magrib seperti yang ada difoto ini.
"Jadi begini, Dik..." umi mulai buka suara.
"Harapan umi, adik dan kakak itu bisa memperbaiki barang yang rusak. Tidak ada solusi barang rusak diganti beli yang baru." Dari dulu umi tidak memberikan harapan kepada anak-anaknya jika ada perangkat belajar atau bermain mereka yang rusak, akan diganti baru. Pantang menyerah yo, Dik!
Setelah memakan waktu hampir setengah hari mengeringkan dan memperbaiki keyboard RGB-nya, Gen Z bungsu tampak lega
"Alhamdulillah sudah bisa, Mi!" Â Dia bersorak senang. Uminya yang juga sibuk belajar hasil workshop Program Keprofesian Berkelanjutan Guru MTs mendekati bungsunya. Bermaksud menunjukkan kalau ia bahagia anaknya berhasil menyelesaikan tanggung jawabnya.
Keyboard RGBnya tadi tidak hanya basah kena sirup, tapi tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
"Alhamdulillah, keren, Adik!" Umi mengacungkan jempolnya dengan mata berbinar.