Â
BAB I
PENDAHULUAN
     Kethek Ogleng adalah merupakan kesenian rakyat. Bentuk kesenian tersebut ternyata pernah ada tidak hanya di Wonogiri namun juga di daerah lain seperti Pacitan (Prop. Jawa Timur) dan Gunungkidul ( Prop. DIY) Berbagai sumber menyatakan bahwa kurang lebih 50 tahun yang lalu, pertunjukan kethek ogleng  adalah merupakan kesenian rakyat yang dirangkai dengan pertunjukan taledhek ambarang.
      Taledhek ambarang adalah suatu bentuk  pertunjukan rakyat dengan primadona penari wanita (taledhek) yang menyajikan bentuk kesenian tersebut dengan cara keluar masuk kampung dengan diiringi gamelan. Setiap kali rombongan kesenian dimaksud  sampai di tempat-tempat yang padat penduduk, mereka berhenti lalu membunyikan gendhing-gendhing  yang meriah untuk mengundang penonton antara lain : sampak,slepeg dan gangsaran. Setelah penonton cukup banyak, satu demi satu taledhek dan kethek ogleng menari 5 sampai 10 menit yang disebut beber. Pengertian beber adalah penyajian tarian pendahuluan yang disajikan sebagai contoh, dengan maksud selain agar penonton mengetahui apa yang akan disajikan juga menarik perhatian penonton sehingga mereka ingat akan  nadzar atau kaul yang pernah mereka ucapkan dengan maksud untuk keselamatan keluarga. Dengan demikian mereka akan tertarik untuk  nanggap taledhek atau kethek ogleng yang ditawarkan. Peristiwa semacam ini pada jamannya biasanya terjadi pada saat panen raya di pedesaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KETHEK OGLENG
      Sampai saat ini belum ada yang bisa mengartikan kethek ogleng dengan pasti, hanya penulis beranalisis bahwa banyak sekali  ungkapan bahasa jawa  yang berupa akronim atau  jarwo dhosok. Biasanya kata dan suarapun kerap kali menunjukkan nama.
contoh:
Ambarang berari angumbar wirang.