Mohon tunggu...
Astara SalsaDiffa
Astara SalsaDiffa Mohon Tunggu... Human Resources - Seorang Mahasiswa yang ingin tercapai citacitanya

Mahasiswa UNEJ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pola Pemanfaatan Sumberdaya Lahan Pertanian Berdasarkan Kajian Aspek Sosial Ekonomi dan Konservasi Lahan

5 Mei 2021   20:57 Diperbarui: 5 Mei 2021   20:59 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seiring berjalannya waktu, kebutuhan akan lahan akan terus bertambah. Mulai dari kebutuhan lahan akan permukiman, hingga pertanian. Tentunya hal tersebut memerlukan perencanaan yang mampu mengalokasikan beberapa kegiatan yang berbeda sesuai dengan daya dukung dan sumberdaya lahan yang ada. Menurut Dardak (2005) lahan disebut sebagai sumber daya pembangunan yang memiliki karakteristik unik seperti ketersediaan luas yang relatif tetap karena perubahan luas akibat proses alami (sedimentasi) serta proses artifisial (reklamasi) sangat kecil, kemudian memiliki sifat fisik seperti jenis batuan, topografi, kandungan mineral dan sebagainya yang ada dengan kesesuaian dalam menampung aktivitas masyarakat yang cenderung spesifik. Hal serupa juga dikemukakan oleh Arsyad (2006) dimana segala macam bentuk intervensi manusia secara siklis dan permanen dimana dilakukan untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan yang bersifat material maupun kebutuhan spiritual yang berasal dari lahan juga termasuk dalam pengertian pemanfaatan lahan.

                Menurut Winarso (1995) pengguna dari ruang/lahan akan senantiasa berubah, perubahan ini akan terus ada dimasa mendatang bahkan dengan kecepatan yang lebih tnggi seiring dengan adanya perubahan dari pertumbuhan ekonomi yang akan terus dirasakan dan terjadi di kota-kota besar. Perlunya mengatur penggunaan lahan berdasarkan pemanfaatannya telah diatur oleh pemerintah dengan mengeluarkan aturan UURI No. 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang yang dilakukan dengan tujuan yaitu terwujudnya ruang wilayah nasional yang nyaman, aman, produktif dan berkelanjutan berdasarkan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional dengan beberapa hal seperti :

  • Adanya wujud dari keharmonisan antara lingkungan alam dan buatan
  • Adanya keterpaduan dalam pemanfaatan sumberdaya alam dan buatan dengan mempertimbangkan sumberdaya manusia
  • Adanya wujud dari fungsi ruang serta pencegahan dari dampak negatif terhadap lngkungan akibat adanya proses pemanfaatan ruang.

Sulawesi Utara merupakan provinsi yang tergolong sebagai salah satu daerah pemasok sumberdaya alam kelapa nasional dan sekaligus sumber devisa utama daerah. Komodtas basis ekonomi atau utama di Sulawesi Utara sendiri merupakan tanaman kelapa. Berdasarkna data dari Dirjen Perkebunan (200) tercatat pada tahun 2000 terdapat areal luas lahan tanaman kelapa seluas 225,063 ha dengan produksi sebesar 207.013 ton kelapa. Sebesar 97% atau mayoritas dari usahatani kelapa didaerah ini merupakan areal perkebunan rakyat dimana pengelolaannya dilakukan secara tradisional dan merupakan tanaman monokultur (Amrizal, 1998).

Usaha kelapa monokultur bisa dibilang merupakan salah satu usaha tani yang tergolong tidak maksimal dalam pemanfaatan sumberdaya lahan, atau bisa disebut usahatani yang boros dalam pemanfaatan sumberdaya lahan. Dapat diperkirakan bahwa dari total luas lahan untuk tanman kelapa terhitung hanya ada sekitar 20% yang dilakukan pemanfaatan dan selebihnya sebanyak 80% lainnya merupakan lahan tidur yang belum banyak dimanfaatkan oleh petani. Tentunya hal tersebut harus dilakukan perbaikan karena mampu menyebaban pendapatan yang dihasilkan persatuan areal unit usaha tani kelapa berada pada titik yang relatif rendah (Akuba, 1997). Banyak usaha-usaha telah dilakukan pemerintah sejak lama untuk pemanfaatan sumberdaya lahan di antara usaha tani kelapa di Sulawesi Utara. Hal tersebut dilakukan untuk tujuan merangsang petani agar mengoptimalkan sumberdaya lahan di antara kelapa namun hasil yang diharapkan masih belum memenuhi. Maka perlu adanya evaluasi dalam pengelolaan pola pemanfaatan sumberdaya lahan disana. Untuk melakukan evaluasi pola pemanfaatan sumberdaya lahan di antara kelapa dengan tanaman sela diperlukan titik fokus serta pemahaman dari berbagai aspek pendukung yang berpengaruh seperti aspek sosial ekonomui serta tekns konservasi lahan. Setelah adanya pemahaman dari kedua aspek tersebut, seharusnya ada potensi untuk selanjutnya dapat menghasilkan pola pemanfaatan sumberdyaa lahan antara kelapa dengan tanaman sela yang secara sosial dapat diterima/mendapat respons petani, secara ekonomi juga mampu memberi peningkatan dalam pendapatan, dan secara teknis konservasi lahan dengan hasil tingkat erosi terendah serta ketersediaan unsur hara yang tertinggi.

Untuk keberlangsungan program introduksi tanaman sela diantara kelapa maka harus terus digalakkan untuk meningkatkan nilai tambah pendapatan petani kelapa disana. Sementara kajian mengenai aspek sosial ekonomi dan konsrvasi lahan dapat dijadikan pedoman dalam masukan penentuan kebijakan pendukung pemanfaatan sumberdaya lahan diantara kelapa dengan tanaman sela sehingga mampu terwujudnya pola pemanfaatan sumberdaya lahan diantara kelapa dengan tanaman sela yang spesifik lokasi berkelanjuran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun