Mohon tunggu...
assyifa riezkianti
assyifa riezkianti Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bersiap Menghadapi si Gempita, Kisah Kesiapsiagaan Warga Sukabumi

13 Oktober 2024   23:19 Diperbarui: 14 Oktober 2024   02:53 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langkah-Langkah yang Dilakukan Jika Terjadi Gempa Megathrust

Indonesia memang sudah akrab dengan gempa bumi, terutama di wilayah pesisir yang terletak di jalur pertemuan lempeng tektonik. Di antara berbagai jenis gempa, gempa megathrust adalah salah satu yang paling ditakuti karena dapat menimbulkan guncangan dahsyat dan berisiko memicu tsunami. 

Mengingat bahayanya, masyarakat di daerah rawan gempa, seperti di sekitar pantai Sumatera dan Jawa, telah mempersiapkan diri untuk menghadapi situasi ini. Dari hasil obrolan dengan warga Sukabumi, berikut langkah-langkah yang biasanya mereka lakukan jika gempa megathrust benar-benar terjadi.  

  • Tetap Tenang dan Lindungi Diri

Ketenangan adalah kunci saat menghadapi gempa. Panik hanya akan memperbesar risiko cedera. Warga Kampung Cibatu, Pak Suryadi (45), berbagi tips, "Saat gempa, jangan panik. Segera lindungi kepala dengan benda apa saja seperti bantal atau berlindung di bawah meja yang kokoh, dan jangan terburu-buru keluar rumah karena bisa saja ada reruntuhan."

Ibu Wati (38) dari Kampung Cikole, Kecamatan Sukabumi, setuju dan menambahkan bahwa latihan evakuasi telah membantu banyak orang tetap tenang. "Di sekolah, anak-anak sering diajarkan untuk berlindung di bawah meja atau tempat kokoh lainnya. Jadi mereka sudah paham apa yang harus dilakukan saat gempa," ungkapnya.

  • Menjauhi Bangunan dan Pantai

Bagi warga yang tinggal dekat dengan laut, ancaman tsunami menjadi perhatian utama setelah gempa besar. Pak Rahmat (50) dari Kampung Cibereum, Kecamatan Sukaraja, menjelaskan, "Kalau gempanya terasa kuat, kami langsung bergerak ke tempat yang lebih tinggi. Jalur evakuasi sudah sering kami gunakan dalam latihan, jadi tidak bingung saat harus beraksi."

Ibu Wati juga menambahkan bahwa sudah menjadi kebiasaan bagi mereka untuk menjauhi bangunan yang rentan roboh. "Kalau gempa, kami langsung keluar ke area terbuka tapi tetap menghindari bangunan yang mungkin runtuh. Semua orang di sini sudah tahu lokasi-lokasi aman."

  • Siapkan Tas Darurat

Tas darurat adalah salah satu persiapan penting yang dilakukan warga. Isinya terdiri dari senter, air minum, makanan kering, obat-obatan, dan dokumen penting. "Tas ini selalu ada di rumah, biar kalau tiba-tiba gempa, kami bisa langsung ambil dan keluar," kata Bu Siti (40), warga Kampung Cikundul, Kecamatan Lembursitu.

Ibu Wati menambahkan bahwa anak-anak juga tahu di mana letak tas darurat. "Jadi, mereka bisa cepat mengambilnya dan bergerak ke tempat aman jika terjadi gempa besar."

  • Mengikuti Informasi dari Warga dan Pemerintah

Di saat darurat, informasi adalah hal krusial. Pak Bambang (52), kepala desa di Kampung Warungkiara, mengatakan bahwa setiap kali terjadi gempa, koordinasi dengan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) langsung dilakukan untuk mengecek apakah ada peringatan tsunami. 

"Koordinasi ini sangat membantu, tapi kalau gempanya besar, kami biasanya bergerak sendiri dulu untuk jaga-jaga," ujarnya.

Pak Rahmat juga mengungkapkan bahwa komunikasi dengan tetangga menjadi sumber informasi penting saat jaringan terganggu. "Jika listrik mati atau sinyal hilang, komunikasi dengan tetangga sangat membantu untuk memastikan keselamatan semua orang."

  • Kesimpulan

Menghadapi gempa megathrust bukan hanya tentang kesiapsiagaan pemerintah, tetapi juga upaya bersama masyarakat. Dari obrolan dengan warga Sukabumi, terlihat bahwa langkah-langkah seperti tetap tenang, menjauhi area berbahaya, menyiapkan tas darurat, dan selalu memperbarui informasi adalah kunci keselamatan. Dengan kesadaran dan kerjasama, risiko dapat diminimalisir, dan lebih banyak nyawa bisa diselamatkan.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun