Mohon tunggu...
Assyifa Nurtasya Putri
Assyifa Nurtasya Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - You can call me Syifa😉

When thinking about life, remember this: no amount of guilt can change the past and no amount of anxiety can change the future.

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Mudahnya Bertransaksi dengan Aplikasi E-Wallet di Era Digital

9 April 2021   23:06 Diperbarui: 9 April 2021   23:45 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Assyifa Nurtasya Putri

Digital wallets atau yang sering disebut electronic wallets (e-wallets) merupakan sebuah aplikasi atau fitur yang memudahkan pengguna untuk melakukan sebuah transaksi atau pembayaran. E-wallet seperti halnya dompet fisik, digunakan untuk menyimpan informasi seperti nomor kartu kredit, e-cash, identitas pemilik, informasi kontak, informasi pengiriman atau tagihan termasuk alamat konsumen dan informasi lainnya yang digunakan pada saat checkout di situs e-commerce. Melalui e-wallets, konsumen hanya perlu memasukkan informasi sekali dan dapat digunakan di setiap situs untuk bertransaksi. Dengan demikian, penggunaan e-wallets akan meningkatkan efisiensi dalam berbelanja. 

Menurut Laudon & Traver (2011), fungsi yang paling penting dari e-wallets adalah otentikasi konsumen melalui penggunaan sertifikat digital atau metode enkripsi lainnya, menyimpan dan mengirim uang, mengamankan proses pembayaran dari konsumen ke merchant. Berdasarkan lokasi penyimpanan, e-wallets dibagi menjadi dua kategori yaitu server-side e-wallets dan client-side e-wallets (Schneider, 2011). Pada server-side e-wallets, informasi konsumen disimpan di dalam komputer server merchant atau penyedia e-wallets. Contohnya ketika berbelanja di Amazon.com, konsumen dapat menggunakan fasilitas penyimpanan informasi, sehingga konsumen tidak perlu lagi memasukkan data pada kunjungan ke situs tersebut berikutnya. Sedangkan pada client-side e-wallets, informasi konsumen tersimpan di komputernya. Dalam penggunaan client-side e-wallets, konsumen perlu mengunduh software e-wallet ke dalam komputer masing-masing. Kekurangan dari client-side e-wallets adalah penggunaannya yang tidak portable dan harus melalui komputer di mana aplikasi e-wallet itu berada.

Perkembangan teknologi yang semakin canggih memudahkan konsumen dalam melakukan pembelian. Smartphone dan koneksi internet membuat konsumen mendapatkan apa yang diinginkan. Konsumen menggunakan electronic wallet sebagai alat pembayaran. Konsumen mampu mentransfer uang dari mana pun dan membeli barang di mana pun dengan menggunakan smartphone. Konsumen juga tidak perlu membawa uang dalam jumlah yang besar agar mengurangi resiko tindak kriminalitas. Namun, hidup di Indonesia dengan sebagian keterbatasan alat teknologi dan kebutuhan yang beragam membuat sebagian kota/daerah masih belum mampu menggunakan teknologi canggih tersebut. Semua toko non-virtual pun masih menggunakan pembayaran tunai sebagai alat pembayaran yang utama. 

Oleh sebab itu, konsumen sendiri yang menentukan ingin menggunakan uang tunai sebagai pembayaran atau menggunakan electronic wallet. Electronic wallet berkembang seiring munculnya e-commerce dan marketplace di Indonesia seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak, Lazada dan lain sebagainya. Alat pembayaran produk/jasa yang ingin dibeli oleh konsumen dapat dilakukan di mana pun dan kapan pun menggunakan smartphone, hanya dengan top-up saldo dari electronic wallet. Setiap e-commerce memiliki wadah untuk top up saldo nya, seperti ShopeePay, Gopay, OVO, LinkAja dan lain-lain. Banyak bank telah membuka platform electronic walletnya dan bekerja sama dengan e-commerce tertentu agar mampu melakukan transaksi pembayaran tanpa potongan biaya, seperti DANA (Pembayaran TIX ID untuk tiket bioskop) yang bekerja sama dengan Bank BCA dan Bank Mandiri.

Kemudahan penggunaan merupakan suatu tingkatan kepercayaan seseorang di mana dalam penggunaan suatu teknologi dapat digunakan dengan mudah dan dipahami. Sikap terhadap penggunaan Technology Acceptance Model didefinisikan oleh Davis (1989) sebagai perasaan positif atau negatif dari seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan. Sikap individu yang mendukung penggunaan teknologi sistem informasi akan secara otomatis mendorong pemanfaatan serta penggunaan teknologi sistem informasi. Menurut Davis (1989), Perceived usefulness is defined here as “the degree to which a person believes that using a particular system would enhance his or her job performance” yang artinya kegunaan yang dirasakan adalah “sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu dapat meningkatkan kinerjanya”.

Dengan adanya E-wallet, kita tidak perlu membawa dompet fisik ke mana pun kita pergi. Cukup membawa smartphone di tangan, siapkan aplikasi E-wallet lalu isi saldonya maka kita bisa bertransaksi dengan mudah di toko mana pun yang melakukan pembayaran melalui scan barcode QR.

DAFTAR PUSTAKA

Laudon, Kenneth C., & Carol Guercio Traver. (2011). Bussines Technology (E-Commerce), Society (seventh edition). Pearson Education Limited. Edinburgh Gate Harlow. England.

Schneider, Gray. P. (2011). Electronic Commerce, Ninth Edition. Canada: Course Technology, Cengange Learning.

Davis, Fred D. (1989). Perceived Usefulness, Perceived ease of use of Information Technology. Management Information System Quarterly.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun