Sejak tahun 1983, PR Campaign bernama Hasbara Project telah dijalankan oleh Israel dan Amerika. Sebuah proyek besar yang diikuti oleh 96% media di Amerika untuk menyuarakan satu wacana, yaitu menutupi kejahatan internasional yang dilakukan Israel. Hingga hari ini, pemberitahuan soal Palestina seakan bukan jadi wacana penting. Media telah memutar balikkan fakta dengan penjahat sebagai pahlawan dan pelaku sebagai korban. Jika di Palestina perlawanan tank di lawan dengan batu, maka kita lawan PR Campaign Israel dengan media sosial. Pengguna media sosial di Indonesia saat ini 68,9 persen dari total populasi penduduk. Sebuah peluang besar untuk kita menyuarakan atas hak dan kebebasan Palestina.
Pada tahun 1840-1881, Turki Ustmani menolak pemukiman yahudi di Palestina dan imigrasi Yahudi ke Palestina. Turki ustmani juga menolak melakukan penjualan tanah Palestina ke pihak asing. Kemudian pada tahun 1888, Inggris menekan Turki Utsmani untuk mengizinkan orang-orang Yahudi untuk tinggal secara terpisah di Palestina. Bangsa Eropa terutama Inggris menekan untuk mengizinkan penjualan tanah kepada Yahudi pada tahun 1893. Kemudian terjadi Perang Dunia 1 yang menyebabkan runtuhnya Turki Utsmani. Yahudi berpihak kepada sekutu yang kala itu menang Perang Dunia 1 pada tahun 1914. Pada tahun 1917, kerajaan Inggris sebagai negara adidaya pasca Perang Dunia 1, mengeluarkan sebuah deklarasi persetujuan Zionisme dengan "Pendirian Tanah Air Nasional bagi orang-orang Yahudi di Palestina" yang kemudian dikenal dengan "Deklarasi Balfour". Sebuah entitas aneh di umumkan di Palestina yaitu "Negara Israel" di wilayah Palestina. Area yang dirampas mencangkup 80% dari wilayah Palestina.
Orang Yahudi merebut Palestina dengan berkonsentrasi pada dua elemen penting, yaitu manusia dan tanah. Cara yang dilakukan Yahudi yaitu dengan melakukan imigrasi besar-besaran dari semua negara, sehingga jumlah mereka melebihi jumlah orang Palestina. Yang kedua yaitu, mengambil tanah Palestina dari Pemerintah Inggris dan mendirikan pemukiman disana. Menurut data dari detik.com, penyusutan wilayah Palestina dari masa ke masa oleh Israel, pada tahun 1946 luas wilayah Palestina 94% dan Israel 6%. Kemudian pada tahun 1947 luas wilayah Palestina 45% dan Israel 55%. Pada tahun 1948-1967 luas wilayah Palestina 22% dan Israel 78%. Pada tahun 2012 sampai sekarang luas wilayah Palestina 6.220 km2 dan Israel 20.770 km2.
Dengan melihat kondisi wilayah Palestina dari masa ke masa yang semakin terkikis dan terjajah, tentu hal ini menjadi perhatian bagi kita sesama muslim di dunia. Rasulullah SAW bersabda: "Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi di antara mereka adalah ibarat satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya)."
Saat ini ada 150 juta pengguna media sosial aktif di Indonesia. Karena peluang itulah Baik Berisik tercipta. Dengan slogannya "Saat Palestina terusik, kita jangan hanya berbisik, kita harus berisik". Baik Berisik berkontribusi dan mengambil peran dalam pembebasan Palestina melalui media sosial. Baik Berisik membuat sebuah kampanye kreatif digital yang mengajak muslim milenial di Indonesia untuk aktif bergerak menyebarkan kepedulian serta perjuangan palestina.Â
Dengan kekuatan media sosial, Gerakan Baik Berisik mengajak para milenial untuk bersatu menyuarakan pembebasan Palestina. Media sosial yang saat ini di ciptakan orang barat untuk perang pemikiran, kita alih fungsikan sebagai sarana untuk pembebasan Palestina. Karena kita tahu bahwa kekuatan jempol kita sangat dasyat untuk ikut bersaksi, untuk ikut berjuang membebaskan dan membela umat islam melalui media sosial. Ketika banyak orang seakan bungkam, diam tak menyuarakan Palestina, jadilah jarum diantaranya. Jadilah jarum diantara tumpukan jerami. Setidaknya dengan adanya Gerakan Baik Berisik, kita ikut mengambil peran disana. Setidaknya kita tahu bahwa jarum itu ada walau tak sebanyak jerami.
Perlu kita ketauhi bahwa apa yang terjadi di Palestina saat ini bukan hanya konflik, tapi penjajahan dan kejahatan perang. Kejahatan yang mematikan, bombardir wilayah, semua itu merupakan kedzoliman yang terorganisir. Sejak tahun 1895, Herzl sudah menuliskan mimpi dan rencananya untuk mendirikan sebuah negara Yahudi. Dimulai dari mendatangi Sultan Abdul Hamid II untuk membeli tanah Palestina tetapi dengan tegas ditolak oleh Sultan Abdul Hamid II. Kemudian pada saat Konferensi Zionis diselenggarakan di Basel pada tahun 1897, merancang strategi untuk menghancurkan Turki Ustmani. Hingga pergerakan Zionis yang masih dilancarkan sampai saat ini.
Ali bin Abi Thalib pernah mengatakan bahwa "Kejahatan yang terorganisir akan mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir." Maka dari itu kita bersama-sama masuk dalam satu barisan umat islam untuk satu narasi pembebasan Palestina. Kita susun strategi dalam gerakan pembebasan Palestina. Dalam barisan Baik Berisik, bukan hanya sekedar berisik di media sosial, tapi kita berisik untuk meyuarakan hak kebebasan Palestina. Kita bersama-sama mempertahankan tanah leluhur kita, tanah para nabi, tanah para syuhada, kiblat pertama kita, Masjid Al-Aqsa berada di Palestina. Apakah kita tinggal diam ketika ka'bah diserang? Tentu dengan lantang kita teriak "Tidak". Begitupun dengan yang terjadi di Palestina sekarang. Apakah kita tinggal diam ketika saudara seiman kita disakiti? Penjajahan di Palestina bukan hanya sekedar konflik antar negara, tapi lebih dari itu. Kita sebagai manusia dan warga negara Indonesia seharusnya dapat melihat bahwa apa yang di lakukan oleh Zionis tidaklah sesuai dengan pembukaan UUD 1945, "Bahwa penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan." Adapun sesama muslim, kita bagaikan satu tubuh. Jika satu bagian sakit, maka bagian tubuh yang lain akan ikut sakit.
Kita jalin kolaborasi sesama umat islam untuk pembebasan Palestina. Ketika nanti kita di tanya oleh Allah, "Apa yang sudah kamu perjuangkan untuk umat islam?" "Apa yang sudah kamu berikan untuk pembebasan Palestina?" kita bisa menjawabnya. Perjuangan kita saat ini tidaklah sia-sia. Perjuangan yang kita lakukan saat ini dapat menjadi hujjah ketika nanti di akhirat.
Abu Umamah, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: "Akan senantiasa ada sekelompok umatku yang berada di atas kebenaran, mengalahkan musuh-musuhnya, dan orang-orang yang memusuhi mereka tidak akan mampu menimpakan bahaya terhadap mereka kecuali sedikit musibah semata. Demikianlah keadaannya sampai akhirnya datang urusan Allah."Â
"Wahai Rasulullah, di manakah kelompok tersebut?" tanya para sahabat.Â