The Liberator turut memberikan ruang kepada para perempuan. Tokoh penting yang ikut berperan, yaitu Maria W. Stewart. Ia mengecam perbudakan, gerakan kolonisasi, dan memperjuangkan hak-hak perempuan.
Keberadaan The Liberator membuat surat kabar atau media pers selanjutnya ditakuti sebagai kekuatan demokrasi yang bersifat revolusioner. The Liberator bahkan menurut pendapat ahli merupakan contoh kekuatan pers. Surat kabar The Liberator terus merilis artikel-artikel yang menyuarakan semangat anti-perbudakan sampai 1865.Â
The Liberator berarti bertahan selama ±30 tahun. The Liberator kemudian adalah perwujudan media publikasi anti perbudakan yang paling lama berjalan dan memainkan peran signifikan.
Daftar Rujukan:
Cain, William E. 1995. William Lloyd Garrison and The Fight Against Slavery: Selections from The Liberator. Boston: Bedford Books of St. Martin's Press.
Jacob, Donald M.. 1971. William Lloyd Garrison's Liberator and Boston's Blacks, (1830-1865). The New England Quarterly Vol. 44 No. 2.
Maas, Adhitya Chandra, dkk. 2005. Garis Besar Sejarah Amerika Serikat. Departemen Luar Negeri A.S.
Mayer, H. 1998. All on Fire: William Lloyd Garrison and The Abolition of Slavery. New York: St. Martin's Press.
Ripley, C. Peter, dkk. 1991. The Black Abolitionist Papers Volume III: The United States 1830-1846. Chapel Hill: The University of Carolina Press.
Rohrbach, A. 2002. Truth Stranger than Fiction: Race, Realism, and The U.S Literary Marketplace. New York: Palgrave.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H